Skip to Content

Ahmadun Yosi Herfanda Umumkan 23 Nomine Anugerah Sastra Litera

Foto indra
files/user/762/bincang-sastra-litera-2017-2.jpeg
Bincang Sastra Litera "Mengembalikan Sastra Pada Kekuatan Teks" di Tangerang Selatan, 25 Maret 2017. (TEMPO/Mustafa Ismail)

Sastrawan Ahmadun Yosi Herfanda mengatakan sebanyak 23 sastrawan Indonesia yang terdiri dari penyair dan cerpenis berpeluang untuk meraih Anugerah Sastra Litera 2017 -- karya mereka pernah dimuat di portal sastra Litera yang beralamat di litera.co.id.

“Sebagian di antara mereka adalah nama-nama baru dalam dunia sastra. Ini menggembirakan,” kata Ahmadun Yosi Herfanda, pemimpin umum sekaligus pemimpin redaksi Litera di Jakarta, 29 Maret 2017.

Menurut Ahmadun Yosi Herfanda, karya mereka mengisi rubrik puisi dan cerpen Litera selama 2016. Di jajaran penyair, ada Budhi Setyawan, Dedy Tri Riyadi, Eddy Pranata PNP, Eko Ragil Ar-Rahman, Fikar W. Eda, Iwan Setiawan, Moh. Ghufron Cholid, Rai Sri Artini, Rukmi Wisnu Wardani, Surya Gemilang, Wahyu Gandi G, dan Willy Ana.

Untuk kategori cerpen, ada Armin Bell, Dianing Widya, Kasim MD, Kristiawan Balasa, Kurnia Gusti Sawiji, Mahan Jamil Hudani, Ni Komang Ariani, Setiyo Bardono, Seto Permada, Yuditeha dan Zaenal Radar T.

Nama-nama itu muncul setelah tim juri yang terdiri dari Ahmadun Yosi Herfanda, Mustafa Ismail dan Mahrus Prihany mengadakan seleksi terhadap karya-karya yang dimuat di media daring  sastra itu sepanjang 2016.

“Ada puluhan nama yang karyanya dimuat di Litera sepanjang tahun lalu. Dari sana tersaring 23 nama sastrawan sebagai calon penerima penghargaan,” tutur Ahmadun Yosi Herfanda dalam siaran pers.

Ahmadun Yosi Herfanda menjelaskan dari 23 nama itu juri akan memilih karya terbaik untuk masing-masing kategori (puisi dan cerpen) dan empat karya terpuji. Karya terbaik untuk puisi dan cerpen akan mendapatkan Anugerah Litera yang akan diserahkan pada perayaan ulang tahun portal sastra itu di Serpong, Tangerang Selatang, pada 28 April 2017.

“Penerima Anugerah Litera akan mendapatkan piala, piagam dan sedikit insentif untuk menulis,” kata Ahmadun Yosi Herfanda. Adapun karya terpuji akan mendapatkan piagam dan bingkisan buku. Salah seorang juri, Mustafa Ismail, mengatakan dari karya-karya yang mereka baca dan seleksi, menunjukkan betapa kayanya estetika sastra Indonesia. Fakta itu menepis anggapan bahwa estetika sastra Indonesia seragam seperti terlihat dalam karya yang dimuat di media arus utama, terutama yang terbit di Jakarta.

“Gaya berpuisi dan bercerita dari sastrawan Indonesia sangat berwarna. Mereka datang dan kental dengan kearifan dan estetika lokal masing-masing,” ujar penyair asal Aceh itu.

Mahrus Prihany yang juga Ketua Panitia Anugerah Litera menjelaskan ulang tahun Litera diwarnai dengan beragam acara. Acara pertama adalah bincang sastra bertajuk “Mengembalikan Sastra Pada Kekuatan Teks” yang diadakan pada Sabtu, 25 Maret lalu di sebuah kafe di Pamulang, Tangerang Selatan.

Adapun acara puncak pada 28 April 2017 akan diisi dengan pembacaan puisi dan cerpen oleh sejumlah sastrawa, antara lain Sutardji Calzoum Bahri, Asrizal Nur dan Slamet Widodo. Dalam acara yang didukung Djarum Foundation itu ada pula peluncuran buku puisi dan cerpen terpilih Litera serta seminar sastra dengan pembicara Maman S. Mahayana, Rida K. Liamsi dan Hasan Aspahani.

“Kami juga mengadakan bazar buku sastra dan mengajak sastrawan untuk berpartisipasi dalam bazar tersebut,” kata Iman Sembada, kordinator bazar buku sastra.


tempo.co, Rabu, 29 Maret 2017 17:13 WIB

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler