Skip to Content

Udo Z Karzi Raih Penghargaan Rancage 2017

Foto Hikmat
files/user/4/negarabatin-udo-z-karzi.jpeg
Buku Negarabatin. (Dok. FB Udo Z Karzi )

Roman biografis bertajuk "Negarabatin" karya Udo Z Karzi berhasil meraih penghargaan Rancage 2017 bersama karya sastra daerah lainnya dari Yayasan Kebudayaan Rancage.

Sastrawan Lampung yang punya nama asli Zulkarnain Zubairi membenarkan jika ia telah meraih hadiah sastra "Rancage 2017" untuk karyanya.

Udo Z Karzi sebelumnya pernah mendapat Hadiah Sastra Rancag 2008 untuk kumpulan sajaknya yang bertajuk "Mak Dawah Mak Dibingi" yang terbit tahun 2007.

Penghargaan Rancage ini lepas dari Lampung pada tahun 2016, mengingat tahun 2015 tidak ada karya sastra Lampung modern yang terbit.

"Negarabatin", karya Udo Z Karzi adalah terbitan Pustaka LaBRAK, Bandarlampung tahun 2016, merupakan roman pertama dalam karya sastra Lampung modern.

Roman setebal 200 halaman ini mengambil latar alam pedesaan di Liwa, Lampung Barat tahun 1970-1986, mengisahkan Uyung yang berkali-kali mencoba melarikan diri dari pekon (desa, kampung)-nya yang miskin. Namun berkali-kali pula karena adanya ikatan batin yang begitu kuat, ia pulang kembali ke desanya itu.

Ketua Dewan Pembina sekaligus pendiri Yayasan Budaya Rancage sastrawan Ajip Rosidi, mengatakan bahwa buku-buku karya sastra Lampung yang mendapat penghargaan sastra Rancage.

Sebelumnya karyanya merupakan kumpulan puisi, dan roman itu merupakan bentuk pengucapan baru dalam sastra Lampung modern.

"Mudah-mudahan bentuk ini akan banyak ditulis dalam bahasa Lampung oleh para sastrawan Lampung kelak," ujar Ajip Rosidi pula.

Penghargaan Sastra Daerah Ajip Rosidi memaparkan untuk tahun 2017, Yayasan "Rancage" harus memberikan hadiah lebih banyak. Pada tahun ini, Yayasan "Rancag" akan memberikan 11 hadiah dan satu penghargaan khusus untuk cerpen dalam bahasa Batak yang berjudul "Parlombu-lombu" (Si Gembala Sapi) karya Soekirman Ompu Abimanyu.

Meskipun jumlah hadiahnya hanya kecil, yaitu Rp5 juta untuk setiap pemenang, namun untuk Yayasan "Rancag" terasa cukup berat.

"Mulai tahun depan Hadiah Sastra Rancage 2018, kami tidak akan memberikan hadiah untuk jasa. Tetapi hanya satu hadiah untuk karya sastra," ujar Ajip Rosid pulai.

Sastra daerah lainnya yang berhasil meraih penghargaan Hadiah Rancage untuk sastra Sunda buku bertajuk: "Di antara Tilu Jaman" karya Aaam Amilia terbitan Adicikal Raharja, Bandung 2016.

Sedangkan Hadiah Sastra "Rancag" untuk sastra Sunda bidang jasa akan diberikan kepada Komunitas Ngejah, Sukawangi, Singajaya, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Komunitas Ngejah merupakan wadah kegiatan literasi yang dibangun dan dihidupkan oleh sejumlah anak muda, dan telah kelihatan hasilnya mendapat sambutan dari pemerintah maupun masyarakat luas. Komunitas Ngejah didirikan 15 Juli 2010.

Penghargaan untuk sastra Jawa diraih buku "Agul-agul Blambangan", roman sejarah karya Moh Syaiful, terbitan Sengker Kawung Belambangan, Banyuwangi, 2016.

Sedangkan Hadiah Sastra "Rancage" 2017 untuk jasa dalam sastra Jawa akan diserahkan kepada H Abdullah Purwodarsono yang sudah puluhan tahun terlibat dalam proses penerbitan sastra Jawa dimuat dalam mingguan Djaka Lodang yang terbit di Yogyakarta.

Penerima Hadiah Sastra "Rancag" 2017 untuk karya dalam sastra Bali adalah buku bertajuk "Kutang Sayang Gemel Madui", dan kumpulan cerpen karya Dewa Ayu Carma Citrawati terbitan Pustaka Ekspresi, Denpasar, 2016.


Sumber: merahputih.com, Rabu, 1 Maret 2017 08:49 WIB
Diakses pada Rabu, 1 Maret 2017 15:15 WIB

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler