Skip to Content

Catatan terputus-putus part III

 

masih dia memincingkan matanya, 
aku terus meledeknya dengan 
bercanda gurau dengan gadis itu. 
Semakin ia melotot semakin pintar 
aku berakting dengan gadis yang 
tak tahu menahu itu. Aku ingin tahu dan benar-benar ingin tahu 
seperti apa dia marah. Karena dia 
tidak marah atas semua sikapku 
padanya, justru aku yang 
seringkali marah atas segala 
sikapnya padaku. Dan kali ini adalah event terbaikku yang bisa 
membuatnya tercegang dan besar 
kemungkinan marah padaku 
sejadi-jadinya. 
dengan ragu-ragu dia 
mendekatiku yang sedang asyik 
bergurau dengan gadis itu, 
"permisi mba', boleh saya bicara 
berdua dengan mas nur?". Dengan 
tenang gadis idolaku mempersilahkan: "oh mba temannya mas nur ya? Silahkan!", 
Lantas dia menarik tanganku 
sedikit menjauh dari gadis idolaku. 
Wanita yang paling menyebalkan ini dengan bersungut-sungut 
berkata "kamu akan lihat sendiri 
nanti, aku akan memperlakukanmu 
lebih daripada apa yang kamu 
perlakukan padaku saat ini". 
Kemudian dia bergegas pergi, namun buru-buru aku menghentikan langkahnya, "hey, 
apa maksud kamu?" dia berhenti, 
menarik napas dalam-dalam dan 
berkata: "keterlaluan!" dan berlalu. 
Gadis idolaku kembali mendekatiku lagi dan bertanya: "kenapa dia?" 
"kebiasaan tuh dia orangnya suka kayak gitu" jawabku. 
Gadis idolaku hanya manggut-manggut dan betapa kelihatan manisnya kalau gadis idolaku sedang dungu seperti itu. Karena sudah cukup lama dan hari sudah petang aku dan gadis idolaku berpisah, pulang kerumah masing-masing....
Keesokan harinya wanita menyebalkan ini memintaku menemuinya dipinggir sawah, tempat aku bermain dulu bersamanya waktu kecil, sesampai di pinggiran sawah aku melihat wanita menyebalkan ini tampak cantik dengan memakai kaos oblong warna putih, aku langsung meledeknya: "ada apa kiranya nyi ageng mengundang hamba kemari?" 
dia menjawab: "ada sesuatu yang perlu saya sampaikan kepada ki sanak". Pembicaraan terhenti aku dan dia tertawa renyah kayak kerupuk dimakan kucing. Ehm pintar juga dia bergaya sinetron indosiar pikirku. 
Kemudian dia bilang: "nur, aku mau bilang sebenarnya aku suka kamu bukan karena kamu tampan, kamu itu jelek". 
"masa bodoh, suka gak suka terserah kamu.... Apa kamu mau bilang kamu suka aku karena aku lucu atau pintar atau apa saja yang gak masuk akal menurutku?" jawabku. 
"gak juga" ketusnya. 
"lantas karena apa?" timpalku. 
"karena kamu pernah bilang bahwa kamu suka gadis kulit putih rambut ikal kemerah-merahan dan aku rasa itu semua ada padaku..." jawabnya. 
"benar kamu memang cantik seperti itu, tapi aku tak pernah mengatakan itu padamu. Aku cuma mengatakan itu pada seorang gadis aceh yang belum pernah aku lihat dan hanya lewat sms saja". Sangkalku bertubi-tubi. 
"gadis itu bernama nia dewi 503, dia akan membuatkan puisi untukmu kapanpun jika kamu sedih. Dia akan bernyanyi untukmu kalau kamu udah kehabisan kata ketika telfon, dan dia sebenarnya adalah aku, maafkan aku telah bersandiwara, dari situlah aku tau kamu tidak pintar merayu gadis, dan begitu mudah kamu dapat dipermainkan, sekali lagi maafkan aku". Terangnya. 
Lagi-lagi aku yang dibuat kesal olehnya. Ingin ku pukul wanita menyebalkan di depanku ini, namun itu sangat tidak lazim. Mungkin aku harus cepat pergi daripada harus dicerca sedemikian ini. Namun dengan cepat ia menghentikan langkahku kemudian menjulurkan tangannya "maafkan aku" pintanya. Aku bersalaman dengannya, kembali duduk dan tidak berani berkata-kata sedikitpun, aku hanya duduk diam kayak bego. Sesekali dia menancingku "nur, ngobrol donk! Jangan kayak patung". Aku hanya menggelengkan kepala. "ih kamu masih marah ya sama aku". Sekali lagi aku hanya bisa menggelengkan kepala, cemberut. Sesekali aku meliriknya dan kulihat ia tersenyum-senyum kecil sepertinya puas telah mempermainkan dan mengendalikan aku sedemikian rupa. Akupun sudah tidak ada ide dan inspirasi untuk balas dendam kepada wanita menyebalkan ini.
Cerita fiktif diatas terinspirasi dari beberapa iklan di televisi, koran bekas ditempat sampah, dan beberapa hal yang sering saya jumpai akhir-akhir ini. Semua itu terngiang-ngiang lembut ditelinga saya, kemudian masuk secara halus ke sel-sel otak dan menjadi energi untuk menang tiap hari. Kata-kata yang paling sering didengar akan menjadi kata-kata yang paling sering kita ucapkan, sedangkankan kata-kata yang paling sering kita ucapkan artinya sesuatu yang paling sering kita kerjakan. Coba lihat iklan baris dibawah ini: 
Riset telah membuktikan bahwa kuman berkembang biak secara cepat, ini bukan dongeng lho bu, ini fakta.
Makanya pakai molto ultra sekali bilas, busa hilang dan lenyap dalam sekali bilas.
Sekarang sumber air sudekat beta sonde pernah terlambat lagi...
kuberi kamu satu permintaan?...aku pengend dia klepek-klepek, sorry yow, ako yo wedi.

masih dia memincingkan matanya, 

aku terus meledeknya dengan 

bercanda gurau dengan gadis itu. 

Semakin ia melotot semakin pintar 

aku berakting dengan gadis yang 

tak tahu menahu itu. Aku ingin tahu dan benar-benar ingin tahu 

seperti apa dia marah. Karena dia 

tidak marah atas semua sikapku 

padanya, justru aku yang 

seringkali marah atas segala 

sikapnya padaku. Dan kali ini adalah event terbaikku yang bisa 

membuatnya tercegang dan besar 

kemungkinan marah padaku 

sejadi-jadinya. 

dengan ragu-ragu dia 

mendekatiku yang sedang asyik 

bergurau dengan gadis itu, 

"permisi mba', boleh saya bicara 

berdua dengan mas nur?". Dengan 

tenang gadis idolaku mempersilahkan: "oh mba temannya mas nur ya? Silahkan!", 

Lantas dia menarik tanganku 

sedikit menjauh dari gadis idolaku. 

Wanita yang paling menyebalkan ini dengan bersungut-sungut 

berkata "kamu akan lihat sendiri 

nanti, aku akan memperlakukanmu 

lebih daripada apa yang kamu 

perlakukan padaku saat ini". 

Kemudian dia bergegas pergi, namun buru-buru aku menghentikan langkahnya, "hey, 

apa maksudmu?" dia berhenti, 

menarik napas dalam-dalam dan 

berkata: "keterlaluan!" dan berlalu. 

Gadis idolaku kembali mendekatiku lagi dan bertanya: "kenapa dia?" 

"kebiasaan tuh dia orangnya suka kayak gitu" jawabku. 

Gadis idolaku hanya manggut-manggut dan betapa kelihatan manisnya kalau gadis idolaku sedang dungu seperti itu. Karena sudah cukup lama dan hari sudah petang aku dan gadis idolaku berpisah, pulang kerumah masing-masing....

 

Keesokan harinya wanita menyebalkan ini memintaku menemuinya dipinggir sawah, tempat aku bermain dulu bersamanya waktu kecil, sesampai di pinggiran sawah aku melihat wanita menyebalkan ini tampak cantik dengan memakai kaos oblong warna putih, aku langsung meledeknya: "ada apa kiranya nyi ageng mengundang hamba kemari?" 

dia menjawab: "ada sesuatu yang perlu saya sampaikan kepada ki sanak". Pembicaraan terhenti aku dan dia tertawa renyah kayak kerupuk dimakan kucing. Ehm pintar juga dia bergaya sinetron indosiar pikirku. 

Kemudian dia bilang: "nur, aku mau bilang sebenarnya aku suka kamu bukan karena kamu tampan, kamu itu jelek". 

"masa bodoh, suka gak suka terserah kamu.... Apa kamu mau bilang kamu suka aku karena aku lucu atau pintar atau apa saja yang gak masuk akal menurutku?" jawabku. 

"gak juga" ketusnya. 

"lantas karena apa?" timpalku. 

"karena kamu pernah bilang bahwa kamu suka gadis kulit putih rambut ikal kemerah-merahan dan hmmm aku rasa itu semua ada padaku..." jawabnya. 

 

"benar kamu memang cantik seperti itu, tapi aku tak pernah mengatakan itu padamu. Aku cuma mengatakan itu pada seorang gadis aceh yang belum pernah aku lihat dan hanya lewat sms saja". Sangkalku bertubi-tubi. 

"gadis itu bernama nia dewi 503, dia akan membuatkan puisi untukmu kapanpun jika kamu sedih. Dia akan bernyanyi untukmu kalau kamu udah kehabisan kata ketika telfon, dan dia sebenarnya adalah aku, maafkan aku telah bersandiwara, dari situlah aku tau kamu tidak pintar merayu gadis, dan begitu mudah kamu dapat dipermainkan, sekali lagi maafkan aku". Terangnya. 

Lagi-lagi aku yang dibuat kesal olehnya. Ingin ku pukul wanita menyebalkan di depanku ini, namun itu sangat tidak layak. Mungkin aku harus cepat pergi daripada harus dicerca sedemikian ini. Namun dengan cepat ia menghentikan langkahku kemudian menjulurkan tangannya "maafkan aku" pintanya. Aku bersalaman dengannya, kembali duduk dan tidak berani berkata-kata sedikitpun, aku hanya duduk diam kayak bego. Sesekali dia menancingku "nur, ngobrol donk! Jangan kayak patung". Aku hanya menggelengkan kepala. "ih kamu masih marah ya sama aku". Sekali lagi aku hanya bisa menggelengkan kepala, cemberut. Sesekali aku meliriknya dan kulihat ia tersenyum-senyum kecil sepertinya puas telah mempermainkan dan mengendalikan aku sedemikian rupa. Akupun sudah tidak ada ide dan inspirasi untuk balas dendam kepada wanita menyebalkan ini.

 

Cerita fiktif diatas terinspirasi dari beberapa iklan di televisi, koran bekas ditempat sampah, dan beberapa hal yang sering saya jumpai akhir-akhir ini. Semua itu terngiang-ngiang lembut ditelinga saya, kemudian masuk secara halus ke sel-sel otak dan menjadi energi untuk menang tiap hari. Kata-kata yang paling sering didengar akan menjadi kata-kata yang paling sering kita ucapkan, sedangkankan kata-kata yang paling sering kita ucapkan artinya sesuatu yang paling sering kita kerjakan. Coba lihat iklan baris dibawah ini: 

 

  • Riset telah membuktikan bahwa kuman berkembang biak secara cepat, ini bukan dongeng lho bu, ini fakta.
  • Makanya pakai molto ultra sekali bilas, busa hilang dan lenyap dalam sekali bilas.
  • Sekarang sumber air sudekat beta sonde pernah terlambat lagi...
  • kuberi kamu satu permintaan?...aku pengend dia klepek-klepek, sorry yow, aku yo wedi.

 

 

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler