Skip to Content

September 2018

Di Pagi Redup Terang

Di Pagi Redup Terang

 

Di pagi redup terang

Engkau berselendang riang

Pergi melenggang senang

 

Aku Tak Sanggup Memimpikannya

Aku Tak Sanggup Memimpikannya

 

Gejolak itu pasti menyambar

Mengobar-kobar luar biasa

Membakar! Berkali-kali

Andai, Bukan Berandai-andai

Andai, Bukan Berandai-andai

 

Andai harus kehilangan sepasang

Tangan dan kaki, aku pun masih memiliki

Tubuh bersama kepala

Luka Lidah

Luka Lidah

: Syarifuddin Arifin

 

Panas dingin membara di dada

Anak negeri terlunta-lunta

Membaca Malam

Membaca Malam 

 

Tanpa rembulan

Tanpa gemintang

--kelam

Tetap ada cahaya menyambar

Kalender Tak Bertanggal

Kalender Tak Bertanggal

 

Wajah keriting di warung kopi

Di sana aku membaca negeri

Gabak bergulung menggumpal kental

Yang Hilang Suatu Hari

Yang Hilang Suatu Hari

 

Ratapan Rantau

Ratapan Rantau

 

Memandang jauh, menerawang hamparan

Sawah leladang hijau merumpun subur

Dedaun luruh membawa pesan

Pulanglah, Nak!

Pulanglah, Nak!

: Sri Nurhayati


Pulanglah, Nak!

Ibu rindu memelukmu

Air mata ini bercucuran

Melebihi hujan jatuh



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler