Skip to Content

Kuliah Sastra Sunda, Masih Zamankah?

Foto indra
files/user/762/fera-febriani-unpad.jpg
Foto: Fera Febriani/Unpad

Sastra Sunda. Mendengar jurusan tersebut terkadang justru membuat kawula muda memalingkan muka dan justru memilih program studi lain dalam perkuliahan. Selaras dengan kecintaan mereka terhadap bahasa daerah, dua mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung jurusan Sastra Sunda justru berhasil menorehkan prestasi pada Wisudawan Unpad Bandung Gelombang II Tahun Akademik 2012/2013.  
Adalah Euis Siti Nur Fauziah dan Fera Febriani. Euis menyandang predikat wisudawan dengan IPK tertinggi, yakni 3,94 sementara Fera tercatat sebagai wisudawan dengan masa studi tercepat, yaitu tiga tahun tiga bulan.

Selama berkuliah di Sastra Sunda Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unpad, Euis dan Fera mengaku banyak mendapat ilmu dan pengalaman berharga. Sebab, menurut mereka, dapat mempelajari bahasa dan kebudayaan Sunda adalah kebanggaan tersendiri.

Baik Euis maupun Fera perkuliahan ini membantu mereka memahami bagaimana kebudayaan tempat keduanya dilahirkan. Sehingga, karakter Sunda yang kini semakin hilang dalam aktivitas masyarakat Sunda saat ini setidaknya masih melekat dan tertanam dalam jiwa mereka.

“Di Sastra Sunda banyak juga mahasiswa asing yang belajar Sastra Sunda di Unpad. Orang asing saja sampai serius belajar bahasa dan budaya Sunda, masa kita sendiri yang notabene orang Sunda tidak serius mempelajarinya,” ujar Euis, seperti dilansir Okezone dari laman Unpad, Kamis (7/2/2013).

Fera menambahkan, upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan bahasa maupun kebudayaan Sunda adalah dengan memulainya dari diri sendiri. “Bagaimana kita bisa melestarikan kebudayaan Sunda apabila kita sendiri tidak pernah mempelajarinya?” timpal Fera.

Kedua mahasiswi tersebut mengaku, kerja keras yang mereka lakukan tidak lepas dari doa orangtua. Ayah Fera, Moch Anang Mulyana, mengaku sangat bangga atas apa yang telah dicapai oleh anaknya. Anang berharap, prestasi yang diraih Fera kali ini tidak lantas selesai di sini saja.

Hal senada diungkapkan orangtua Euis, yakni Endang Muksin dan Mimih Sana’ah. Mereka menyatakan, doa dan usaha yang terus dilakukan oleh keduanya akan selalu menjadi bekal Euis untuk terus mencampak kesuksesannya.


kampus.okezone.com, Jum'at, 08 Februari 2013 10:07 WIB

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler