Skip to Content

Mengenang Lan Fang, Sahabat-sahabat Gagas Festival Lan Fang

Foto Hikmat

Meninggalnya Lan Fang menyisakan kehilangan yang mendalam bagi keluarga dan orang-orang yang pernah dekat dengannya. Tak ingin larut dalam kesedihan, sahabat-sahabat Lan Fang pun menggagas sebuah acara.

Gagasan yang muncul secara spontanitas itu bertujuan untuk merangkum serpihan-serpihan cerita dari apa yang telah dilakukan Lan Fang semasa hidup. Sebagai langkah awal, sahabat-sahabat Lan Fang akan menggelar pembacaan cerpen dan puisi untuk mengenak sosok novelis yang meninggal dunia 25 Desember 2011 lalu.

"Kita ingin merangkum serpihan-serpihan cerita dari apa yang dilakuan Lan Fang. Kami sudah berdiskusi dengan keluarga dan menggagas spontan perlu ada aktifitas yang bisa memunculkan kiprah Lan Fang secara lengkap," jelas Rully Anwar satu diantara pengagas pada suarasurabaya.net, Minggu (01/01/2012).

Pembacaan cerpen-cerpen Lan Fang akan digelar pukul 14.00-16.00 WIB bertempat di Gedung Baru Suara Surabaya Media, Selasa (03/01/2012). Sejumlah tokoh direncanakan hadir seperti Saifullah Yusuf Wakil Gubernur Jatim, Tri Rismaharini Walikota Surabaya, Errol Jonathans Direktur Utama Suara Surabaya Media, Leak Kustiya Pemimpin Redaksi Jawa Pos, Ahmad Munir Ketua PWI Jatim, Prof Budi Darma, Sirikit Syah, dr Ananto Sidohutomo dan Wina Bojonegoro. Acara ini sekaligus membuka rangkaian Festival Lan Fang yang dijadwalkan berlangsung 3 bulan. Puncak acara dilaksanakan pada 5 Maret 2012 bertepatan dengan hari lahir Lan Fang.

Lan Fang dikenal sebagai sastrawan yang humanis dan pluralis. Karena itu rangkaian acara Festival Lan Fang tidak hanya ingin mengenang Lan Fang dari sisi karya sastra, tapi juga kehidupan dan perjuangan Lan Fang yang selama ini telah bersentuhan dengan banyak komunitas, kelompok dan berbagai isu pluralisme serta kemanusiaan.

Selama 3 bulan, festival akan diisi dengan pembahasan novel karya Lan Fang, musikalisasi puisi Lan Fang award dan antologi mengenang Lan Fang.

Menurut Rully, Lan Fang adalah tokoh penting khususnya di Surabaya. Meski kanker mendera tubuhnya, namun ibu 3 anak itu tetap produkif dan menyembunyikan rasa sakit yang dideritanya. Perginya Lan Fang membuat Surabaya kehilangan novelis beretnis Tiong Hoa tapi mampu menembus batas-batas primordial dan agama.

Penulis Ciuman di Bawah Hujan itu bisa diterima di manapun, termasuk pesantren. "Kegiatan ini menyadarkan kita akan ketokohan Lan Fang. Karena sangat mungkin, kita baru akan dapat tokoh seperti lan Fang 50 atau 100 tahun lagi," pungkasnya.


Sumber: kelanakota.suarasurabaya.net, Minggu, 1 Januari 2012 21:12 WIB

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler