Skip to Content

Sastra Pertunjukan Kembali Digagas

Foto indra

Mati hidupnya seniman ditentukan pada awal berangkat mereka memahami bahasa. Melalui bahasa seniman bisa berkomunikasi dengan masyarakat dan lingkungan sekitar. Pernyataan itu disampaikan Nirwondo El Naan, penulis asal Brebes yang saat ini berdomisili di Ungaran.

Berbicara sastra di Kabupaten Semarang, menurut dia masih cenderung diabaikan oleh warga. Untuk itulah, Anir sapaan Nirwondo bersama seniman Eko Tunas dan Elis Yusniyawati ingin kembali menggugah peran pecinta sastra dengan menggelar sebuah sastra pertunjukan.

"Sastra pertunjukan sebuah seni yang mungkin membutuhkan latihan, tetapi menurut saya bisa dilakukan siapa saja tidak hanya oleh seniman sekalipun," kata Nirwondo, Senin (4/11) malam.

Melalui sastra pertunjukan yang disajikan oleh Eko Tunas dan Elis Yusniyawati pihaknya optimis, gairah kecintaan terhadap sastra di Kabupaten Semarang akan kembali tumbuh. "Kalangan pelajar sudah kami rangkul untuk nyengkuyung sastra pertunjukan. Karena konsep ini akan kami usung lagi bersama teman teman seniman untuk meramaikan kembali pertunjukan seni di Kabupaten Semarang," tandasnya.

Setda Kabupaten Semarang, Anwar Hudaya yang datang menikmati suguhan sastra pertunjukan berjudul "Bersama Kita Maboek" karya Eko Tunas di Kedai Keita O' Es Krim & Kopi mengakui, bila seluruh kalangan saat ini sudah jarang yang mengenal seniman serta karya sastra yang dihasilkan. Itu dikarenakan, ruang terbuka untuk berkreasi dan mengapresiasi karya sekarang semakin sempit.

Melalui kegiatan seni yang minimalis kemarin, Anwar berjanji akan mengembangkan kesenian di Bumi Serasi dengan menggelar kegiatan seni lainnya secara berkelanjutan dengan menyuplik konsep Malioboro Yogyakarta. Menurut dia, saat ini Kabupaten Semarang membutuhkan lokasi pentas semacam gedung kesenian yang tidak dicampur dengan hiburan moderen seperti yang ada di Kota Semarang.

"Seniman yang terkenal akan terus menanjak, sama halnya dengan seniman pinggiran seperti Eko Tunas. Begitu juga dengan berkesenian, kalau dicampur dengan alat moderen yang dang dung dang dung ya tidak berhasil dengan baik," ungkapnya.

Di sisi lain, menurut Eko Tunas momen yang kesekian kalinya berkesenian di Kabupaten Semarang akan terus diwujudkan dengan mengembangkan gagasan yang sudah berhasil. Diantaranya dengan mengajak seniman muda untuk mengasah bakat yang terpendam.


suaramerdeka.com, Rabu, 06 November 2013 02:02 WIB

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler