Skip to Content

Ratusan Sastrawan Bakal Meriahkan Joglitfest 2019

Foto Hikmat
files/user/4/joglitfest-2019-5d6e1b00f2a0e.jpeg

Ratusan sastrawan dari berbagai daerah se antero Nusantara bakal memeriahkan Festival Sastra Yogyakarta (Joglitfest) dari tanggal 27 sampai 30 September 2019 mendatang. Kegiatan ini menampilkan berbagai kegiatan sastra yang melibatkan sastrawan dan masyarakat umum.

Secara simbolik Festival Sastra Yogyakarta (Joglitfest) 2019 resmi dibuka oleh Kepala Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, Aris Eko Nugroho, S.P., M.Si di Ruang Bima Kantor Dinas Kebudayaan DIY, Jalan Cendana, Yogyakarta, kemarin.

Dalam sesi Laporan Kerja Joglitfest, Suharmono Arimba, M.A., selaku ketua panitia menjelaskan, festival ini merupakan perhelatan yang merangkum kepentingan stakeholder sastra di Yogyakarta, baik itu Dinas Kebudayaan DIY, Dirjen Kebudayaan Kemendikbud RI, sastrawan/penggerak sastra, akademisi, perguruan tinggi, komunitas, penerbit, pelajar, lembaga pemerintah dalam bidang literasi, maupun lembaga swasta, dalam rangka mendekatkan dunia sastra dengan publik, sekaligus menjalin keterhubungan antar masyarakat sastra di dalam dan luar Yogyakarta.

“Setelah sekian lama, akhirnya Yogyakarta menyelenggarakan acara yang benar-benar merangkul peserta dari berbagai daerah, dengan persiapan dan pelaksanaannya melibatkan seluruh elemen, dan bukan bersifat parsial,” ujarnya.

Menurutnya, peserta aktif berjumlah 100 orang yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia 50 orang peserta berasal dari DIY dan 50 orang lainnya berasal dari luar DIY. 

Sementara itu, lanjut Suharmono, peserta dari luar negeri berjumlah 9 orang. Para pelajar dan mahasiswa tidak ketinggalan turut dilibatkan di dalamnya, dalam bentuk keterlibatan mereka mengikuti workshop, bincang sastra, dan lain sebagainya.

Sementara Aris Eko Nugroho mengungkapkan, maksud dan tujuan dari diselenggarakannya perhelatan ini, yakni untuk mendekatkan dunia sastra dengan publik, sekaligus menjalin keterhubungan antar masyarakat sastra di dalam dan luar Yogyakarta. 

Selain itu, kata dia, kegiatan ini juga dimaksudkan untuk mengembangkan nilai-nilai luhur bangsa dengan mengangkat khazanah sastra daerah sebagai tiang sastra nasional.

“Hal ini sesuai asas, tujuan, dan objek Pemajuan Kebudayaan yang tercantum UU No. 5 Tahun 2017, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI mencetuskan kegiatan ‘Indonesiana’. Indonesiana adalah bentuk gotong royong lintas kementerian dan lembaga, lintas tingkat pemerintahan, dan lintas sektor untuk menyelenggarakan kegiatan budaya berstandar nasional,” katanya.

Dalam acara yang dirangkaikan dengan sarasehan dan konferensi pers tersebut, baik Suharmono maupun Aris Eko Nugroho sama-sama menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh elemen yang telah berkenan terlibat dan turut memeriahkan jalannya acara ini.

“Saya kira akan menjadi kian manis ketika kita bersama-sama menjalankan kegiatan ini. Apalagi ada generasi muda juga yang dilibatkan di dalamnya. Jelas, ini bukan kegiatan main-main, sebab telah didesain sedemikian rupa dan sedemikian bagus. Pada intinya, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak,” ujar Aris.

Joglitfest sendiri, kata dia, sebenarnya berlangsung sudah sejak tanggal 2 hingga 30 September 2019, terdiri dari dua kategori kegiatan, yakni Kegiatan Pertunjukan dan Kegiatan Non Pertunjukan. Puncak kegiatan pada tanggal 27 sampai dengan 30 September 2019. 

Grand opening akan dilaksanakan tanggal 27 September 2019, dan bertempat di Monumen Serangan Oemoem 1 Maret. Lokasi utama kegiatan dipusatkan di Museum Benteng Vredeburg. Beberapa lokasi yang kemudian dipilih sebagai tempat berlangsungnya kegiatan (lokasi pendukung), antara lain di hotel, Desa Budaya, Kantung Budaya Komunitas Sastra, PKKH UGM, UIN Sunan Kalijaga, UNY, sekolah-sekolah, dan Kantung Budaya Kabupaten dan Kota.


Sumber: suaramerdeka.com, Selasa, 03 September 2019 14:14 WIB

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler