Skip to Content

Kisah Ayu Remaja dengan Puisi 'Jangan Panggil Aku Pincang'

Foto Hikmat
files/user/4/jangan-panggil-aku-pincang.jpg

Senyum mengembang setelah tangis pecah saat remaja berambut ikal ini menceritakan perjalanan amputasi kaki kirinya. Namun Amanatul Diah Ayu, siswa kelas 6 SDN 5 Pesanggaran, Banyuwangi itu tetap bersemangat bercerita tentang impiannya menjadi seorang dokter.

Di sudut ruang salat rumahnya, gadis 12 tahun itu bercerita sekilas tentang peristiwa kecelakaan yang dialami ketika usia 2 tahun. Berbekal ingatan samar, gadis yang akrab disapa Ayu ini sempat mengalami musibah kecelakaan bersama ibunya, Misiyem. Meski nyawanya terselamatkan, Ayu harus kehilangan kaki kirinya. Tapi peristiwa ini membuat ia harus kehilangan ibu tercinta untuk selama-lamanya. Bapak kandungnya Suroto, pun tak pernah menyambangin lagi sejak Ayu berusia 6 tahun.

Meski begitu, Ayu tetap bersyukur bisa tetap mendapat limpahan kasih sayang dari neneknya, Misinah (70). Ayu tetap belajar tegar menjalani hidup dan tetap fokus pada sekolahnya. Kaki palsu kayu miliknya yang terpasang di kaki kiri, ialah satu-satunya sahabat terbaik saat Ayu bepergian ke sekolah yang berjarak sekitar 1 Km dari rumahnya.

"Ini sudah ganti kaki palsu 3 kali, tapi ini juga sudah nggak muat lagi, belum bisa ganti baru. Jadi kalau dipakai jalan jauh agak sakit," kata Ayu sambil melepas kaki palsunya ketika ditemui detikcom dirumah berukuran 5x5 milik neneknya, Jumat (29/4/2016).

Di sekolah, prestasi Ayu dinilai cukup baik. Tercatat ia selalu masuk dalam peringkat 10 besar. Namun jika dibandingkan dengan kawan-kawan sebayanya, sesekali Ayu terlihat murung. Dalam satu waktu, Ayu juga menyempatkan diri untuk lebih memilih aktif menulis puisi.

Salah satunya ialah puisi yang menceritakan tentang kekesalannya saat harus dipanggil pincang oleh kawan sebayanya. Di hari puisi nasional, Ayu ingin berbagi puisi untuk tetap menyemangati diri dan kawan-kawan lain yang mungkin mengalami hal serupa sepertinya. Puisi ini bercerita tentang kisah hidupnya yang sempat meredup namun ia lawan dalam semangat dan doa.

Berikut puisi milik Ayu:

       Jangan Panggil Aku Pincang

Dulu hidupku sangat bergembira
Kecil, bersih tak berdosa          
Namun setelah kecelakaan
Hidupku berubah, selalu kesepian

Aku diejek tapi tak pernah terhiraukan
Memilih berlalu, meski merengek
Demi cita-citaku
Aku bangkit dari pilu

Kawan, jangan panggil aku pincang
Karena takdirNya pun tak pernah lancang

Terima kasih Tuhan kau sudah menyadarkanku
Kupilih jalan lurusMu


Sumber: detik.com, Jumat 29 April 2016, 08:08 WIB

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler