Skip to Content

Penulis Pantun Makin Sedikit

Foto Hikmat

Mulai ditinggalkannya tradisi seni pantun membuat resah sastrawan Adriana HS. Kegelisahan itu mendorong dirinya untuk membuat kumpulan Pantun dengan tajuk yang unik, Pantun Nakal Terasi Rasa Duren. Karya sastra popular itu akan diluncurkan di Taman Budaya Yogyakarta (TBY) dalam acara Bincang-Bincang Sastra edisi ke-84 Sabtu (29/9) mendatang. Acara yang digagas Sudio Pertunjukan Sastra (SPS) itu akan mengundang Dra Sugihastuti MHum dari FIB UGM sebagai pembicara. Selain itu acara ini akan menampilkan pembacaan pantun oleh Titik Renggani dan ‘Ndobleh’ Ichsan Zulkarnaen.

Sekretaris SPS Jogja Latief S Nugraha mengatakan pantun merupakan tradisi sastra yang lekat degan kebudayaan nusantara. Sayangnya saat ini jumlah penulis pantun makin sedikit dan tidak dianggap sebagai karya sastra modern.
“Walaupun dalam lawak di televisi pantun masih sering tetapi jarang ada yang mendalaminya secara serius,” ujarnya.

Latief menambahkan dalam khasanah puisi Indonesia, pantun memiliki bentuk yang cukup khas. Tipografinya memiliki ciri-ciri dalam tiap bait atau kuplet yang bisanya terdiri dari empat baris, dan bersajak (a-b-a-b), tiap larik biasanya terdiri dari empat kata, baris pertama dan kedua bisanya untuk tumpuan atau sampiran saja dan baris ketiga dan keempat merupakan isi dinamakan pantun.

“Pantun sering dinamai juga sebagai peribahasa sindiran. Kata arkhais yang bersinonim dengan pantun adalah jawab, misalnya pada tuduhan,” tambahnya.

Adriana HS dikenal sebagai sastrawan muda yang rutin menulis pantun di sela kesibukannya sebagai ibu rumah tangga. Dalam karyanya Adriana menyuarakan bianglala kehidupan melalui pantun-pantun karyanya. Pantun-pantun karyanya nakal menggelitik dan dapat menambah kekayaan batin pembacanya.


Sumber: radarjogja.co.id, Kamis, 27 September 2012 10:50 WIB

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler