Skip to Content

Orangtua di Sunda Wajib Mendongeng sebelum Anaknya Tidur

Foto indra

Peraturan Daerah (Perda) tentang Penggunaan, Pemeliharaan dan Pengembangan Bahasa, Sastra, dan Aksara Sunda ditetapkan melalui sidang paripurna di Gedung DPRD Kota Bandung, 28 Mei lalu.

Dalam Perda itu di antaranya diatur kewajiban bagi orang tua untuk mendongeng kepada anaknya sebelum tidur, dengan bahasa Sunda.

Ketua Panitia Khusus (Pansus) pembahasan perda tersebut, Tatang Suratis, mengatakan, kondisi bahasa Sunda yang sudah jarang digunakan di Kota Bandung dan dikhawatirkan kelak akan punah mendorong dibuatnya
Perda Bahasa Sunda.

Perda itu juga mengatur penggunaan wajib bahasa Sunda di semua instansi pemerintah, swasta, sekolah, perguruan tinggi sampai ke pasar-pasar setiap Rabu.

Selain itu, pelajaran bahasa Sunda wajib diadakan kembali menjadi kurikulum di SD, SMP, dan SMA. Juga diatur kewajiban memperbanyak buku bahasa Sunda, termasuk mencetak Alquran terjemahan berbahasa Sunda.

Implementasi lainnya, di setiap hotel, gedung pemerintah, dan kantor swasta harus memasang tulisan "Wilujeng Sumping".

Tatang mengatakan, untuk pelaksanaan Perda Bahasa Sunda, termasuk kewajiban mendongeng dan berbahasa Sunda, akan dibentuk tim pengawas yang anggotanya terdiri atas akademisi, seniman, sastrawan, dan pemerintahan.

"Tim akan memantau di lapangan," ujar Tatang, akhir pekan lalu. Visarah Novicca Afridiani, juara pertama Putri Duta Bahasa Jabar 2012, mengatakan, aturan yang mewajibkan orangtua untuk mendongeng dengan bahasa Sunda sulit diawasi pelaksanaannya, apalagi dalam perda itu tidak ada sanksinya.

Tapi diakuinya itu sebagai langkah bagus. "Upaya yang diakukan pemerintah dengan adanya perda sudah baik, tapi mungkin perda itu hanya untuk menunjukkan bahwa pemerintah sudah memberikan anjuran agar menggunakan bahasa Sunda dalam lingkungannya, termasuk dalam lingkungan terkecil, yakni keluarga," tuturnya.

Menurut Visarah, dengan adanya aturan itu diharapkan anak-anak muda dari tatar Sunda tetap menggunakan bahasa Sunda, di samping juga harus berbahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan bangsa dan untuk menjadi
ciri bangsa Indonesia di dunia internasional.

Kaum muda juga sebaiknya menguasai bahasa asing agar mampu bersaing di tingkat global. "Adanya Perda Bahasa Sunda ini lebih memacu saya untuk belajar lebih baik lagi menggunakan bahasa Sunda. Sebab, sebagai duta bahasa saya harus mampu mengampanyekan soal bahasa daerah itu harus bisa digunakan
oleh masyarakat daerah," kata Visarah.

Nurani, anggota DPRD Kota Bandung yang lahir di Semarang dan dibesarkan di Tatar Sunda, mengatakan, saat ini dia tidak lagi mendongeng berbahasa Sunda karena anak-anaknya sudah besar.

Namun sejak dia kecil, orang tuanya selalu mendorong putra-putrinya untuk menjaga bahasa daerah karena akan berpengaruh pada perilaku dan kesantunan, terutama dalam rangka menghormati yang tua.

"Saya sangat membiasakan dan mendekatkan anak untuk menyukai dan mencintai cerita-cerita rakyat daerah mana pun, termasuk tatar kesundaan," ujar Nurani.

Menurut Nurani, mendongeng sebelum tidur sangat baik karena cerita rakyat tidak cuma variatif dan menghibur, dalam cerita rakyat selalu sarat atau padat dengan pesan moral yang dapat berpengaruh pada pembentukan akhlak dan perilaku yang baik.


tribunnews.com, Selasa, 19 Juni 2012 00:37 WIB

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler