Skip to Content

RI-Serbia Kerja Sama Kebudayaan

Foto indra

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beograd dengan Duta Besar Semuel Simon mendukung misi kebudayaan delegasi Indonesia yang berkunjung ke Serbia, Kroasia dan Bosnia. Delegasi itu dipimpin penyair Taufiq Ismail dan budayawan/politisi Fadli Zon.

Ikut dalam delegasi itu seniman tradisi Musra Dahrizal dan fotografer Asrian Mirza. Kunjungan berlangsung sejak 9 sampai 19 Juni 2012 mendatang.

Dari Serbia, budayawan/politisi Fadli Zon me­ngabarkan sejumlah kegiatan delegasi ke­budayaan itu. Dia menyebutkan, pada 9 Juni 2012, delegasi diterima KBRI dan dibawa me­lihat Sungai Danube dan Sava, Benteng Ka­le­meg­dan dan museum militer serta melihat Ska­darlija. “Di Museum Militer kami diterima Ke­pala Museum dan delegasi menjelaskan proses pembuatan dan pemeliharaan keris. Mereka sendiri memiliki sejumlah koleksi keris,” ujar Fadli Zon, dalam relisnya, Selasa (12/6).

Pada 10 Juni 2012, delegasi mengunjungi Museum Tito, Josip Broz Tito, pemimpin Yugoslavia yang dekat dengan Soekarno. Selanjutnya me­ngunjungi makam Tito. Selain itu, delegasi juga mengunjungi Royal Palace dan White Palace, istana peninggalan Kerajaan Serbia.

“Di sini kami bertemu de­ngan putra mahkota Alexander II dan Putri Katherine. Mereka menerima delegasi Indonesia dengan senang dan berdialog. Kami sempat juga men­de­ngarkan kelompok vokal dari Universitas Harvard AS yang sedang berkunjung,” ujarnya.

Delegasi Indonesia juga melakukan kunjungan ke Per­pustakaan Viktor Lazic, seo­rang penulis muda Serbia yang menulis buku antara lain “Su­matera”. Bukunya berjumlah sekitar 50.000 buku. “Fadli Zon Library”, perpustakaan pribadi milik Fadli Zon di Jakarta mendapat sejumlah sumbangan buku termasuk koran cetakan pertama Po­litika tahun 1939.

Pada kesempatan itu, Fadli Zon menandatangani protokol kerja sama antara “Fadli Zon Library” dengan Asosiasi Bib­lio­fili Serbia yang diwakili Sekjennya Ivan Lazarevic. Fadli Zon juga menerima ang­gota kehormatan seumur hi­dup dari Komunitas Bibilofili Serbia.

Sementara pada 11 Juni 2012, delegasi Indonesia mela­kukan silaturahmi dan diskusi dengan KBRI Serbia tentang masalah-masalah kebudayaan, langsung dipimpin Dubes Se­muel Samson. Setelah itu de­legasi diterima Direktur Arsip Yugoslavia, Miladin Milosevic.

“Kami diperlihatkan ko­leksi arsip hubungan Indonesia dan eks Yugoslavia, ter­ma­suk memegang dan membaca surat-surat Josip Broz Tito kepada Soekarno,” papar Fadli Zon

 

Menangis

Terjaganya koleksi arsip hubungan Indonesia dan eks Yugoslavia itu membuat pe­nyair Taufiq Ismail didampingi istrinya, Esiyati menangis haru. Surat-surat tersebut masih begitu baik dan utuh tersimpan. Fadli Zon menilai surat-surat itu sangat penting dan membacakan satu per satu dalam bahasa Inggris.

“Tampak kedekatan hu­bungan Tito dan Bung Karno terutama dalam ikut me­nga­rahkan politik dunia. Hampir tak ada rahasia antara mereka. Luar biasa nilai sejarah do­kumen-dokumen itu. Indonesia harus memiliki copy-nya,” kata Fadli Zon.

Setelah itu, delegasi diun­dang makan siang ber­sama Asosiasi Penulis Serbia. Ada sekitar 40 penyair, pengarang terkemuka hadir. Presiden Asosiasi, Radomir Andri, mem­berikan anggota ke­hor­matan kepada Penyair Taufiq Ismail.

“Mereka sangat meng­har­gai dan menghormati keda­tangan penyair besar Indonesia. Selama ini mereka hanya mengetahui melalui buku atau lewat internet tentang sosok dan karya-karya Taufiq Is­mail,” lanjut Fadli Zon.

Buku keanggotaan dise­rah­kan kepada Taufiq Ismail, dan disambut haru oleh pe­nyair yang mendirikan Rumah Puisi di Aieangek itu. Bahkan, sejumlah penulis bergantian memberikan buku-buku karya mereka kepada Taufiq Ismail.  “Yang mengharukan, seorang penyair juga menyerahkan penanya,” katanya lagi.

Acara dilanjutkan dengan menekan perjanjian kerja sama memajukan sastra dan dunia penulisan kedua negara antara Asosiasi Penulis Serbia dan Rumah Puisi Taufiq Is­mail, Rumah Budaya Fadli Zon dan Majalah Sastra Horison.

Acara puncak adalah ma­lam kebudayaan Indonesia dengan “Faces of Indonesia” diisi pameran keris, batik, songket, batik, foto-foto, wa­yang. Pada kesempatan itu, Taufiq Ismail membacakan 4 puisi, lalu beberapa penyair Serbia membaca karya-karya mereka.

Fadli Zon membaca karya puisinya tentang Beograd. Mak Katik, seniman tradisi Minang menampilkan saluang, silat Minang, Tari Piring, Sijobang dan rangkaian seni tradisi Minang lainnya. Penonton yang berjumlah sekitar 100 orang menyambut baik dan hangat.

“Mereka adalah tokoh-tokoh budaya dan politik Ser­bia, termasuk penulis terkenal Serbia mewakili banyak or­ganisasi,” tambah Fadli Zon. Setelah acara itu, Delegasi Indo­nesia melanjutkan per­ja­lanan ke Prijepoliye, Serbia.


padangekspres.co.id, Kamis, 14 Juni 2012 13:16 WIB

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler