Skip to Content

Malam Silaturahmi Sastra: Penyair Harus Rapi, Penyair Gondrong Bukan Zamannya Lagi

Foto Hikmat

Malam Silaturahmi Sastra yang diadakan Dewan Kesenian Jawa Tengah (DKJT) di Auditorium RRI Semarang, sabtu malam (11/2), berlangsung meriah. Sekitar hampir 150 penyair Jateng, Jakarta, Yogyakarta, dan lain-lain turut berpartisipasi. Kegiatan itu dibuka oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jateng Prasetyo Aribowo yang mewakili Gubernur Bibit Waluyo.

Ketua Umum DKJT Prof Dr Rustono menyambut baik kegiatan Malam Silaturahmi Sastra tersebut, yang diisi dengan peluncuran buku antologi "Bangga Aku Jadi Rakyat Indonesia" terbitan Kosakata Kita Jakarta. Antologi puisi sosial ini memuat karya-karya 51 penyair berbagai kota di Indonesia, termasuk dari Jateng.

"DKJT berharap kegiatan ini bisa menjadi ajang silaturahmi dan tukar informasi antar sastrawan, sehingga memacu aktivitas dalam berkarya", kata Rustono.

Sedangkan Ketua Dewan Penasihat DKJT Dr Bambang Sadono SH MH merasa sangat senang bertemu dengan para sastrawan. Tidak hanya dari Semarang dan berbagai kota di Jateng, tetapi juga dengan luar Jateng. "Belum pernah ada pertemuan sastrawan seperti ini di Semarang", ujarnya.

Peluncuran buku antologi Bangga Aku Jadi Rakyat Indonesia dilakukan oleh Direksi Kosakata Kita yang diwakili Prof Dr Prijono Tjiptoherijanto didampingi dr Handrawan Nadesul, Adri Darmadji Woko, Kurniawan Junaedhie, dan Dharmadi. "Saya ingin para penyair tampil rapi dan keren. Model penyair gondrong, kumal, dan kumuh bukan zamannya lagi. Karena itu kami tampil sangat rapi. Bahkan Adri Darmadji pakai batik dan Handrawan pakai dasi", kata Bambang Sadono yang langsung disambut tawa hadirin.

Ada sekitar 20 penyair tampil membacakan puisi mereka. Mereka antara lain Susy Ayu, Enthieh Mundakir, Rahmat Ali, Nia Samsihono, Rahadi Zakaria, Handrawan Nadesul, Endang Werdiningsih, Handry TM, Arief Mudatsir Mandan, Uki Bayu Sejati, Aspar Paturusi, dan lain-lain.

Mereka tampil dengan gaya khas masing-masing dan mendapatkan aplaus hadiri yang memenuhi hampir seluruh kursi di Auditorium RRI.

Meskipun di luar hujan mengguyur deras, Malam Silaturahmi Sastra berlangsung meriah, hangat, dan apresiatif.

Pidato Kebudayaan yang disampaikan budayawan Prof Ir Eko Budihardjo juga sangat menarik hadirin. Meskipun butir-butir pemikiran Eko penuh warna intelektualitas, namun selalu dibumbui canda yang mengundang tawa hadirin. "Sebuah pidato kebudayaan yang indah, cemerlang, dan segar", jelas penyair Semarang Gunoto Saparie yang sekaligus Ketua Bidang Kerja Sama DKJT Itu.


Sumber: suaramerdeka.com, 14 Februari 2012 17:27 WIB

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler