he aku tanya ada apa pagi rame-rame
di udara siang malam ada bau bangke
jelas ini bukan pesing pipis pete
seerat apapun menggenggam putih tak terhitamkan
hingga ada batas siang malampun hitam tak terputihkan
jika sayap-sayap diikat bagaimana ‘kan bisa terbang
tangan ditetak putus bagaimana ‘kan bisa menggapai
hitam pada putihmu membuat aku terhempas
karena kuning pada putihmu kulepas
lalu semua menjadi jelas
bibir bibir yang pecah
bibir bibir yang basah darah
bibir bibir yang rusak parah
karena kelu yang dahulu telah menjelma menjadi bisu
dan lidah telah kaku tak kuasa berkata-kata
aku terpasung pada dinding tembus pandang
dinding dengan lukisan wajah serba cinta
Pangkalpinang, 1963.
Lihat kemiri dan duri pandan
Dibungkus memakai kain sarung
Tidak ke kiri tidak ke kanan
Duduk terhenyak menelan bingung
Di bungkus memakai kain sarung
Dibawa lari ke dalam kota
Sapukan rumput tanam semangka
Tanam juga batang mahoni
Seujung rambut aku tak menyangka
Komentar Terbaru