Skip to Content

Perayaan Hari Puisi Indonesia 2015 dan Spirit Kebangsaan

Foto indra
files/user/762/hari-puisi-indonesia-2015-di-riau.jpg
Berbagai komunitas seni berkumpul bersama dan berbincang tentang puisi dan karya-karyanya di tepian Sungai Siak. (Foto: Jefri al Malay/Riau Pos)

Semangat merayakan Hari Puisi Indonesia (HPI) di Riau oleh sejumlah komunitas seni terlihat dari serangkaian acara yang digelar. Mulai dari Salam Puisi, Sekolah Puisi, Bincang Puisi, Jagat Puisi hingga sampailah ke malam Puncak Perayaan HPI, Jumat (31/7) malam.

Kita Adalah Puisi, demikianlah tema besar yang diusung oleh sejumlah insan seni yang terlibat dalam hari raya bagi para penyair itu. Di malam puncak perayaan yang digelar di tepian Sungai Siak tepatnya di bawah Jembatan Siak III itu bertumpah ruahlah segala bentuk ekspresi puisi.

Taman yang berada di sebelah Rumah Singgah Sultan Siak itu pun disulap menjadi layaknya taman puisi. Terlihat sejumlah bazar buku puisi oleh masing-masing komunitas, karikatur puisi oleh Sindikat Kartunis Riau, dan foto-foto dari Komunitas Fotographi Pekanbaru terpajang rapi di setiap sudut taman.

Sebuah panggung mini tempat di mana segala ekspresi puisi dicurahkan berdiri di tengah-tengah taman tersebut. Simbahan aneka warna lampu dan bendera perayaan Hari Puisi turut pula menjadi latar setting atau set dekor. Di panggung inilah secara bergiliran para penyair dan tetamu undangan yang hadir membacakan puisi-puisinya.

Pekikan, teriakan dan lantunan puisi pun akhirnya memecah malam lewat pengeras suara yang tersedia, beradu silang bunyinya dengan deru suara kendaraan yang berlalu lalang di atas jembatan Siak III.

Di malam puncak itu, hadir dan turut membacakan puisi para penyair ternama Riau, hadir Fakhrunnas MA Jabbar, Taufik Ikram Jamil, GP Ade Darmawi, Aris Abeba, Kazzaini Ks, penyair perempuan Singapura, Rohanidin, Hang Kafrawi, Marhalim Zaini, Ketua PWI Riau, Denni Kurnia, Hang Kafrawi, Murparsaulian, Jefri al Malay, Fedli Azis, TM Sum, Maimoon Nasution, Komunitas Musikalisasi Puisi Gendul dan sejumlah tamu undangan lainnya.

Ketua perayaan Hari Puisi Indonesia di Riau, Kunni Masrohanti mengatakan helat perayaan puisi yang ditaja berlangsung dan terlaksana berkat semangat dari kawan-kawan komunitas yang ada di Pekanbaru. “Semangat dan kesadaran bersama akan pentingnya merayakan Hari Puisi Indonesia yang sudah dideklarasikan di Riau ini, modal kami,” ucap penyair perempuan Riau itu.

Sejumlah komunitas yang tergabung diantaranya Komunitas Seni Rumah Sunting, Baraq Teater, Komunitas Paragraf, Komunitas Malam Puisi Pekanbaru, Komunitas Musikalisasi Gendul, Komunitas Pohon, Komunitas Rumah Kayu, LPE Riau, Komunitas Pena Terbang, Komunitas Autis, Sindikat Kartunis Riau, Komunitas Photografi Pekanbaru, Kongkrit Genggaman, Pondok Belantara, Teater Matan, River Devender. “Kesemua komunitas ini tergabung dalam satu komunitas yang kami sepakati dengan nama Komunitas Sayang Puisi Pekanbaru,” jelas Kunni.

HPI Dideklarasikan di Riau

Perayaan Hari Puisi Indonesia di Riau sebenarnya menjadi semacam kewajiban untuk dirayakan. Hal itu diucapkan Ketua Umum Dewan Kesenian Riau, KazzainIi Ks. Katanya, bagaimanapun sejarah telah tercatat, pendeklarasian HPI itu berlangsung di bumi Lancang Kuning ini.

HPI ditetapkan karena mengingat pentingnya bangsa Indonesia memiliki Hari Puisi Indonesia sebagai negara yang berkebudayaan luhur dan dilahirkan oleh puisi sebagai spirit kebangsaan. Maka pada 22 Nopember 2012 lalu, diprakarsai oleh salah seorang budayawan Riau, Rida K Liamsi sebagai salah seorang inisiator dan didukung lebih dari 40 penyair Indonesia lainnya mendeklarasikan Hari Puisi Indonesia.

“Deklarasi ketika itu, dibacakan langsung Presiden Penyair Sutardji Calzoum Bachri didampingi 40 penyair se-Indonesia di Anjung Seni Idrus Tintin. Ketika itu, disepakati bersama, Hari Puisi Indonesia dirayakan tiap tahun tanggal 26 Juli, tanggal ini diambil dari hari lahir Chairil Anwar sebagai apresiasi dan penghargaan atas dedikasi kepenyairan beliau terhadap kebangkitan puisi moderen Indonesia,” kenang Ketua Yayasan Sagang tersebut.

Selaku ketua umum dari lembaga yang ikut menggagas penetapan HPI tersebut, Kazzaini menyatakan kerisauannya perayaan HPI 2015 tidak dapat terlaksana. Hal itu disebabkan saat ini organisasi dan lembaga seni di Riau, seolah-olah lumpuh karena kurangnya perhatian dan bantuan dari pemerintah.

“Untunglah kawan-kawan seniman tidak kehabisan energi dan kreativitas sehingga mereka mampu mennggalang kekuatan yang ada untuk tetap merayakan hari puisi. Saya apresiasi sekali atas kerja kawan-kawan seniman dan memang apapun yang terjadi, seni tidak boleh mati,” ujarnya.


riaupos.co, 2 Agustus 2015 - 07.56 WIB

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler