Skip to Content

Semua Berawal Dari Awal Maret

Foto Laser

 

SEMUA BERAWAL DARI AWAL MARET
Daun-daun berjatuhan di awal maret menemani kesendirianku duduk termenung di kursi melingkar dekat rimbunan pohon. Angin berhembus sunyi seolah senada dengan perasaanku dan tanpa permisi mulai menerbangkan helaian jilbab ku. Ini adalah awal maret, kegundahan ku sudah dimulai,mimpiku nyaris kulupakan dengan keadaan yang tak sejalan lagi dengan keseharianku. Aku seolah sudah menyerah pada takdir yang selangkah lagi bisa kuraih, dimana letak semangat membara ku yang dulu, ribuan mimpi yang ku pendam, kemana perginya?, semua rencana yag ku tulis dimana letaknya sekarang, semua hilang dalam memori yang sudah tak berkesudahan. 
Apa aku akan menyerah sekarang? Apa aku akan melupakan semua mimpi yang harus kuwujudkan? Apa aku sudah melupakan visi-visi masa depan ku? Gumamku dalam sepi. Anginpun tak mampu menjawab pertanyaanku, apalagi daun-daun yang berguguran, mentaripun diam tak menyapa ku sama sekali pagi ini. Sendiri lagi dalam sunyi, benar-benar sendiri.
Ujian apalagi ini tuhan? Tanya ku, apa ini ujian untuk ku lagi? Bukan aku merasa tak mampu kali ini, bukan aku mengeluh lagi, aku hanya merasa ini tak adil, aku lelah dengan keadaan yang memaksaku untuk selalu kuat, aku bosan merasa tangguh tapi dalam hati menangis pilu, aku malu pada rembulan yang sendiri di keheningan malam tapi tak mengeluh.
Aku iri pada mereka yang bisa menggenggam dunia, aku iri pada mereka yang luar biasa, aku iri pada mereka, aku iri…. Ya allah bukan kali ini atau seterusnya, aku menyerah pada takdir. Aku berselisih semalam dengan ego. Aku marah pada RabKu, kemarahan yang tak kunjung reda.
Pagi, minggu 12 maret 2017 aku mulai mengalah dengan kobaran amarah yang memuncah di dada, aku sadar kesalahan ku kali ini, aku telah berdosa marah pada keadaan, aku termenung merenungi semua yang ku ucapkan dalam amarah sebelumnya, aku bahkan lupa mengucapkan syukur dengan pemberian RabKu, aku terlalu serakah dalam menjalani hidup tanpa pernah menoleh kebelakang sekalipun. Arin, dia malaikat kecil yang allah kirim menyadarkan semua keegoisanku, malaikat kecil yang kutemukan saat tengah duduk menikmati aingin awal maret. “Kak mau beli jajan” ucap arin sambil menawarkan jajan yang dia jual dengan tangan mungilnya. Aku menatapnya, dia tersenyum, “ adek sekolah kan? Tanya ku, ia kak kalau pagi saya sekolah, sepulang sekolah baru saya membantu ibu berjualan untuk uang saku saya esok hari kak” jawabnya. Siapa namanya dek? “arin kak” jawabnya singkatnya. Oo arin.. apa kaka boleh Tanya? “iya kak, boleh” jawabnya. “Apa Arin gak capek melakukan kegiatan ini setiap hari, Arin kan masih kecil, apa Arin gak mau menghabiskan waktu untuk bermain dengan kawan-kawan?” Semua anak pasti ingin kak, tapi sebagian besar harus berdamai dengan keadaan, Selama kita tidak pernah mengeluh semuanya akan terasa ringan kak” jawabnya. Aku diam sejenak, Arin anak kecil yang jauh sekali umurnya dengan ku begitu bijaksana dalam menyikapi dunia, Arin  benar-benar menyadarkanku kali ini, aku hanya diberi sedikit ujian oleh Allah lalu semarah ini, sedangkan Arin tidak pernah mengeluh sama sekali, ini seperti teguran keras buatku. Aku yang hanya harus bersekolah tanpa memikirkan biaya sedikitpun karena ditanggung pemerintah malah mengeluh seperti ini, aku lupa bahwa diluar sana masih banyak yang lebih susah tapi lebih bersyukur. Aku begitu takabur, aku menyesal kali ini. Arin malaikat kecil yang menyadarkan semua keegoisanku selama ini. Inilah angin di awal maret. Angin yang kusambut dengan pertemuan indah dengan malaikat kecilku. 
Arin berlalu tapi aku tetap saja diam termenung… rintikan hujan membuyarkan lamunan ku. Aku lari mencari tempat teduh tapi tetap saja pikiranku belum sepenuhnya menyatu dengan keadaan, tetap saja aku berada dalam lamunanku bahkan suara petih yang bergemuruh tak mampu membendungnya. Aku diam dan hanya diam. Terima kasih arin”malaikat kecilku” sudah menyadarkanku arti syukur yang sesungguhnya, terima kasih sudah membuatku tak menjadi orang paling egois lagi. Kamu benar-benar malaikat kecil yang terindah yang kutemukan di angin awal maret. Sekarang aku yakin semua yang terjadi adalah rencana yang allah tulis untuk ku, tidak ada yang kebetulan, memang inilah jalannya, ( ( ( ( ( ( 

 

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler