Di Pagi Redup Terang
Di pagi redup terang
Engkau berselendang riang
Pergi melenggang senang
Aku Tak Sanggup Memimpikannya
Gejolak itu pasti menyambar
Mengobar-kobar luar biasa
Membakar! Berkali-kali
Andai, Bukan Berandai-andai
Andai harus kehilangan sepasang
Tangan dan kaki, aku pun masih memiliki
Tubuh bersama kepala
Luka Lidah
: Syarifuddin Arifin
Panas dingin membara di dada
Anak negeri terlunta-lunta
Membaca Malam
Tanpa rembulan
Tanpa gemintang
--kelam
Tetap ada cahaya menyambar
Kalender Tak Bertanggal
Wajah keriting di warung kopi
Di sana aku membaca negeri
Gabak bergulung menggumpal kental
Yang Hilang Suatu Hari
Ratapan Rantau
Memandang jauh, menerawang hamparan
Sawah leladang hijau merumpun subur
Dedaun luruh membawa pesan
Pulanglah, Nak!
: Sri Nurhayati
Ibu rindu memelukmu
Air mata ini bercucuran
Melebihi hujan jatuh
Komentar Terbaru