Skip to Content

Juni 2020

MUHAMMAD

Empat yang tujuh

Utusan yang utuh

 

201702031258 Kotabaru Karawang

MIMPI YANG AKAN HILANG

kini tak ada lagi yang harus diucapkan

simpan saja semuanya dan jadikan kenangan

MALAM SEIBU BULAN

kucari malam seribu bulan pada dawai biola

satu biola empat dawai aku mainkan empatbelas

menelusuri ruas jariku

KUNCI EMPAT TIGA

hai mari sebentar kita jalan bersama

untuk melihat empatbelas pertama bilangan prima

dalam alqur”an tempatnya nyata

FAJAR DUA

satu

engkau jelas dalam dua

satu dua

engkau jelas dalam tiga

satu dua tiga

MASIH PANTASKAH

aku tak tahu apakah engkau yang pergi

atau aku yang meninggalkan engkau

yang terasa adalah aku terpanggang dalam sepi

KUTATAP CINTAMU

Dengan sentilan jari engkau melukis cinta

Pada lempengan tanah serambi mekah

Tubuh-tubuh rubuh runtuh luka jiwa luka raga

DI BALIK PUISI “DEMI”

Awal-awalnya dia tidak banyak cerita. Mungkin karena tidak banyak kosakata yang dia miliki untuk mengungkap apa yang dirasakannya. Tapi dari keterbatasan kalimatnya aku mengerti apa yang sering dialami dalam keseharian yang dilaluinya.

DI BALIK PUISI IIN

IIN

 

Senja mendung muram di teras tampak seraut wajah

 Datang mengetukkan tongkat keras sengaja singgah

Tongkat pendek bahu miring nafas terengah-engah

Kulit coklat hitam terbakar dalam sisa langkah

MARI BERJALAN BERSAMAKU

Jangan katakan ada api jika hanya asap yang kau lihat

Jangan pula kau katakan ada api saat ke api itu kau hanya dekat



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler