Skip to Content

Juli 2019

CERPEN KOMPAS 2006 “ALUN-ALUN SURYAKENCANA” KARYA F. RAHARDI

Seperti biasa, pagi itu Alun-alun Suryakencana di Taman Nasional Gede Pangrango sangat cerah. Langit begitu biru dan bersih. Tak ada awan, tak ada kabut, tak ada angin. Matahari putih dan silau, tetapi udara masih juga dingin. Semua sepi. Hanya sekali-sekali dipecah tawa, teriakan dan suara misting beradu dari arah tenda.

CERPEN KOMPAS 2006 “PEMBUNUH BERTOPENG” KARYA S PRASETYO UTOMO

Perempuan penyanyi kelab malam itu tak merasakan getar angin yang lamban di atas kuil emas Buddha tidur. Somsri senantiasa mencari makna ajal yang damai di wajah patung keemasan itu. Belum juga dimengertinya, mengapa kedamaian yang menenteramkan terpancar pada wajah Buddha menjelang wafat. Selalu saja ia menatap wajah kekasih gelapnya, Somjai, yang terperangkap kecemasan.

CERPEN KOMPAS 2006 “ABAK” KARYA FARIZAL SIKUMBANG

Abak kata orang kini seperti telah dibuang. Dibuang oleh mande serta Uni Ida. Memang abak tidak tinggal lagi di rumah kami, semenjak Uni Ida bertengkar dengan abak dua minggu yang lewat, abak kini sudah tidak pulang-pulang. Kata orang-orang di kampung, abak sering tidur di dalam surau, atau kadang kala menumpang di rumah saudaranya. Abak makan terpaksa diberi oleh teman-temannya.

CERPEN KOMPAS 2006 “AKU, IKAN YANG BERENANG” KARYA PUTU FAJAR ARCANA

Aku merasa kau menggamit tanganku ketika ombak ketiga menggulung kita. Waktu itu samar-samar kulihat kilau perahu terbalik di arah matahari. Tetapi semuanya sudah jauh sekali dari jangkauan. Karena itu, sudahlah, aku memilih jadi bagian dari laut. Kulepaskan gamitan tanganmu, dan aku meluncur ke dasar serupa terumbu.

SERAUT SURAT PERBANI

Waktu berjalan bermakna

Menghitung mundur waktu - masa - semua

Sepenggalah iktibar matahari senja

Cerita perjalanan nan sunyi-lama

 

DERITA SENJA

Sang waktu pun tak sanggup menangkis

Senja yang telah lalu semakin terkikis

Duka lama bersimpuh pada deras air mata tangis

Kesombongan

Aq Pernah Melihat Orang yang sombong

Sombong dalam ucapannya..

Sombong dalam pikirannya

Sombong dalam sikapnya

Sombong dalam cara matanya memandang...

Sombong dalam cara hatinya merespon

Kesombongan seakan telah menjadi Raja atas banyak hal

Sehingga terkadang mereka lupa bahwa Kerendahan hati

Mahligai Senja untuk Dara

 

Mahligai senja untuk dara

Kini terasa lapuk dan hampa

Ia melupa segala!

 

Biar saja tak berpenghuni

Titip Rindu Buat Bunda

Bila larut tiba
Jiwaku terbang jauh ke suatu masa
Terdampar kenangan di muka jiwa
Di tengah lara aku masih punya asa

Kosong

mentari terhalang mend



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler