Skip to Content

Mei 2017

Bulan Aku Ampun

Sunyi lebur di teduh
Direngkuh bulan wulan
Merindu sungguh
Keribaan mengalir penuh ampunan

Beriak kata tersesat terangkai
Ini teriak tubuh di kolam keruh
Aku rindu ramadhan penuh

Sepah Sekeringat

Debu-debu kota melekat di dahimu, mengikuti lelah yang tiada kalah dari puisi cinta merayu
Kita adalah muda-mudi
Keringat sengat mengalir dari wajah kota dipertuan tuan-nyonya

Syair Putih

Segera setelah syairku jadi daun
Ditiup angin jatuh di pangkuanmu
Sunyi menyanyi mengalun tak akan
Engkau di depanku

Pena ini meruncing aduhai
Terjaga di gelap malammu

Syair Merah

Aku dan pena ini
Menggores dalam luka
Tubuh buku-buku
Berdarah-darah

Tubuhnya ranum
Rela bercucur darah
Demi para pujangga

Kelopaknya sudah kaku
Sekedar kedip mata
Kau laksana buta

Paruh Kidung Bulan

Larik tarik malam
Sengau paruh bulan berkicau
Riak kering bulan samar-samar

Chairil Anwar

Siapa Chairil Anwar?
Berkelit kata mengunyah ludah
Siapa gerangan, tuan
Aku tak mengenalimu

Manis-manis pucuk telunjuk
Kuacungkan jari padamu
Kaulah sang perusak

Kekupu Cinta

Madu kawin kupu-kupu
Iming-imingan di lamunan
Menyiasati bayang-bayang dinda
Menghitung luka rindu

Andai tidak demikian aku padamu
Aku terhadap cintaku

Madu kawin kupu-kupu

(karna cinta yang jatuh tak jauh dari hati) Jinak-jinak Asmara3

(part ke 3)

"Jinak-jinak Asmara3" (karna cinta yg jatuh tak jauh dr hati)

Aku mencium arum bunga
Gelagatnya cinta yang datang
Aku hirup-surup

Harum mewangi

Kuncup bunga tiba juga

Jinak-jinak Asmara2

Duhai cinta...
Yang keluar keju-kelu
Dari tubuh jenuh

Tulangmu rapuh
Kau ambil dari rongga dadaku
Pergi ke tuan asmara

Oh.. Asmara
Sekali jatuh
Tiba-tiba bangun

Jinak-jinak Asmara

Barangkali cukup sulit terusap cinta
Sekali kena bunga
Cukup mudah untuk dipetik

Lalu duri menancapi hati
Kerinduan

Dilanda asmara dan duri lagi
Di hati
Untuk ditancapi berulang-ulang



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler