Skip to Content

CERITA BUAT IDA DI MEDAN

Foto Hakimi Sarlan Rasyid

Ketika kakek bersiap-siap untuk berangkat ke Karawang, dalam rangka acara baca baca puisi MEMBACA JEJAK KAKEK HAKIMI, hal pertama yang kakek lalukan adalah memasukkan buku Menghitung Rindu (2) yang saat itu masih bersisa 12 eks ke dalam ransel. Tentu saja harapan kakek adalah buku itu ada yang berminat untuk memilikinya.

Kakek sama sekali tidak ingat bahwa Ida telah memesan dan pesanan Ida tidak usah dikirim karena NGR suami Ida akan datang mengambilnya di rumah kakek.
Di Karawang, usai acara, 12 buku yang kakek bawa itu diminati oleh Teh Neni Martini 4 eks dan oleh Kang Dian Kurnia 8 eks. Habis 12 eks.
Ketika pada suatu malam hape kakek berbunyi , kakek sedang kurang sehat- Lusi Lousane memberi tahu bahwa NGR, AM, dan E sedang berada di rumahnya dalam rangka silaturahim teman-teman semasa SD. Begitu mendengar ada NGR kakek langsung ingat Ida bahwa Ida memesan Menghitung Rindu.

Dengan asumsi bahwa NGR akan ke rumah kakek pada malam itu juga, mengambil buku sedangkan bukunya sudah habis, kakek jadi kalang kabut. Bagaimana caranya.

Alhamdulillah, nenek mengingatkan buku masih ada. Memang betul, buku masih ada 2 eks. 1 eks Menghitung Rindu (1) dan 1 eks Menghitung Rindu (2), Buku itu sebetulnya buku khusus untuk kakek. Dari 300 eks Menghitung Rindu (1) kakek menyimpan 1 eks, dan dari 100 eks Menghitung Rndu (2) kakek juga menyimpan 1 eks untuk koleksi pribadi.

Kakek tidak berpikir panjang. Buku Menghitung Rindu (2) segera kakek ambil, kakek bungkus dengan plastic dan kakek tandatangani pada bungkus plastiknya. Bahwa pada buku itu kakek belum tanda tangan, kakek tidak tahu.

Buku itu kakek letakkan di mesin jahit, yang kebetulan posisinya dekat pintu. Kakek pikir, jika NGR malam itu datang, kakek sudah siap.

Pada malam kedatangan NGR, kakek gugup sangat. Buku itu tidak ada di mesin jahit. Ternyata nenek meyimpannya di tempat buku-buku kakek. Alhamdulillah ada.

Demikianlah, setelah temu kangen dengan NGR dan putramu yang ketiga, yang sangat pendiam itu, kakek bisa menyerahkan buku itu kepada suamimu.

Syukurlah, sekarang buku itu sudah sampai, kau menyampaikan hal itu di kotak pesan. Tadinya buku itu akan kakek berikan sebagai kenang-kenangan untukmu tapi suamimu “keukeuh” meninggalkan sejumlah uang. Kakek terima.

Ada cerita tambahan Ida. Tadi malam, pk 22 lewat ada notifikasi BRI tentang masuknya transfer. Kakek pikir itu dari Makasar. Ketika kakek tanya ke Bu Guru Emma Sakti Haris, di Rappocini. Makasar, ternyata dia tidak transfer.

Jangan-jangan ini dari Ida. Kalau ya dari Ida, kenapa harus trf lagi. Kan NGR sudah meninggalkan sejumlah uang. Jadi dobel. Jika trf itu dari Ida maka jumlahnya menjadi sangat berlebihan.

Ada hal lain yang ingin kakek sampaikan dan ini sangat menyenangkan hati kakek. NGR, suamimu bercerita bahwa kau selalu membaca Menghitung Rindu (2) seperti tak pernah merasa bosan.

Terima kasih atas ketertarikanmu kepada Menghitung Rindu.

201902111211_Kotabaru_Karawang

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler