Skip to Content

Desember 2017

“SAJAK REMBULAN”

“SAJAK REMBULAN”

 

Kini hanya se carik kertas.,

Dengan aksara yang rebah

Tertiup angin di sisi trotoar

J A T U H H A T I

Mata batin mata hati

Mata dewa mata mata

Drimu

setiap malam setiap menit mengapa kau

selalu hadir dalam tidurku

mungkin karena aku rindu

tetaplah kau menjadi bunga tidurku..

temani disetiap tidurku..

Selamat tinggal

Selamat tinggal

Terpaksa aku meninggalkanmu

Setelah tahu ketentuan tuhan tak seperti yang kuangankan

Setelah tahu kau adalah kekasih orang lain

Panggung khayalan

Kasih..

Disaat angin membisikkan namamu

Kesadaranku mulai terbang bersama luka

Meninggalkan jasad yang sedang dimabuk cinta

Diatas panggung khayalan...

ah, aku khawatir sekaliiii...

Bagaimana nasibku kelak? Jika malam telah tiada dalam cangkir kopiku

Bagaimana nasibku kelak? Jika kata-kataku tidak mampu lagi kukalimatkan

Pertemuan yang tercatat di Lauhul Mahfud

Di malam nanti aku akan menemuimu di teratai putih

Sambil berenang dan berkelahi dengan ombak kekusaan yang takpernah surut

Imaji bangsa

Detik melesat bagai petir

Kala aku terhempas dari hidup yang getir

Imaji bangsa

Detik melesat bagai petir

Kala aku terhempas dari hidup yang getir

pria bersajak sendu

Setiap kali ku baca sajak sendumu

Sembilu belati menikam khalbu

Meremuk ulu hatiku

Daku selalu ingin tau

Berakhir bagaimanakah takdirmu



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler