Skip to Content

April 2017

Akulah Pecinta

Akulah pengembara

telah kutemukan tempat pemberhentianku

 

Akulah pemburu

telah kutemukan mangsaku

 

Akulah pembunuh

RINDU “PING”

Tergeletak tanpa asa, seolah sudah tak bermakna

Bersama tumpukan kumpulan prosa milik alam

KEMBALI HIDUP DENGAN SEPARUH NAFAS

Sesak...

Tak bisa bernafas...

EDELWEISKOE

Di puncak kau gagah mengalahkan dia

Sudah bersahabatkah  kau dengan pawana?

Dalam diam kau abadi dan mempesona

Warna putihmu seolah menjadikan kau semakin bernilai

SEKANTONG SEMANGAT

Kukayuh sepeda butut ke arah mentari terbit

Dibelakangku masih kubawa penuh dua keranjang

PASTI BERSUA

Pelangi pasti muncul entah kapan

Kata sang ibu untuk asa putri tercinta

Tunggu dengan senyuman

LUKISAN ENAM WARNA

Kusentuh kanvas setelah dua puluh masa

Coba memberi jiwa diatas kain lukisku yang sudah tak baru

cerutu kuba

CERUTU KUBA

 

Apa yang di fikirkan che, sementara tirani sudah runtuh lalu perjalanan apa yang belum tercapai,

Sambil menghisap dalam cerutu kuba

Musim Basah

Selain puisi. Apalagi?

yang membuat kita jatuh cinta

kata-kata tak punya usia

buku-buku bisa saja lapuk, melumut

tenggelam

Tenggelam

Lagi,lagi dan lagi rasa ini hilang..

Dia melenyapkannya

Perlahan menghapus binar mata yg untukku

Perlahan tak perlihatkan senyum nya



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler