Skip to Content

Desember 2012

Punah

Menembus jarum-jarum gerimis
Menata jika digenangan air hujan
Menyibak, membelah waktu
Sekejap basah
Hambar!
Mengunyah kesia-siaan
di rekahan rerumputan basah
Pejamkan mata, sejenak gelap

Sajak-sajak Akhir Tahun

Sungguh!

dalam telaga teduh matamu
aku masih mencari senyum ibuku


Sumpah!

kelesuan itu menjadi asap meliukliuk gelisah di kaki kursi di cengkeram gelap.

Pasrah

langit murung malam ini

gelegar petir seperti merestui

langit menjatuhan tangisnya malam ini

aku menerka-nerka dari balik jendela

anugerah ataukah duka

doa..jantung hati sukmaku

sair kebencian mendulangku

Aku Menunggumu

aku menunggumu

di sisa waktuku

dengan tengadah ke langit

sambil sesekali mengangguk

meskipun tak paham maknanya

aku yakin,

Demi Waktu

demi waktu
telah kupahat namamu
di atas prasasti hatiku
agar rinduku - rindumu
lekat menyatu
dalam pusara syahdu
menepis segala ragu
akan warna abu-abu

DI TIANG LULUH WAKTU

DI TIANG LULUH WAKTU

 

 

 

di tiang luluh waktu, di perjalanan sungai penuh,

engkau sengaja membunuh diri,

menjaring mendung

di beranda

kudengar angin berbisik

Penyair Bijak Itu

Sair kan cinta sepenuh hayalmu



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler