Skip to Content

April 2017

Nak

MEMBACA JEJAK

Membaca jejak: tahun-tahun 

Sajakku Raden Ayu Jepara

Belum aku hingga mampu sampai mati
Hati yang lukanya dari derai satu dua kata-kata
Dari tajamnya tombak hingga duri terperi
Tiada semua untukku rasa itu

Tapi engkau

Syair Tua Pekik Merdeka

Tujuh puluh satu tahun untukmu
Indonesiaku tercinta
Ada banyak hari yang berlalu sebelum dan lampau
Jika dibanding usia ini
Adalah ukiran sejarah terpahat dalam kenangan

Dan hari itu....

Keringat setia,
Adalah pekik MERDEKA
Tempoe doeloe
Suara lantangmu harus dibayar dengan kucur darah & nyawa
Untuk kini udara yg kuhirup

Gugur bunga syair-syair menangis
Biarkan saja...

Kuda Kayu

Jadilah kuda kayu!
Saat jalan pikir bertemu buntu
Langkahi batu kerikil luka
Hitam putih Hidup ini

Siapa raja gerangan?
Bermurung durja dalam permainannya
Ratu cantik singsingkan lengan baju

Kematian Syair

Lihatlah! hai kawan
Itu, keringat dingin sang penyair
Terusap lembut di peraduan
Pertanda syair terlahir dan tergolek rindu

Lucu dan menggemaskan
Doaku untuk mu

AKU

Aku ini kesunyian nyata
Buah jiwa keluar dari jemariku
Begitu juga kau

Syair-syair terberi nama
Tak perlu larut tangis itu

Bahkanpun kalau ada
Kelindan untuk syair dengan kesunyian

Debu-debu Malamku

Tak bisa ku usap
Itu, desir malam berdebu
Yang membawa pesan sebab
Syair tak bertuan menjadi abu

Mengikuti jejak
Menapaki pijak
Tempatku yang bijak
Syair dan sajak

Kemeja merah jambu

 Masih kepada kemeja merah jambu

tatap diam nya membelenggu

lirikan tajam menghunus gerak ku

salah tingkah tentu saja

Sifat Tubuh Jenuh

Akulah tubuh dari unsur tanah dan dari tanahlah sifatku kadang pemurah.
Akulah tubuh dari unsur tanah didarinya ada air, dari airlah sifatku kadang tenang menyejukkan.



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler