Skip to Content

Oktober 2016

Rasa

Untukmu 
yang bertanya tentang rindu
Ada!
kutitipkan dalam doa sunyi

Sekelumit Rasa

Ada yang tiba-tiba membuat ulu hatiku sakit. Menyesakan rongga dada hingga palung jiwa.

Ah. Apa harus sesakit ini ketika rasa sayang telah aku simpan seutuhnya untuknya.

Rasa yang begitu besar namun tak bisa lagi untuk aku utarakan. Aku hanya takut.

Takut jika nanti aku kembali membuatmu terluka. Menggoreskan luka lama yang nantinya

Boneka

Julian Troy adalah desainer kelas dunia yang rancangannya banyak di elu-elukan semua orang.

Ditambah parasnya yang rupawan menjadikan ia semakin digilai para gadis.

Pada sebuah pertemuan yang tidak sengaja sore itu. Terhitung sebulan yang lalu,

Mantra Sahabat

yang hitam belum tentu putih

Ada yang kutemukan ditubuhmu || Prosa

Ada yang kutemukan dari tubuhmu. Bukan masalah terlambat atau tidak, tapi bagaimana cara menanggapi tubuh itu dengan dada yang lapang, dengan pikir yang tenang. Kekhawatiran yang kian hari kian menumpuk, akhirnya rebah juga di tubuhku. Ya aku tak menyadari itu. Mungkin benar katamu, kita mungkin tengah disibukkan atau bahkan menyibukan diri membangun harapan-harapan atau bahkan kematian.

CERPEN KOMPAS 2004: “IKAN” KARYA DJENAR MAESA AYU

Ia ikan yang terbang. Ia burung yang berenang. Dan saya, adalah saksi yang melihat semua itu dengan mata telanjang.

CERPEN KOMPAS 2004: “BUNGA DARI IBU” KARYA PUTHUT EA

Karena jarak, kami hanya saling mengirim tanda lewat bunga. Ibu yang memulai dulu, waktu itu aku baru menempati rumah kecil yang sampai sekarang uang cicilannya masih menempati daftar potongan pertama di slip gajiku.

CERPEN KOMPAS 2004: “MENITI SEPI, MENANTI YANG PERGI” KARYA ISBEDY STIAWAN ZS

Kau tidak juga tersenyum, padahal sudah berulang kubikin lelucon di hadapanmu. Ada apa sebenarnya denganmu? Berbagai cerita bernuansa humoris yang kuingat telah kukisahkan semenarik mungkin. Tapi, kau tetap tak tertawa. Apa yang telah terjadi padamu?

CERPEN KOMPAS 2004: “BULAN TERBINGKAI JENDELA” KARYA INDRA TRANGGONO

Perempuan itu membuka gorden jendela. Angin malam menyisir rambutnya yang memerak dibakar usia, menerpa kerut-merut wajah yang dipahat waktu. Bertiup dari perbukitan yang jauh, angin itu seperti pengembara abadi yang setia mengunjunginya malam-malam begini. Itu memang kurang baik bagi dirinya yang sering batuk-batuk. Tapi ia toh nekat.

CERPEN KOMPAS 2004: “SEPASANG KERA YANG BERJALAN DARI PURA KE PURA” KARYA SUNARYONO BASUKI KS

Sudahkah kau dengar kisah tentang sepasang kera yang berjalan kaki dari pura ke pura untuk melaksanakan tugas akhir yang harus diemban menyucikan roh mereka berdua?



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler