Skip to Content

Sastrawan Gerson Poyk Diabadikan Namanya untuk Taman Budaya di NTT

Foto indra
files/user/762/gerson-poyk-2.jpeg
Gerson Poyk, sastrawan dan cerpenis.

Jenazah sastrawan legendaris asal Nusa Tenggara Timur (NTT), Gerson Poyk (85), yang wafat di Rumah Sakit Hermina, Depok, Jawa Barat, Jumat (24/2/2017), akhirnya dibawa ke Kota Kupang, NTT.

 

Gubernur NTT Frans Lebu Raya usai melayat jenazah mantan wartawan Sinar Harapan itu, sepakat untuk mengubah nama Taman Budaya NTT menjadi Taman Budaya Gerson Poyk.

Kepala Biro Humas Sekretariat Daerah NTT Semuel Pakereng mengatakan, pemberian nama itu sebagai bentuk penghargaan kepada sang sastrawan.

“Sebagai wujud penghargaan Pemerintah Provinsi NTT terhadap jasa almarhum Gerson Poyk, namanya diabadikan pada Taman Budaya NTT dengan nama Taman Budaya Gerson Poyk,” ucapnya.

Pakereng menyebut, pergantian nama taman budaya mulai berlaku 25 Februari 2017. Untuk diketahui, Gerson wafat setelah menjalani perawatan selama dua pekan di rumah sakit Hermina Depok.

Ia dirawat karena jatuh di kediamannya akibat serangan stroke. Pemeriksaan dokter menyebutkan Gerson mengalami pembengkakan jantung dan pneumonia.

Dari laman Wikipedia, disebutkan Gerson lahir di Pulau Rote, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur pada 16 Juni 1931. Selama hidupnya, Gerson dikenal lewat lewat karya-karyanya yang dimuat di media massa dan dijadikan rujukan dalam pelajaran bahasa dan sastra Indonesia.

Dia mengawali debutnya sebagai penulis sejak 1950. Atas prestasinya, dia menerima banyak penghargaan sebagai sastrawan maupun sebagai wartawan.

Sejumlah karya Gerson yang terkenal yakni Hari-Hari Pertama (1968), Sang Guru (1971), Cumbuan Sabana (1979), Giring-Giring (1982), Matias Akankari (1975), Oleng-Kemoleng dan Surat-Surat Cinta Rajagukguk (1975), dan Nostalgia Nusa Tenggara (1976).

Selain itu ada pula Jerat yang diterbitkan 1978, Di bawah Matahari Bali (1982), Requim Untuk Seorang Perempuan (1981), Mutiara di Tengah Sawah (1984), Impian Nyoman Sulastri (1988), Hanibal (1988), dan Poli Woli (1988).

Gerson juga pernah bekerja di Sinar Harapan sebagai wartawan (1962-1970), Kantor Berita Antara (1970-1971). Ia pernah mendapatkan beasiswa untuk mengikuti International Writing Program di University of Iowa, Iowa, Amerika Serikat dan seminar sastra di India pada tahun 1982. Gerson Menikah dengan Atoneta Saba, dan dikaruniai lima orang anak.


kompas.com, Minggu, 26 Februari 2017 23:26 WIB

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler