Skip to Content

'Trik' Putu Wijaya Siap Membangunkan Kesadaran

Foto Hikmat

I Gusti Ngurah Putu Wijaya kembali membangunkan teater Mandiri, yang telah berdiri sejak 1971. Setelah melahirkan sejumlah karya seperti Anu, Lho, Entah, Nol, Blong, Hum-Pim-Pah, Awas, Dor, Edan, Aum, Gerr, Los, Tai. Aib, Yel, Bor, Ngeh, Wah, War, Luka, Dar-Der-Dor, Zoom, Jangan Menangis Indonesia, Zetan, Zero, dan Cipoa, kini, salah satu sastrawan dan dramawan terkemuka Indonesia itu, akan menghadirkan karya terkininya.

Mengusung lakon berjudul Trik, Putu Wijaya bersama teater Mandiri akan mementaskan lakonya pada Jumat – Sabtu, (24–25) Juni mendatang di Gedung Kesenian Jakarta, Pasar Baraoe, Jakarta. Trik sebagaimana dituturkan Putu berkisah tentang akal muslihat, upaya untuk mengelabui, menyelundupkan, membungkus, menyusupkan sesuatu agar terterima, sampai selamat ke tujuan.

"Kendati begitu banyak kendala, hambatan, rambu dan halangan," katanya di Jakarta, Kamis (26/5). Tanpa kehilangan maknanya, imbuh dia, trik seperti pisau bermata dua. Artinya sangat tergantung dari siapa yang melaksanakannya, apa sasaran puncaknya serta bagaimana seseorang menempatkan arti trik itu sendiri.

Ulang tahun
Lakon yang sebagaimana lakon teater Mandiri lainnya itu, ditulis dan disutradarai oleh Putu Wijaya. Pentas ke sekian salah satu grup teater terdepan di Indonesia itu, juga dimaksudkan untuk memperingati ulang tahun teater Mandiri, yang yang ke-40.

Sebagaimana diterangkan dalam laman Putu Wijaya, dalil pementasan grup teater Mandiri memiliki dua acuan dalam bekerja. Pertama, "Bertolak Dari Yang Ada”. Maknanya, mengajak anggotanya belajar untuk menerima, menghayati apa yang ada dan kemudian memanfaatkannya, mengoptimalkannya untuk mencapai yang dikehendaki. Dengan dasar ini tidak ada yang tidak dapat menghentikan proses. Semua kelemahan diberdayakan menjadi kekuatan.

Proses menjadi sangat penting, lebih penting dari hasil. Para pendukung diajak belajar bekerja gotong-royong sebagai sebuah tim yang kompak. Sebagaimana juga kehidupan, produk tidak pernah selesai, selalu berkembang dan tumbuh.

Kedua: “Teror Mental”. Makna teror mental adalah kegoncangan pada jiwa yang membangkitkan seseorang berpikir kembali, sehingga waspada. "Bagi teater Mandiri, tontonan tidak semata-mata bertujuan untuk menghibur," tulis Putu. Bahwa tontonan memiliki fungsi menghibur memang dimanfaatkan. Tapi yang hendak dikejar adalah mengguncang batin, sehingga tercipta pengalaman spiritual.

Dengan demikian, diharapkan baik dalam diri penonton, maupun para pendukung akan bangkit kesadaran baru. "Karena teater memiliki berbagai aspek, dapat dikembangkan secara maksimal untuk membentuk jatidiri". Berdasarkan pemahaman itulah, lakon Trik siap membangunkan kembali kesadaran penikmatnya.

(Benny Benke/CN15)


Sumber: SuaraMerdeka.com, 26 Mei 2011 15:25 WIB

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler