Skip to Content

Sumpah Pemuda, Momen Menghargai Bahasa Indonesia

Foto indra

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), melalui Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan kembali menggelar Peringatan Bulan Bahasa dan Sastra (BBS) tahun 2019. Berbagai kegiatan kebahasaan dan kesastraan diselenggarakan dalam memperingati BBS yang secara rutin telah dilaksanakan sejak 1980. 

"BBS yang diselenggarakan setiap tahun ini merupakan salah satu upaya Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan Kemendikbud RI untuk membina dan mengembangkan bahasa dan sastra Indonesia. Selain itu kegiatan ini juga dimaksudkan untuk memelihara semangat dan meningkatkan peran serta masyarakat luas dalam menangani masalah bahasa dan sastra," ujar Kepala Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Dadang Sunendar, pada acara taklimat media (jumpa pers) tentang penyelenggaraan Bulan Bahasa dan Sastra, di kantor Kemendikbud, Senayan, Jakarta Pusat, kemarin

BBS tahun ini, mengangkat tema "Maju Bahasa dan Sastra, Maju Indonesia". Dadang mengungkapkan tema ini di landasi atas fakta bahwa kejayaan suatu bangsa, harus di topang oleh salah satu sendi yang paling kokoh yaitu bahasa nasional.

"Salah satu sendi bangsa yang paling kokoh adalah bahasa negara. Kita mengetahui posisi bahasa Indonesia sebagai bahasa negara, sebagai sarana komunikasi, sebagai jati diri bangsa, sebagai alat pemersatu bangsa, sebagai sarana komunikasi antar daerah dan sarana komunikasi antar budaya," ungkap Dadang.

Oleh karena itu, Dadang berharap pada perayaan Sumpah Pemuda tahun ini, yang merupakan peringatan ke-91, masyarakat tidak hanya mengenal atau menghafalkan isi dari Sumpah Pemuda, tetapi semakin mendalami mengapa masyarakat Indonesia harus menghargai bahasa Indonesia.

"Sekali lagi ketika Sumpah Pemuda dideklarasikan ada lebih dari 1.300 suku bangsa di Indonesia dan hampir semua suku bangsa itu memiliki bahasa daerahnya masing-masing. Kehebatan para pemuda-pemuda kita yang berkumpul saat itu adalah mereka tidak menyepakati satu bahasa daerah yang ada di Indonesia tetapi menyepakati satu bahasa Indonesia di atas bahasa-bahasa yang lain", ujarnya.

Untuk memeriahkan BBS 2019, Dadang menyampaikan berbagai kegiatan kebahasaan dan kesastraan akan digelar sebagai wadah untuk berkarya, berekspresi, peningkatan kualitas berbahasa Indonesia serta ajang perlombaan bagi masyarakat. Di antaranya kegiatan simulasi dan layanan kebahasaan; Pameran Kebahasaan dan Kesastraan; Zona Literasi; Penilaian Penggunaan Bahasa Media Massa Cetak; Debat Bahasa Antarmahasiswa se-Jabodetabek; Seminar Pemartabatan Bahasa Negara di lingkungan Dharma Wanita Persatuan Pusat; Lomba Mendongeng bagi Penyandang Disabilitas Netra; Festival Teater Tradisi; Bedah Buku Chairil karya Hasan Aspahani; Kuis Pelita Bahasa dan Sastra; Bincang-Bincang Satu Dasawarsa UU Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. 

Lebih lanjut, Dadang mengungkapkan rangkaian kegiatan tersebut diakhiri dengan puncak Bulan Bahasa dan Sastra pada tanggal 28 Oktober 2019. Dalam acara tersebut akan disampaikan pengumuman hasil kegiatan dan penyerahan penghargaan serta pementasan seni budaya atau persembahan karya kreatif kebahasaan dan kesastraan. 

“Selain itu, dalam acara tersebut juga akan diluncurkan produk-produk Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan yang meliputi kamus ASEAN, kamus vokasi, KBBI Disnetra, buku seri penyuluhan, buku sastrawan berkarya, bahan belajar bahasa asing, bahan diplomasi bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA), buku gerakan literasi nasional (GLN) dan aplikasi layanan ahli bahasa,” terangnya.


krjogja.com, Senin, 28 Oktober 2019 00:40 WIB

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler