Skip to Content

Terpidana Teroris Luncurkan Novel

Foto Hikmat
files/user/4/khairul-ghazali-1.jpg
Terpidana teroris Khairul Gazali memegang novelnya 'Kabut Jihad' yang ditulis di penjara. (foto: Andylala Waluyo/VOA)

Salah seorang terpidana kasus perampokan Bank CIMB Niaga Medan, Khairul Ghazali, menuliskan pengalamannya saat terlibat dalam perampokan bank yang berlatar belakang terorisme itu melalui novel berjudul "Kabut Jihad (Karya Dari Balik Jeruji Penjara)" yang ia tulis di dalam tahanan.

Secara ringkas buku setebal 370 halaman yang diterbitkan Pustaka Bayan Bandung ini membahas tentang kisah nyata berbentuk novel tentang kesalahan pemahaman sebagian orang tentang makna fa’i atau harta rampasan yang direbut tanpa kekerasan dan pertumpahan darah, sehingga kemudian melakukan perampokan dengan alasan fa’i.

"Buku ini kan fiksi tapi di ilhami dari kisah nyata. Disitu ada dialog, ada tokoh utama, tokoh antagonis dan protagonis jadi itu perlu dipahami ada alur cerita dari buku ilmiah," ungkapnya saat ditemui di acara peluncuran Bukunya berjudul 'Kabut Jihad (Karya Dari Balik Jeruji Penjara)' di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (20/6).

Khairul menjelaskan, bahwa dalam buku novel yang ia buat tersebut seluruhnya memakai nama samaran terkait orang-orang yang terlibat dalam perampokan di Bank CIMB Niaga tersebut. Lantaran menurutnya, dalam karya sastra tidak boleh disebutkan nama asli dari tokoh yang ada didalam novelnya tersebut.

Dirinya menjelaskan, Fa’i itu atau harta rampasan yang direbut tanpa kekerasan dan pertumpahan darah itu tidak memerlukan pengerahan kekuatan dan senjata, serta tidak ada ancaman apalagi teror dan pembunuhan.

Karena itu, dirinya menjelaskan bahwa aksi teror yang selama ini tifsirkan dengan makna fa’i yang kemudian dijadikan dalil untuk membenarkan tindakan melakukan perampokan, yang dibarengi tindakan kekerasan dan bahkan pembunuhan telah salah dan keluar dari makna jihad itu sendiri.

"Padahal seharusnya tidak bisa begitu. Fa’i merupakan harta yang ditinggalkan pergi musuh sebagai dampak perang. Perampokan, penjarahan, pencurian bahkan pembunuhan, itu bukanlah fa’i, melainkan perbuatan fahsya atau keji dan mungkar," tutur Khairul. (Liputan6)

***

Khairul Ghazali (46) merupakan salah satu terpidana kasus perampokan CIMB Niaga Medan, ditangkap Detasemen Khusus (Densus) Polri pada 19 September 2010 di Tanjung Balai, Sumut. Kamis, 4 Agustus 2011, Pengadilan Negeri (PN) Medan menyatakan Khairul secara sah dan meyakinkan melanggar UU Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, dan dijatuhi hukuman 5 tahun penjara dari tuntutan sebelumnya yakni 10 tahun penjara yang diajukan jaksa. Berkaitan dengan vonis tersebut, Nurlan selaku kuasa hukum dari Khairul Ghazali menyatakan pihaknya menerima vonis tersebut.

"Kita tidak akan mengajukan banding. Kita terima putusannya," kata Nurlan kepada wartawan (4/8/2011). (detikNews)

 


Sumber:

berita.liputan6.com, Rabu, 20 Juni 2012 14:56 WIB (dengan beberapa perbaikan)

news.detik.com, Kamis, 04 Agustus 2011 18:30 WIB

voaindonesia.com, Kamis, 28 Juni 2012

Komentar

Foto muhamad

ada juga ya teroris merangkap

ada juga ya teroris merangkap sastrawan, karya tsb perlu diteliti ulang karena berisi fakta dan sejarah ttg teroris

Foto muhamad

ini karya sastra atau buku

ini karya sastra atau buku biasa ya? kalau karya sastra, perlu diteliti novel tsb karena tidak biasanya teroris menghasilkan novel...

Foto muhamad

Kelihatannya sih justru novel

Kelihatannya sih justru novel yang bagus dalam rangka deradikalisasi. Seperti yang disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) kepada Pikiran Rakyat (Pikiran Rakyat, Senin, 25 Juni 2012).
---

Menyambut baik penerbitan novel tersebut, kepala BNPT Ansyad Mbay mengatakan lembaga yang dipimpinnya itu mengedepankan pola pendekatan secara halus terhadap para mantan teroris, untuk meredam aksi-aksi radikal di masa mendatang.

“Penerbitan buku seperti ini sangat berarti sekali karena merupakan pencerahan. Di Medan, beliau [Khairul] ini dianggap tokoh ideologis oleh para tokoh teroris itu. Kita harapkan lebih banyak lagi tokoh-tokoh yang bisa muncul seperti itu,” ujar Ansyad.

Foto muhamad

Kritisi Sastra Perlu Turun Tangan Meneliti Novel Kabut Jihad

Setelah mencari kesana kemari akhirnya saya dapat membeli novel Kabut Jihad, isinya ternyata inspiratif dan tak kalah hebatnya dengan Laskar Pelangi atau Negeri 5 Menara. Kritisi sastra perlu segera meneliti novel ini karena penulisnya ternyata seorang sastrawan sebagaimana berita yang saya baca ketika launching novel tsb di Hotel Borobudur dengan moderator Dr. Asep Usman Ismail, dekan Fak. Ilmu dan Dakwah dan Komunikasi UI Syarif Hidayatullah yang mengatakan bahwa seorang sastrawan baru telah lahir dari balik jeruji penjara. Ini luar biasa!

Foto muhamad

Beli Dimana?

Wah, sangat menarik tentunya novel tersebut karena ditulis di dalam penjara. Di Gramedia ada ya?

Foto muhamad

Novel Dengan Gaya Pram

Saya sudah membaca 200 halaman lebih novel Kabut Jihad. Semuanya 370 halaman, bukan 109 halaman sebagaimana berita di jendela sastra. Isinya, cukup bagus dan inspiratif, dan nampaknya penulisnya dipengaruhi gaya Pram dalam tetrologi Bumi Manusia. Ya, saya setuju novel ini perlu diteliti oleh para pengamat sastra, karena novel ini fenomenal dan ditulis dari dalam penjara.

Foto Hikmat

terima kasih

terima kasih koreksinya...berita sudah saya perbaiki.

Foto muhamad

koreksi berita "Tersangka Teroris Luncurkan Novel"

Berita yang berjudul Tersangka Teroris Luncurkan Novel di jendela sastra nampaknya banyak kesalahan. Saya juga baca berita yang sama di Yahoo News dan Jawa Pos, dimana dijelaskan bahwa Khairul Ghazali divonis 5 tahun penjara pada Agustus 2011 karena menyembunyikan informasi tentang tindak pidana terorisme. Jadi bukan "sedang disidang di pengadilan negeri medan" sebagaimana berita di jendela sastra. Saya bukan kritisi sastra jadi tidak mempunyai kapasitas untuk membahas novel tsb, tapi saya membaca banyak novel termasuk Laskar Pelangi, dan saya merasakan novel Kabut Jihad sangat inspiratif dan sejajar dengan Laskar Pelangi.

Foto Hikmat

Ralat

Sekali lagi terima kasih atas koreksinya. Memang benar, terdapat beberapa kekeliruan pada berita di atas, antara lain status hukum Khairul Ghazali, jumlah halaman, sub judul, penerbit, dan foto. Berita telah diperbaiki dengan rujukan sumber berita lain selain Liputan6.

Foto muhamad

salah kaprah bila ulama bicara sastra

Beginilah jadinya bila bukan sastrawan mengomentari karya sastra: dituduh galau, boneka BNPT, mengandung faham theosofi, selengean, fitnah dan kebohongan. Tuduhan tendensius dan tidak berakhlak dari kelompok yang mengusung jihad tetapi menabrak makna jihad dengan syahwat egonya ini mengudara dengan lantang di hotel Borobudur, Jakarta, pada 20 Juni 2012 lalu dalam acara peluncuran novel sulung terpidana teroris, Khairul Ghazali yang berjudul “Kabut Jihad”. Kebetulan saya hadir dalam launching yang diadakan BNPT dengan menghadirkan ormas-ormas Islam radikal itu.
Dr. Asep Usman Ismail MA, dosen Fak. Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Jakarta selaku moderator dalam bedah buku tersebut mengatakan, “Novel Kabut Jihad telah memenuhi standar sastra yang benar walaupun penulisnya adalah pemula dalam bidang penulisan sastra. Artinya, kini di Indonesia telah lahir sastrawan baru dari balik jeruji penjara.”
Ketika menanggapi kritikan pedas dari kalangan jihadis yang menuduh penulis novel Kabut Jihad telah “galau”, Prof. Dr. Sarlito Wirawan Sarwono Guru Besar psikologi UI menjawab santai tapi bijaksana, “Memang menulis novel harus dalam keadaan galau. Kalau bukan galau ya bukan novel namanya tapi karya ilmiah. Novel ini cukup bagus menguraikan bab demi bab seperti bab Barracuda, Bilik Bercinta, dan juga uraian tentang konflik batin tokoh-tokohnya cukup bagus ditinjau dari aspek psikologi.”
Dr. Asep Usman Ismail menimpali, “Novel ini memerlukan begitu banyak perenungan dan inspirasi dalam penulisannya, dan ditulis dengan menggunakan banyak disiplin ilmu. Sayangnya, tidak ada budayawan dalam forum ini, sehingga tidak ada kesimpulan yang bisa diambil dalam dialog dan bedah buku ini. Seharusnya BNPT menghadirkan budayawan atau sastrawan sehingga pembahasan dan dialog bisa balance.”
Selain menghadirkan ketua JAT, Ustad Muhammad Achwan dan juru bicara JAT Son Hadi, acara bedah buku yang tergolong mewah dan dibawah penjagaan ketat aparat keamanan ini, juga menghadirkan pembicara Abu Rusydan (mantan pemimpin JI), Prof Muhammad Baharun (Ketua Komisi Fatwa MUI) dan Prof. Dr. Sarlito Wirawan Sarwono.
Novel dengan struktur bahasa dan setting cerita full tragedi nasional di tahun 2010 ini bisa dikatakan sebuah novel yang bernilai sastra tinggi, selain merupakan novel berbasis fakta, yang jarang ada pada novel-novel kebanyakan yang biasanya fiksi dan imajinasi. Melalui novel ini Ghazali mencoba mengetengahkan cerita tentang akidah yang bersentuhan dengan paham jihad yang mengusung tegaknya syari’at, sedemikian kuatnya menggurita di jiwa pelaku-pelakunya. Lewat dialog tokoh-tokohnya, penulis mengembalikan tradisi sastra sebagai perlawanan terhadap aksi-aksi terorisme dan kekerasan dalam masyarakat. Novel ini menghadirkan keberagamaan yang radikal-fundamentalis menuju wajah keberagamaan yang ramah, sejuk, penuh kedamaian, dan mengantarkan kepada pemahaman umat yang progresif, egaliter dan tsansformatif.
Sebuah novel yang inspiratif dan mengungkap banyak fakta!
Penulis: Dr Zainal Muhammad, IAIN Medan.

Foto muhamad

perdebatan tentang novel ini

perdebatan tentang novel ini sama menariknya dengan isi novelnya :)

Foto muhamad

Mungkin ada yang bisa

Mungkin ada yang bisa menginformasikan kepada saya dimana bisa dibeli novel Kabut Jihad, atau beli secara online. Saya jadi penasaran ingin membacanya, karena ini mungkin satu-satunya novel tentang terorisme yang ditulis oleh teroris itu sendiri dari dalam bui.

Foto muhamad

Di Gramedia dan Wali Songo

Di Gramedia dan Wali Songo ada pak, kalau secara online bisa dilacak di palasarionline. Saya terkesan dengan cerita di hal.8 novel ini:
"Inilah episode sidang perdanaku di Pengadilan Negeri Medan yang berliku-liku, dengan resah mendesah dan melelahkan. Aku membayangkan diriku seperti penyair Amir Hamzah yang ditangkap akibat revolusi sosial di Langkat, tanpa daya. Aku hanya mendapat kesempatan sedikit untuk berbicara membela diri. Selebihnya adalah suara jaksa dan hakim yang menghilangkan kesegaran syaraf-syaraf kepala." (hal.8)

Foto muhamad

Penulis novel ini teroris,

Penulis novel ini teroris, tokoh ideologis atau rekayasa pihak intelejen (densus 88). Jika kita membaca novelnya, sarat dengan kritikan tajam terhadap sistem pengadilan. Juga, protes terhadap istilah "teroris" yang menurutnya produk Amerika. Bahasanya cukup indah dan mengalir seperti air, seolah-olah penulisnya sudah biasa menulis novel.

Foto muhamad

Novel Fenomenal Yang Perlu Diresensi

Saya baru selesai membaca novel Kabut Jihad. Masya-Allah, saya berdecak kagum melihat cerita 3 peristiwa penting: perampokan bank CIMB, penyerangan polsek Hamparan Perak dan pelatihan militer di Jantho, Aceh. Penulisnya seolah-olah membawa kita turut terlibat dalam peristiwa yang berdarah-darah itu. Sebagai pencinta novel dan pembaca setia jendela sastra, saya mengusulkan agar ada kritisi sastra di media ini untuk meresensi novel tsb. Ini novel fenomenal yang luar biasa!

Foto muhamad

Saya jadi pengen nimbrung

Saya jadi pengen nimbrung nih. Setelah banyak diberitakan, saya jadi tertarik utk membaca novel Kabut Jihad. Nampaknya gayanya mirip Negeri 5 Menara, dan ada juga romance-nya, ada kisah sedih, lucu tapi juga peranag. Makna jihad diceritakan dalam bentuk novel, setahu saya, baru ini.

Foto muhamad

barracuda dan dunia tanpa penjara

Saya kira biasa aja novel ini, kecuali pada bab Barracuda dan Dunia Tanpa Penjara. Dalam dua bab ini penulisnya berhasil memecah kebekuan sastra Indonesia yg selama ini stagnan. Disini ada revolusi pemikiran baru yang menyegarkan sastra kita. Patut dibanggakan karena ditulis dari penjara.

Foto muhamad

wah, kok jadi rame ngobroli

wah, kok jadi rame ngobroli Kabut Jihad? Sayang, penulisnya tidak bisa dihubungi ya.

Foto muhamad

Ini novel bagus dan bisa

Ini novel bagus dan bisa menjelaskan perihal jihad melalui cerita sehingga tidak membosankan bagi mereka yang tak suka baca buku

Foto muhamad

kayaknya ini novel berbasis

kayaknya ini novel berbasis fakta yang menyejukkan, disana ada banyak konflik jiwa dan kemanusiaan, juga reformasi pemikiran yang sangat inspiratif.

Foto muhamad

Novel Kabut Jihad, Beli dimana?

Mohon informasi kontak dan alamat toko buku, distributor atau penerbit Novel Kabut Jihad ini. Saya sudah cari di gramedia, walisongo dan gunung agung, tetapi belum dapat. Terima kasih

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler