Skip to Content

Juli 2017

TERBIT DIKALA MENDUNG

Terbit dikala mendung Dalam rasa yang membendung Kau yang ku sanjung Di negeri para pencari untung Terbit dikala mendung Diantara deretan tanah yang menggunung Jatuh ku tersandung Diam bagai patun

MENERKA SENYUMAN

 

Deus de Amor: Kepada Cinta.

Deus de Amor: Kepada Cinta.

 

Pada Jembatan Tukad Unda.

Pada Jembatan Tukad Unda.

 

Jembatan ini, telah berulang dilalui

Tetapi tetap saja, kau tidak bisa menyeberanginya

C I N T A

Aku membiarkannya selalu teringat

mengucapkan namanya di luar kepala

merawatnya sambil mencabik-cabik hari

lalu kita mewarnai senja dengan

derai tawa dan

Di Satu Pojok Dago

Dinding kokoh berwarna dingin

dengan baris ornamen kayu 

lampu-lampu etalase

yang setia nyala

rak-rak dan kaca-kaca besar

dan sepatu-sepatu

pikirkan lah lagi

pikirkan lagi, aku hanya sebentuk hitam

aku tak lain ialah kumpulan kelam

aku buikannya salah adalah sekedar bayang-bayang malam

penikmat sendu senja

Rubuh dalam Peluh

bagi: dharmadi

tersungkur pada subuh
yang bergema memecah pagi beku
rubuh dalam peluh kepada sang teduh
semoga hati ini tetap utuh



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler