Skip to Content

DELAPAN ARTIS JADI IKON KARYA SASTRA KLASIK

Foto ombi

Delapan orang artis dan penyanyi Indonesia menjadi ikon karya sastra klasik yang dipadu dalam satu judul seri Sastra Klasik `Indonesian Cultural Heritage` (warisan budaya Indonesia).
Jakarta, 10/6 (ANTARA) - Delapan orang artis dan penyanyi Indonesia menjadi ikon karya
sastra klasik yang dipadu dalam satu judul seri Sastra Klasik `Indonesian Cultural Heritage` (warisan budaya Indonesia).

Delapan artis dan penyanyi yang menjadi ikon karya klasik itu, yakni Cornelia Agatha (ikon buku Layar terkembang), Maudy Kusnaedy (ikon buku Salah Asuhan), Yuni Shara (ikon buku Azab dan Sengsara), Andrea Aksana (ikon buku Habis Gelap terbitlah terang).
Tio Pakusadewo (ikon buku Atheis), Lukman Sardi (ikon buku Salah Pilih), Vincen 80`s (ikon buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma), dan Happy Salma (ikon buku Sitti Nurbaya).

"Pemilihan delapan artis yang menjadi ikon buku yang diluncurkan tersebut disesuaikan dengan karakter artis tersebut. Pemilihan artis tersebut berdasarkan musyawarah," kata Direktur Utama Balai Pustaka Zaim Uchrowi saat peluncuran buku "Seri Sastra Klasik", di Museum Nasional Jakarta, Rabu malam.
Menurut dia, adanya keinginan para artis yang terlibat dalam peluncuran delapan karya sastra klasik itu patut mendapatkan apresiasi karena mereka mau untuk belajar tentang sastra klasik. "Saya memberikan apresiasi kepada mereka karena mau belajar tentang sastra klasik. Padahal, mereka sering mendapatkan kesulitan untuk memahaminya," ujarnya. Zaim berharap dengan adanya keterlibatan para ikon ini dapat membantu proses penyerapan
nilai-nilai moral dan budi pekerti yang terkandung dalam setiap buku yang mereka bawakan, khususnya di kalangan generasi muda Indonesia.
Untuk memaksimalkan penerapan nilai-nilai moral tersebut, pihaknya akan mengadakan kegiatan roadshow di beberapa lokasi di Jakarta.


Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler