Skip to Content

RADAR PANCA DAHANA: PERAIH ANUGRAH KUNTOWIJOYO (WAWANCARA DENGAN RADHAR PANCA DAHANA)

Foto SIHALOHOLISTICK

Selasa, 25/08/2009 04:43 WIB

Sastrawan Radhar Panca Dahana Terima Kuntowijoyo Award 2009

Jakarta – Sastrawan dan budayawan Radhar Panca Dahana terpilih sebagai penerima Kuntowijoyo Award 2009. Ini juga merupakan anugerah Kuntowijoyo Award untuk tahun pertama.

“Kuntowijoyo Award adalah sebuah ikhtiar untuk menularkan dan menghidupkan semangat yang telah ditunjukkan oleh Kuntowijoyo almarhum,” kata Penanggungjawab Penganugerahan Kuntowijoyo Award, Putut Widjanarko, dalam rilis yang diterima detikcom, Senin (24/8/2009).

Kuntowijoyo, wafat pada 22 Februari 2005, adalah salah seorang sejarawan dan dan sastrawan terkemuka di Indonesia. Doktor Ilmu Sejarah dari Columbia University, Amerika Serikat (AS), itu merupakan Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Pak Kunto, panggilan almarhum semasa hidupnya, banyak menulis buku tentang sejarah, budaya, filsafat, dan sastra. Beberapa di antaranya yang sangat terkenal adalah Metodologi Sejarah (1994), Radikalisme Petani (1993), Mantra Pejinak Ular (2000), Khotbah di Atas Bukit (1976), naskah drama Rumput-Rumput Danau Bento (1968), Topeng Kayu (1973), novel Kereta Api yang Berangkat Pagi Hari (1966).

“Penghargaan ini akan dianugerahkan kepada para ilmuwan, intelektual, atau tokoh yang berprestasi dalam mengembangkan penelitian dan praktik berbagai cabang-cabang ilmu sosial dan humaniora, serta karya-karya kebudayaan,” jelas Widjanarko.

Menurut dia, Kuntowijoyo Award selanjutnya akan diselenggarakan oleh sebuah komite. Komite ini diketaui Rektor UIN Jakarta Komaruddin Hidayat dan beranggotakan kalangan intelektual seperti Azyumardi Azra, Anis Bawesdan, Haidar Bagir, Mochtar Pabotinggi, dan Helvy Tiana Rosa.

Adapun pertimbangan dipilihnya Radar sebagai penerima perdana anugerah ini, lanjut Widjanarko, telah berdasarkan penilaian dan pertimbangan yang cukup atas karya-karyanya. Radar juga telah banyak menghasilkan tulisan-tulisan bermutu berupa esai, puisi, cerpen, dan kajian akademis. Minatnya mencakup teater, sastra, film, dan kebudyaan populer.

Karya-karya Radar antara lain Lalu Waktu (kumpulan puisi), Masa Depan Kesunyian (kumpulan cerpen), Homo Theatricus (esai), Ideologi Politik dan Teater Modern Indonesia (2001), dan Jejak Posmodernisme, Pergulatan Kaum Intelektual Indonesia (2002).

“Radar juga aktif membina dan mendorong komunitas-komunitas seni dan budaya. Ia mendirikan Teater Kosong, terlibat dalam pembuatan komik seri antikorupsi Mat Jagung bersama komunitas komik Akedemi Samali, dan membina komunitas sastra Bale Sastra,” cetus Widjanarko.

Sebagai penerima Kuntowijoyo Award, Radar berhak mendapatkan hadiah sebesar Rp 50 juta. Penghargaan ini akan diberikan hari ini di Teater Salihara, Jl Salihara No 16, Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Penghargaan akan diberikan bersamaan dengan Konser Rockligius Ramadhan Ki Slamet Gundono.
(irw/Rez)Irwan Nugroho – detikNews

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler