Skip to Content

Juni 2020

LELAKI DAN AYAT-AYAT DI KEBUN

Lelaki di kebun duduk di pondok tanpa atap

Ke batas pandang terhalang mega-mega putih menatap

Bergumam sendiri apakah aku siap

KEMBALI DARI TAK PERNAH PERGI

entah berapa kali aku telah merebahkan kepala di dadamu

ternyata kita telah lama saling mendekap

JANJI MATI DI EMPER TOKO

matahari dari barat memanggang lelaki malang

terkapar di emper toko tak dihiraukan orang

HEBAT

Sepakat

Dipakai mengikat

Merekat dekat

Ketat

Keluar khianat

KINI KAU KAU AKU AKU

Cintaku bernas yang kunyalakan sebagai penerang

Pada jalan setapakmu yang masih panjang

URIP SEPISAN MATI SEPISAN (14) SELESAI

“Engkau telah bertemu dengan 48. 48 adalah AL-FATH. AlFath adalah Kemenangan. Kemenangan perjuanganmu 9 hari 9 malam semoga tidak kau rusak dengan keangkuhan. Tengoklah sejenak masa lalumu. Engkau menjadi lelaki hancur karena ketidakjujuran dan keangkuhanmu. Pertahankan kemenangan ini dengan sabar dan taqwa.

URIP SEPISAN MATI SEPISAN (13)

Diyah sekarang tidak terganjal dengan masalah uang. Dulu ketika awal bisnisnya ia selalu berharap lelaki gagah ini memberinya uang. Sekarang tidak. Yang penting lelaki gagahnya bisa menemaninya. Meski setengah malam tidak masalah daripada menghabiskan panjangnya malam dengan kesepian yang tidak pecah.

Penduduk desa El pueblo 2

 

 

 

 

KINI AKU BENAR MENUNGGU

aku menunggumu di sini di balik tirai sepi

yang kupasang sendiri pada dinding hati

PANGGUNGNYA JALAN SETAPAK

Seperti ombak bergulung berkejaran lalu berderai

Pecah berbuih di bibir pantai

Seperti itulah tarian ini harus selesai



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler