Kutulis namamu pada helai kabut yang perlahan berayun turun Dengan tinta tetes embun dari sela risau daun Pagi masih bisu saat aku bergelung gelisah mengenangmu
Kau hinggap dari bunga yang satu kebunga yang lainnya kau buai lalu kau hisap sarinya nikmatnya sekuntum bunga baru dalam mekarnya setelah puas kau berlalu dan tak kan pernah kemba
Wahai penyair dalam tempurung keluarlah! jangan biarkan jiwamu kerdil walau dunia memandangmu kecil besar tak jadi ukuran namun kecil tak berguna menjadi santapan
Komentar Terbaru