Skip to Content

Bandung Readers Festival, Pesta Perayaan Literasi untuk Semua

Foto indra

Dua pekan lagi Bandung Readers Festival (BRF) yang pertama akan dimulai. Sebanyak 45 pembicara telah memastikan diri hadir di perhelatan lima hari untuk merayakan literasi ini.

Koordinator BRF Galuh Pangestri mengatakan, kegiatan ini menyusul geliat literasi di beberapa kota lainnya, seperti Jakarta, Makassar, dan Solo. "Di Bandung kegiatan literasi banyak, tapi sendiri-sendiri. Kami mencoba untuk menyatukan dalam kegiatan besar," kata Galuh saat berkunjung ke Redaksi Pikiran Rakyat, Senin, 19 Agustus 2019.

BRF akan digelar mulai 4-8 September 2019 di lima lokasi yaitu, Institut Francais Indonesie (IFI) Jalan Purnawarman, Abaraham & Smith HQ Jalan Tamblong Dalam, Rumah Panasdalam Jalan Ambon, NuArt Sculpture Park Jalan Setraduta Raya, dan Museum Gedung Sate Jalan Diponegoro.

BRF perdana ini diberi judul "To Read or Not To Read". Galuh menjelaskan, tema ini menyoroti perubahan cara baca di era digital. Pada era ini, pembaca dibanjiri informasi di berbagai platform. "Pilihannya kemudian informasi ini akan kita baca atau tidak," ujar Galuh.

Ia menambahkan, BRF sengaja dibuat sebagai perayaan bagi pembaca dan aktivitas membaca. "Kalau di kota lain ada yang writers and readers festival, di Bandung ini hanya readers saja. Kemampuan menulis juga kan memerlukan kemampuan membaca teks dan konteks juga," tuturnya.

Galuh menambahkan, BRF ingin menjadi perhelatan yang bisa dinikmati oleh siapa saja. Tak hanya pembaca karya sastra, tetapi semua orang yang mencintai aktivitas membaca. "Seluruh acara ini gratis untuk umum," ujarnya.

Relasi Media BRF Ayu Oktariani menjelaskan, selama lima hari itu digelar diskusi, bincang-bincang, sharing session, workshop, bazar, dan lainnya. Sebanyak 45 nara sumber sudah menyatakan kehadirannya, antara lain Fryza Pavitta, Mona Sylviana, Lili Yulianti Farid, Theorisia Rumthe, Pangeran Siahaan, Man Jassad, Ilham Nurwansah, dan lainnya.

Beberapa tema yang akan dibahas dalam rangkaian acara itu diantaranya Hak Baca bagi Difabel, Membaca Kritis, Melacak Jejak Perempuan dalam Sastra, Aktivisme Sosial di Era Digital, dan lainnya. Informasi selengkapnya bisa dilihat di www.bandungreaders.com.***


pikiran-rakyat.com, Selasa, 20 Agustus 2019 18:02WIB

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler