Skip to Content

Penerbitan Sastra Jawa di Ambang Kepunahan

Foto Hikmat

Penerbitan sastra Jawa di ambang kepunahan. Kepala Balai Bahasa Jawa Tengah, Pardi Suratno mengemukakan, saat ini hampir tak ada lagi penerbitan sastra Jawa, akibat kekurangmampuan mengelola khasanah budaya warisan leluhur tersebut.

"Kelemahan pengelolaan menjadikan kondisi penerbitan sastra Jawa berhenti. Jika pun masih ada, keberadaannya ibarat cendawan di atas batu karena kalangan kapitalis tidak tertarik untuk mengelolanya,’’ kata Pardi Suratno dalam Seminar Nasional bertema Nilai-nilai dalam Karya Sastra Jawa Modern sebagai Sarana Pembangunan Karakter Bangsa, di Gedung Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS), belum lama ini.

Karena itu, Pardi menilai, pemerintah perlu hadir untuk melestarikan keberadaan sastra Jawa. Dikatakan, jika kebijakan bahasa lokal dilaksanakan secara serius dan didukung oleh jumlah penutur bahasa Jawa yang sangat besar, media berbahasa Jawa dan karya sastra Jawa masih memiliki peluang untuk hidup normal. Namun, menurutnya, kelemahan pengelolaan menjadikan kondisi penerbitan sastra Jawa seolah-olah berhenti. Jika pun masih ada, keberadaannya sangat minim.

Kehadiran Pemerintah

Untuk itu perlu diupayakan lahirnya sastra Jawa puisi atau cerpen Jawa yang mengantarkan pembaca memiliki karakter yang dapat bersaing di era MEA dan APEC, namun hal ini memerlukan kehadiran pemerintah. ‘’Karena pemilik modal tidak tertarik menerbitkan sastra lokal, pemerintah harus hadir, yang bertanggung jawab dalam pengembangan pembinaan kebudayaan,’’ kata Pardi.

Ia menyatakan, kondisi yang sama terjadi juga untuk sastra lokal di daerah lain. Bahkan menurutnya lebih parah, mengingat tidak ada tradisi tulis masa lampau di daerah-daerah tersebut. Dosen Sastra Jawa FIB UNS, Sisyono mengungkapkan, dalam karya sastra Jawa terkandung nilai-nilai karakter budi pekerti yang sangat penting untuk pembangunan manusia Indonesia.

Apalagi jika dikaitkan dengan program Presiden Joko Widodo, yaitu revolusi mental. ‘’Nilai-nilai karya sastra Jawa sangat penting, terutama untuk menanamkan dan menumbuhkan nilai budi pekerti kepada generasi muda, agar menjadi manusia Indonesia yang berkualitas,î tuturnya. Karena nilai-nilai tersebut, karya sastra Jawa modern seperti novel, cerita bersambung (cerbung), cerkak (cerita cekak), geguritan, dan lainnya perlu diangkat untuk digali lebih dalam.


Sumber: berita.suaramerdeka.com, Rabu, 28 September 2016 00:37 WIB

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler