Skip to Content

Festival Sastra Ubud Kembali Digelar

Foto indra

Festival sastra bertajuk Ubud Writers and Readers Festival kembali digelar di kawasan wisata Ubud, Gianyar, Bali. Selama beberapa hari mulai Rabu (3/10/2012), puluhan penulis dan budayawan akan dihadirkan untuk menyemarakkan festival sastra yang tahun ini mengambil tema Bumi Manusia.

Festival sastra di Ubud ini, menurut siaran pers yang diterima Kompas, dilangsungkan di beberapa venue terpisah, di antaranya di Museum Neka, Indus, Left Bank Lounge, dan Rumah Baca serta Museum Puri Lukisan Ubud. Festival ini akan menghadirkan penulis muda dari pelosok Nusantara untuk bergabung dengan penulis ternama dari Indonesia dan kalangan internasional dari 30 negara.

Festival sastra yang akan dibuka resmi pada Kamis (4/10/2012) dan berlangsung sampai akhir pekan ini juga diisi dengan sejumlah kegiatan, di antaranya diskusi, pemutaran film, dan malam apresiasi karya sastrawan besar Indonesia, Pramoedya Ananta Toer.

 

Penulis Dunia Refleksikan Keberagaman di Ubud

Para penulis dunia akan berkumpul di Ubud, Gianyar untuk merefleksikan keragaman dunia dalam ajang "Ubud Writers and Readers Festival" pada 3-7 Oktober 2012.

Festival ini lahir setelah tragedi Bom Bali pertama pada 2002, yang semula dilatarbelakangi adanya keinginan untuk menguatkan tali persaudaraan dan menunjukan keragaman budaya kita kepada dunia, kata Direktur sekaligus pendiri Ubud Writers and Readers Festival Janet DeNeefe dalam keterangan persnya yang diterima di Denpasar, Rabu.

Ia menyampaikan, selain penulis, dalam ajang tersebut juga dihadiri para penikmat dan pemikir seluruh pelosok dunia.

Ajang tahunan ini menjadi suatu serambi bagi para penulis dan pembaca untuk saling bertukar pikiran dan mengenal keragaman budaya masing-masing, ujarnya.

Menurut dia, sebuah karya tulis memiliki kekuatan yang dapat mengangkat bahkan mengubah sesuatu.

Janet DeNeefe mengatakan pihaknya mendatangkan para pemikir dunia bersama dengan penulis-penulis Indonesia untuk membahas, mendebatkan, dan merayakan seni kesusastraan. Dengan cara tersendiri dalam memperingati peristiwa itu setiap tahunnya," katanya.

Para penulis dan tokoh kenamaan dunia, lanjut dia, akan turut terbagi kisah dengan para pembaca dan penulis lainnya.

Ia menyebut nanti ada  John Pilger yakni seorang jurnalis asal Australia yang telah meliput banyak peperangan dan konflik antarnegara.

Jhon akan berbagi pengalaman tentang apa yang mendorongnya untuk menguak kebenaran, walaupun orang lain masih takut untuk melihat, ucap Janet.

Sementara untuk tokoh dari Indonesia akan hadir Todung Mulya Lubis, salah seorang advokat hukum yang dihormati di negara ini akan duduk bersama Jose Ramos-Horta dalam suatu diskusi mengenai pergolakan di masa lalu Timor Leste dan tentang masa depan dari negara tersebut serta masih banyak pembicara penting lainnya, ujarnya.

Terkait dengan tahun ini yang merupakan tonggak memperingati 10 tahun bom Bali, Janet merasa senang karena  telah berhasil mengumpulkan suara-suara yang berani mencari dan menyatakan kebenaran.


regional.kompas.com, Rabu, 3 Oktober 2012 12:58 WIB

regional.kompas.com, Kamis, 27 September 2012 04:20 WIB

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler