Skip to Content

Prof. Dr. Partana Paina, M.Hum, Guru Besar Sastra Jawa UNS Berpulang

Foto Hikmat
files/user/4/partana-paina.jpg
Prof. Dr. Paina Partana, M.Hum

Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta kembali kehilangan salah seorang putera terbaiknya. Guru besar Sastra Jawa, Prof. Dr. Paina Partana, M.Hum, dipanggil Yang Maha Kuasa, Selasa sore pukul 17.00.

Di tengah usaha mengembangkan pusat studi budaya jawa di Institut Javanologi dan juga pengembangan program studi Pendidikan Bahasa Jawa, wafatnya Prof Paina sangat menyentak dan kehilangan besar.

Senin pagi sebelumnya, almarhum masih mengikuti sosialisasi sertifikasi dosen yang dimulai secara on line di Auditorium UNS. Dengan kedudukannya sebagai guru besar, dia menjadi salah satu asesor untuk dosen Fakultas Sastra.Kabar ini sangat mengagetkan.

Sebab sebelumnya, meski memang sudah memiliki penyakit kencing manis, namun justru kondisinya kesehatannya cukup bagus. Karena itu wajar kalau semua merasa kehilangan. "Bahkan beliau berencana mengagendakan pertemuan dengan teman-teman media, karena ada beberapa kegiatan yang akan dilakukan di UNS dan juga di luar negeri," kata Bahtiar, staf Humas Kantor Pusat UNS.

Ya. Ilmunya tentang Sosiopragmatik diakui di dunia. Bahkan dia pakar keenam di Asia yang menggeluti bidang itu. Karena itu tidak aneh kalau banyak universitas di luar negeri yang mengundangnya sebagai dosen tamu.

Dia bercerita diundang menjadi dosen tamu di salah satu universitas di Johor, Malaysia. Rencananya mulai semester ini dia mulai mengajar Sosiopragmatis dan Sastra Jawa. "Saya diminta menetap di Johor selama dua tahun, mengajar full time di sana. Ini yang saya kurang setuju. Saya masih tercatat sebagai dosen UNS, dan saya tidak rela kalau meninggalkan kampus lama-lama," kata dia.

Karena itu dia menegosiasi agar dosen tamu hanya dua hari selama seminggu. Apalagi penerbangan ke Solo dari dan ke Malaysia cukup mendukung, sehingga tidak masalah. Dengan begitu, ada empat hari di UNS dan dua hari di Malaysia. "Negosiasi masih belum dijawab, sebab mereka maunya full time. Ya, meski menjanjikan gaji sangat tinggi dibanding di sini, tapi saya tidak mau mengkhianati UNS," tandasnya.

Ilmunya memang banyak dicari dan dimanfaatkan di luar negeri. Thailand, Brunei, Malaysia, Amerika, dan Belanda, termasuk yang sangat antusias mengembangkan sastra jawa. Karena  itu, 23 juli mendatang, Pro Paina juga akan menghadiri undangan pertemuan ahli Sosiopragmatik di Amerika.

Dia akan berada di negeri paman Sam itu selama dua bulan, sekaligus melakukan kolaborasi riset. "Melihat antusias Negara lain mengembangkan dan mempelajari Sastra Jawa, saya khawatir suatu saat kami betul-betul harus belajar Bahasa Jawa ke luar negeri. Kalau itu terjadi, habislah identitas kita sebagai orang jawa."

Selamat jalan Prof Paina, semoga penerusmu akan tumbuh di UNS.

(Joko Dwi Hastanto/CN26/JBSM/Suara Merdeka)


Sumber: SuaraMerdeka.com, Rabu, 29 Juni 2011 10:37 WIB

Komentar

Foto ARZapata

inna lilahi wa inna ilaihi

inna lilahi wa inna ilaihi ro'jiun, kenapa beliau duluan, bukan aku orang tak berguna?

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler