Skip to Content

CERITA RAKYAT DAN BUDI LUHUR BANGSA

Foto ombi

Pada saat ini cerita rakyat sudah tidak lagi menjadi pengantar tidur anak-anak. Padahal cerita rakyat itu sebenarnya mampu membangun dan menanamkan karakter mulia. Melalui cerita-cerita rakyat itulah, anak-anak akan diberitahu mengenai mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang disukai Tuhan dan mana yang dibenci, mana yang membuat manusia menjadi hebat dan mana yang menjadi terpuruk.

Demikian diungkapkan Prof Dr Ayu Sutarto, budayawan dan pengamat budaya Fakultas Sastra Universitas Negeri Jember, pada bedah buku mengenai cerita rakyat Madura di Jember, Jawa Timur, Selasa (10/5).

"Kami bersama tim menulis tiga buku cerita rakyat Madura, Tengger, dan Using (Banyuwangi). Setiap buku berisi sembilan cerita rakyat, serta ditulis dalam Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan bahasa daerah setempat," kata Ayu Sutarto.

Menurut Ayu Sutarto, cerita tentang Malin Kundang, Batu Menangis, Buta Ijo, Timun Emas, Angling Darma, Sangkuriang, Jaka Tarub, dan kisah fenomenal lainnya yang diambil dari Mahabarata dan Ramayana, pernah menjadi dongeng pengantar tidur yang mujarab. Cerita-cerita itu menuai decak kagum anak-anak di kamar tidur atau ruang kelas.

Orang tua dan guru menceritakannya dengan sangat menarik, dan menggaris bawahi pesan luhur yang terkandung di dalam cerita rakyat tersebut. Cerita rakyat yang disampaikan menjelang tidur pada anak-anak, selain menghibur juga memberi wawasan tentang kebajikan, kebenaran, keadilan, kejujuran, tanggungjawab, dan cinta tanah air.

"Cerita ini juga mengajarkan pentingnya rasa tanggung jawab, memiliki rasa malu, pentingnya menghergai perbedaan, serta pentingnya membangun rasa senasib sepenaggungan dalam perikehidupan sesama," kata Ayu Sutarto.

Ayu Suitarto menambahkan, ada ribuan cerita rakyat di Madura tetapi hanya sembilan cerita yang ditulis dalam buku itu dalam tiga bahawa, Bahasa Madura, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris.

"Sebagai pewaris cerita rakyat Indoensia, kami berupaya melestarikan cerita rakyat melalui dunia penerbitan. Kali ini kami mengemasnya dalam bentuk cerita yang mudah dierna, dan disajikan dalam setempat," kata Ayu Sutarto.

Cerita rakyat mampu menggugah hati dan pikiran bahwa warisan budaya ini, dapat digunakan bukan saja menghibur anak bangsa tetapi juga mencerahkan hati dan pikiran. Lebih dari itu, melalui cerita rakyat ini maka anak bangsa dapat lebih mengenal budayanya sehingga diharapkan bisa meniru budi luhur tokoh di dalam cerita itu.


Sumber: Kompas.com

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler