Skip to Content

Saini KM Mendapatkan Anugerah FTI Award

Foto indra
files/user/762/fti-award-saini-km.jpg
Tradisi bersulang untuk menghargai penerima penghargaan FTI Awards dilakukan seusai Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatis, DR Sapta Nirwanda (kanan) menyerahkan FTI Award kepada Saini KM (tiga dari kanan). (Foto: Pikiran Rakyat)

Pemberiaan FTI (Federasi Teater Indonesia) Awards kepada Prof. DR. Saini Kosim (Saini K.M) merupakan penghargaan yang sangat pantas dan sudah seharusnya. Sosok Saini K.M dalam memberikan kontribusi pada dunia seni teater sudah tidak perlu diragukan lagi.

“Hampir separuh hidupnya, beliau (Saini K.M.) mencurahkan pada karya seni teater, sastra dan ilmu bela diri pencak silat. Karenanya, sudah sepatutnya penghargaan diberikan,” ujar Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwanda, dalam sambutannya pada Malam Anugerah FTI atau FTI Award bertempat di Teater Tertutup Balai Pengelolaan Taman Budaya Jawa Barat (Dago Tea House), Rabu (25/1) malam yang urung dihadiri Ir. Hatta Radjasa, Prof. Dr. Ir. KH. Mohammad Nuh, DEA, Dr. Marie Elka Pangistu, dan Wagub Jabar Dede Yusuf.

Pemberian penghargaan terhadap Saini K.M. yang dilakukan FTI merupakan kegiatan untuk keenamkalinya sejak FTI didirikan pada 24 Desember 2004. Mereka yang telah menerima penghargaan serupa, (Alm)WS Rendra, Putu Wijaya, Nano Riantiarno, Selamet Rahardjo dan Wisran Hadi.

Ditegaslkan Remy Silado selaku Ketua Dewan Juri FTI Award, pemberian gelar kepada Saini KM merupakan keputusan yang paling tepat mengingat perannya sebagai praktisi maupun pengajar di dunia teater. Sebagai pengajar, dia juga menelurkan beberapa murid yang berkiprah di ranah nasional.

Saini KM merupakan pria kelahiran Sumedang pada 1938. Dia lulusan Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris IKIP Bandung (kini UPI). Perhatiannya pada sastra dan teater telah tumbuh sebelum memasuki perguruan tinggi.

Di bidang sastra, Saini KM di antaranya menerbitkan tiga buku puisi Nyanyian Tanah Air (1969), Rumah Cermin (1979), dan Sepuluh Orang Utusan (1989). Kumpulan esai sastranya, Protes Sosial dalam Sastra, diterbitkan pada 1983. Saini KM pernah memenangkan Sayembara Dewan Kesenian Jakata (1973) untuk karya Pangeran Sunten Jaya. Sedangkan lakon Ken Arok mendapat penghargaan dari Depdikbud pada 1990.

Selain sebagai pendidik Saini pernah mendapat kepercayaan untuk menduduki pucuk pimpinan di ASTI Bandung (sekarang STSI Bandung) untuk periode 1988-1995), dan menjadi Direktur Direktorat Kesenian Direktorat Jenderal Kebudayaan Pendidikan (1995-1999). Dia juga aktif dalam penyelenggaraan Art Summit Indonesia. (pikiran-rakyat.com, Kamis, 26 Januari 2012 09:32 WIB)

 

Jakob Oetama, Maecenas Teater Indonesia

Pendiri Harian Kompas, Jakob Oetama, menerima penghargaan sebagai Maecenas Teater Indonesia oleh Federasi Teater Indonesia. Kontribusinya dalam dunia seni mendapat apresiasi sehingga mendapatkan gelar yang diberikan untuk pertama kalinya.

Hal tersebut berlangsung dalam malam penganugerahan anugerah tokoh teater Indonesia, Saini KM, di Taman Budaya Jawa Barat, Rabu (25/1/2012). Menurut Ketua FTI, Radhar Panca Dahana, kontribusi Jakob Oetama terhadap dunia seni memang tidak lagi diragukan.

"Selama 40 tahun, beliau memberikan sumbangsih mulai nonfisik hingga fisik," kata Radhar.

Penghargaan tersebut diserahkan kepada Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas, St Sularto. Jakob Oetama sendiri berhalangan hadir karena kondisi kesehatannya.

Sebelum penghargaan diberikan, diputar video singkat berisi wawancara dengan Jakob Oetama. Di sana, dia mencurahkan beberapa pemikiran mengenai pentingnya kesenian dalam hidup manusia. (oase.kompas.com, Rabu, 25 Januari 2012 22:15 WIB)

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler