Skip to Content

Desember 2017

Kenanglah

Teman kita tinggal di buku, membaca sajak-sajak jejak dosenku. Di atas mimbar mereka membaca, keresahan penyair yang tak menemukan pena.

 

Yogya2017

Para Gelandangan

Para gelandangan telah lama tinggal di pertanyaan dan keresahan.

MUHAMMAD NURONA

M aha agung dan juga tinggi namamu  #  M enembus tinggi angkasanya yang biru

S emesta alam merayakan lahirmu. #  U njuknya bahagia didalam kalbu

A dakah segudang permata yang biru. #  H anya mampu bahagiakan sang empu

D an tak dapat menikmati selainmu. #  A tas dunia yang ada digenggammu

Warna

Senja meringkuk dalam pelukan

Rembulan menari di atas beban

Kala aku terpental dalam hidup

Yang dirasa adalah kesepian

 

Aku tanpa warna

Malaikat dapat kesetanan

Aroma hujan masih mengisi seluruh ruang kosong dalam kota ini. Aku masih saja memikul beban yang tak sedikitpun bertambah ringan. Beban hanya akan bertambah berat acapkali detik bergeser ke arah kanan. Muso, sahabatku ia benar - benar lupa tujuan utamanya ketika ia berniat untuk mencalonkan diri sebagai kepala daerah. Kali ini pun rasa - rasanya ia lupa terhadapku. 

Kedatangan fajar

Kini fajar telah tiba

Bersama jiwa yang semalam pergi meninggalkan raga

Mencari sisa-sisa kenangan diantara reruntuhan hati yang diterpa badai asmara

RUAH IMAJINASI

 

Malam menghampar hambar,

Menyusuri batas garis trotoar,

Kabut menyengat dingin pekat

Diantara jalanan sudut kota ini,

“KU KETUK PINTU HATIMU”

 

“Kita hanya perlu banyak bersyukur”

Dengan apa lagi ku ketuk pintu

Jika salam dan puisi menjadi sunyi,

Hidup adalah takdir, lahir dan mati



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler