Skip to Content

PUISI-PUISI SAUT SITUMORANG

Foto SIHALOHOLISTICK

TENTANG SAUT SITUMORANG

Saut Situmorang lahir 29 Juni 1966 di kota kecil Tebing Tinggi, Sumatera Utara, tapi besar di Medan. Pendidikan terakhir BA (Sastra Inggris) dan MA (Sastra Indonesia) di New Zealand, di mana ia merantau selama 11 tahun. Mengajar bahasa dan sastra Indonesia di almamaternya, Victoria University of Wellington dan Universitas of Auckland di New Zealand. Sejak akhir 2001 menetap di Yogyakarta sebagai penulis full time. Kumpulan puisinya yang lain: Catatan Subversif dan Otobiografi.

INSOMNIA

hampir. tengah malam. jalan.

jalan. kota sudah sepi. mobil

kadang lewat. mengiris. dingin. malam.

di kamar. sendiri. aku mendengar.

musik. dari tempat. yang jauh.

tentang tempat. yang jauh.

malam. hampir. begitu. sepi.

tak. ada. jangkrik. tak. ada. burung. malam.

darahku. menari. mengikuti. suara. gondang.

tempat. yang jauh. memanggil. manggil.

masa lalu. malam. kota. sepi.

di kamarku. sendiri. angin. sudah lama mati.

jalan. di luar. menggelepar. sekarat. malam.

begitu. kelam. memanggil. manggil.

musik itu. suara itu. dari jauh.

begitu jauh. angin. sudah lama

mati. tapi badanku. menggigil. darah.

darah. menari. mabok. gondang.

tempat. yang begitu. jauh. tak sanggup.

tak terjangkau. sendiri.

di kamar. aku. sendiri. hanya. suara itu.

terus. menyeru. tak henti. tak henti.

 

PADA UPACARA MENJEMPUT DAUN BERINGIN

-   buat Made Wianta

 

gunung keramat menghembus hujan

turun di ujung kakiku

ke manakah si mati yang dibakar tadi pergi?

 

gamelan lembut merangkul rambut langit

yang tergerai jatuh dekat kakiku

begitu jauh dariMu

wahai gadis kecil menari di buih putih masa lalu

 

white wine lebih nikmat pake es”

kawanku memandang minta aku setuju

 

ikat kepala hitam aku pakai di kepala

untuk menghormatimu

o perempuan tua yang tak pernah aku kenal –

betapa sunyi kematian tanpa tangis tanpa keturunan

 

pada upacara kematian perempuan tua tak pernah kukenal

betapa indah terkenang senyumMu yang penuh kehidupan!

 

KARENA LAUT, SUNGAI LUPA JALAN PULANG

di kota kecil itu

gerimis turun

dan kita basah

oleh senyum dan tatapan tatapan curian

yang tiba tiba mekar jadi ciuman ciuman panjang …

 

karena laut, sungai lupa jalan pulang

dan batu batu hitam

daun daun gugur

danau kecil di lembah jauh

jadi sunyi

kehilangan suara jangkrik suara burung

 

gerimis yang turun

mengikuti terus

di jalan jalan gunung

pasar hiruk pikuk

bis antar kota

pertunjukan pertunjukan malam yang membosankan

sampai botol botol bir kosong

tempat lampu neon berdustaan dengan bau tembakau

 

karena laut, sungai lupa jalan pulang

dan di meja-warung basah oleh gerimis

sebuah sajak setengah jadi

mengabur di kertas tissue yang tipis

 

BOCAH PEMANCING IKAN

untuk Vasko Popa

 

seorang bocah kecil memancing di danau

  dan mendapatkan bulan

bulan itu lalu dipecahkannya dan keluarlah matahari

karena terlalu panas matahari itu meleleh di dalam solunya

 

si bocah kecewa dan menangis

menangisi matahari yang meleleh hingga tak ada hasil

untuk dibawa pulang

menangisi bulan yang sudah pecah berkeping keping

    hingga tak lagi menyinari

jalan yang membawanya pulang

menangisi danau yang hanya punya satu bulan saja

        dalam perutnya

menangisi dirinya yang bocah yang kecil yang hanya bisa

   menangis di dalam

solunya di tengah tengah pekatnya lapar malam

 

SAUT KECIL BICARA DENGAN TUHAN

bocah laki laki itu

duduk sendiri

di tanah kering

di belakang rumah

 

diangkatnya wajahnya

yang kuning langsat

ke langit

yang kebiru biruan

 

matanya yang hitam

tak terpejam

asyik mengikuti gumpalan gumpalan awan

yang dihembus angin pelan pelan

 

dia tahu tuhan tinggal di situ

di langit biru di balik awan awan itu

karena begitulah kata ibu

tiap kali dia bertanya ingin tahu

 

bocah kecil itu

masih terus memandangi langit biru

matanya yang hitam

masih terus tak terpejam

 

tapi dia tak mengerti

kenapa kadang kadang turun hujan ke bumi

membuat becek jalan di depan rumah

membuat dia tak boleh main di luar rumah

 

kalau di atas ada langit

apakah yang ada di bawah tanah ini

bocah kecil itu bertanya tanya dalam hati

 

mungkin di bawah tanah ini

sama seperti di atas sini, serunya dalam hati

ada pohon ada rumah rumah

ada tanah lapang di mana orang

main layang layang

dan tentu mereka mengira

di atas sini tinggal tuhan mereka!

 

dia mulai tersenyum

dia tahu sekarang kenapa kadang kadang turun hujan

 

tentu saja hujan turun dari langit

karena di atas sana tuhan sedang pesta

dan air hujan itu

tentu air yang dipakai mencuci piring gelas

sehabis pesta

sama seperti ibu waktu cuci piring gelas

dan airnya hilang masuk ke dalam tanah

 

senyumnya makin lebar sekarang

dibayangkanNya anak anak mandi hujan

di bawah sana!

 

AKU INGIN

aku ingin mencintaiMu dengan membabi buta –

dengan sebotol racun yang diteguk romeo

tanpa sangsi yang membuat kematiannya jadi puisi

 

aku ingin kau mencintaiKu dengan membabi buta –

dengan sebilah belati yang ditikamkan juliet

ke dada sendiri yang membuatnya jadi abadi

1999

 

DISEBABKAN OLEH RENDRA 3

rambut gugur

di baju di handuk dan di bantal di kasur

gugurlah semua ketombe dan kutu kepala bersamanya

 

kekasihku

 

rambutku gugur

di atas sprei di mana kau dulu tertidur

gugurlah segala mimpi yang pernah menyatukan kepala kita

 

baiklah kita ikhlaskan saja

tiada janji ‘kan jumpa di eropa atau indonesia

karena asmara bisa jadi asma kalau pindah pindah budaya

 

asmara cuma lahir di gelas bir atau whisky

(di mana segala berujung di kasur dan kamar mandi)

ia mengikuti warna rambut kita

dan kalau rambut sendiri telah gugur

gugur pula ia bersama sama

 

ada tertinggal serambut kenangan

tapi semata tiada lebih dari hangover minuman

atau semacam pencegah masturbasi

 

mungkin ada pula kesedihan

itu baginya semacam inspirasi bagi puisi

yang sebentar akan pula berontokan

 

kekasihku

 

gugur, ya, gugur

semua gugur

rambut, ketombe dan kutu kutu di kepala

yang kita perlu cuma shampoo lidah buaya!

 

 

SPRING SUDAH TIBA

spring sudah tiba dan jarum kompas

jadi liar dalam gelasnya

waktu perahu kertas yang kulayarkan

ke utara terbalik menabrak

pelangi tiga warna

 

wajahku mengeras di cermin kamar mandi

karena jejak kakimu

wahai camar berbulu putih

disembunyikan ombak laut dari

sepasang mataku yang letih

 

spring sudah tiba dan pohon pohon

di puncak bukit mengibas ngibaskan

debu salju dari alis mereka sementara

dua ekor anak domba

melompat terperanjat melihat

sekuntum mawar

mekar di sela sela pagar

 

perahu kertasku yang malang…

tapi lihatlah! tiga orang bidadari

 

turun

 

dari

 

pelangi

 

mereka angkat perahu kertasku

yang hampir tenggelam itu

dan salju yang mulai mencair

membawa mereka berlayar ke

pinggir

danau

yang

tenang

 

GRAFITI CEMBURU

-eine kleine nachtmusik

 

aku merindukanMu.

 

malam di kotaku sesak terhimpit

cahaya bulan tembaga.

layang layang yang dinaikkan

anak anak desa tadi siang

bagai kalong kalong kematian hitam

menganyam bayang bayang panjang

menjerat rumah rumah berlampu tak terang

dan derunya

sampai ke kamarku yang penuh bising nyamuk.

rambut kusutku lengket

di bantal basah keringat

menginginkan goresan ujung kukumu.

Aku ingin tenggelam dalam

ombak birahimu, badai rindumu.

para tetangga yang berjudi di kamar sebelah

tertawa pada kartu kartu berwajah sama

tangis anak istrinya –

apa yang sedang kau lakukan malam ini?

malam di kotaku sesak terhimpit

bau knalpot bau asap rokok

dan bulan tembaga yang pucat

berdarah matanya

tertusuk cakar layang layang

yang dibiarkan anak anak desa kelaparan di pekat malam.

betapa ingin kupanggil namaMu!

seperti bocah kecil terjaga

dari kejaran raksasa dalam tidurnya

tapi kamar yang gelap penuh sarang laba laba

telah lama kehilangan suara langkah kaki bunda.

 

aku merindukanMu

di tengah pengap puntung puntung rokok

dan hujan malam bulan Juni

yang menambah gelisah layang layang raksasa di atas rumah

merindukanMu lewat desah sungai alkohol bening

yang menghanyutkan batu batu hitam masalaluku

daun daun kering luka lukaku.

 

aku merindukanMu

di pasir putih puri kanak kanakku

patung patung pasir tak berbaju mimpi mimpiku

bagai kupu kupu kecil terbang dari sunyi kepompong mati

aku menari dalam hujan malam bulan Juni

di bawah panas cahaya bulan tembaga

mengikuti irama deru layang layang raksasa basah

yang tersesat dalam labirin rumah rumah tak terang lampunya

aku menari dan menari

tanpa suara

hilang dalam pusaran lubuk badai rindu

tak sanggup memanggil namaMu.

 

malam di kotaku terpanggang

hangus api cemburu.

denpasar, 9 juni 2001

12:00 pm/am

 

KATA DALAM TELINGA

ada sebuah tangga menuju ke atap

di mana burung burung merpati membangun sarangnya

cukup kuat

untuk melindungi

bawah perut yang lembut

terbuat dari renda renda dan daging otot

hairspray dan air ludah

20 kaki di atas kepala kita

jauh seperti sebuah perahu mengapung

seperti wayar wayar lembut lentur

montok seperti oyster

kalung bulu dan tulang di leher

berlayar antara bulan dan bintang bintang

di air halusinasi di atas bukit orang mati

seperti Pinocchio

main film biru di bawah meja kantor

demi eloquence

di dinding alfabet

bukan batu giok

dalam truk sampah

do you read me?

 

ada sebuah tangga menuju ke atap

sebuah rumah berjendela hitam

di mana kami mengubur laundry kotormu

biar kami bisa cerita hal hal yang baik saja tentang dirimu

bocah kemaren sore

yang berhenti percaya pada tuhan

yang berkata, “kalau tuhan itu pemabuk

aku tak perlu minum alkohol!”

ayolah

 

ada sebuah tangga menuju ke atap

di mana burung burung merpati membangun sarangnya

sebelum musim dingin tiba

dengan botol botol susu beku dalam kotak surat

yang sedang diukiri tetanggaku dengan pahat

sambil berkata, “cuka dipakai di jaman Sebelum Masehi

sebagai spermicide-a pessary!”

“caranya, dicelupkan ke dalam,

mungkin menyengat sedikit!”

 

ada sebuah tangga menuju ke atap

di mana burung burung merpati membangun sarangnya

sebelum musim dingin tiba

ya, musim dingin akan indah tahun ini

dengan televisi televisi bisu membaca

bibirnya sendiri dengan logat Inggris

menghembuskan kesunyian kesunyian panjang

untuk menghangatkan diri

e hoa ma! o sobat

belut perut perak adalah yang terbaik untuk dikeringkan!

jadi waktu pemain sax

membuka lagunya

seperti minum

kita tak punya pilihan lain

kita mesti mengikuti

boneka boneka Gringo

ke mana burung burung merpati membangun sarangnya

waktu arah angin berubah

dan mengikutimu masuk ke dalam kegelapan pikiran

candi penuh ular

candi dewi ular

dewi birahi orang orang pagan

candi 13 warna biru

biru airmata, biru rasa rindu

biru hijau cemburu

biru palung dalam, biru bumi

biru cinta, biru cermin kaca

biru nostalgia, biru bahaya

biru tipu, biru napsu

biru kehilangan, biru kematian

 

ada sebuah tangga menuju ke atap

di mana matahari jadi lebih berarti

di mana hantu seseorang yang dulu kau cintai

seseorang kepada siapa dulu kau selalu berkata “karenamu

aku selalu kesepian”

berbisik padamu dalam bahasa Morse

“pandanglah aku sekarang. aku kembali untuk menghantuimu!”

Valhalla nampak

begitu jauh

seperti bola bola golf

para businessman bangsa Jepang

yang sedang menghapal percakapan Inggris-Zen

“hi, I’m Richard Taylor

and so are you!”

 

ada sebuah tangga menuju ke atap

seperti sebuah gantungan baju dari logam

tergantung tanpa baju

sexual pleasure

on empty roads

sebuah daun gugur

Jumat

adalah hari yang paling kejam dalam seminggu

berat

tailor-made

terbuat dari pecahan pecahan kaca halte bis kota

old talk

sebuah café

sebuah pekerjaan tetap

 

ada sebuah tangga menuju ke atap

di mana dua burung Enggang mengitari tiang totem tua

di mana burung burung merpati membangun sarangnya

seperti sebuah Big Mac

oleh Picasso

datanglah kalian wahai para hantu

yang menjaga pikiran pikiran duniawi

hantu hantu sebuah tangga menuju ke atap

atap perak atap kaca atap burung burung

atap sayap sayap kupu kupu patah

hitam, putih, dan multiwarna

dan beruap seperti onggokan onggokan tahi lembu

di pagi kota Te Puke yang dingin

datanglah kalian wahai para hantu pemilik hak cipta

seni yang palsu, immoral, angkuh, dan penuh tipu

aku tak bertanggung jawab atas sajak ini!

 

PERINGATAN RAKYAT

KORUPSI DAPAT MENYEBABKAN KANKER,

SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI DAN

GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN.

 

MARSINAH

            dari luka luka tubuhmu

            tercipta bintang bintang

            setiap bintang adalah sajak

            yang mengabadikan suaramu

 

perempuan muda yang berani itu

mati terbunuh.

kenapa?

 

tubuhnya yang indah yang suci

rusak

ternodai -- kematian yang laknat

menghancurkan

beribu doa ibu yang tinggal termangu.

kenapa?

 

perempuan muda yang berani angkat suara

karena tak adilnya matahari yang menyengat

            muka

perempuan bernama marsinah itu

mati dibunuh

 

dibunuh seperti kambing hitam yang cuma

            binatang

dibunuh seperti babi hitam yang cuma binatang

dibunuh seperti anjing hitam yang cuma

            binatang

dibunuh seperti cuma seekor binatang!

 

kenapa lobang tanah yang sempit yang hitam

lebih menerima seorang manusia

            perempuan

dibanding kita makhluk yang lebih tinggi dari

malaikat tuhan?

 

seorang perempuan muda

mati

hanya karena berani.

 

terlalu tinggi dia

 

bagi kita

yang terkutuk hidup

sebagai

 

pengecut!

 

 

CATATAN SUBVERSIF TAHUN 1998

-- disebabkan oleh Wiji Thukul

 

kau adalah kemarau panjang

yang hanya membawa kematian

kepada daun, bunga, dan

ikan ikan di sungai

kampung tercinta

 

karena kau adalah kemarau

maka airmata marah kami akan

menggenangi bumi

jadi embun

naik ke langit jadi awan awan

dan dengarlah gemuruh suara kami

sebagai hujan turun

 

mengusirmu dari sini!

maret 1998

 

ANATOMI PENYIKSAAN

mata

jangan kau menangis

walau tak henti sepatu sepatu tentara itu

menghajar dada

 

mulut

jangan kau mengeluh

walau terbakar kulit daging

disundut rokok rokok itu

 

kaki

jangan kau goyah

walau berjam jam kau berdiri

menahanku terpaksa

 

perut

bertahanlah

rasa mual yang amis itu

cuma listrik menggigit darah

 

ah, dada yang malang

jantungmu sudah tak tahan

hampir pecah.

 

tegarlah, tegarlah

jangan kau sampai berkhianat

itu yang diinginkan mereka!

 

 

POTRET SANG ANAK MUDA SEBAGAI PENYAIR PROTES

kota kota menggersang. hari hari jahat. hantu

srigala betina bangkit dari sela reruntuhan

            bangunan.

tak ada lagi damba

hanya

lumut dan bara api

menemani sepanjang hari.

aku disergap dentang kematian

dan aku terbakar hangus

dan aku lari tak tentu arah.

api semarak menghangus bajuku

sepasang tanganku

rambut kusutku. dan sambil berlari

aku menjerit memekik. tapi,

tak ada yang peduli.

aku memandang ke depan dengan kedua

            mataku buta

aku mendengar sekitarku dengan kedua

            kupingku tuli

dan ada suara suara sumbang

buta dan tuli

tak mampu lindungiku

dari suasana hidup yang memilu

 

mata dan telinga hati

membebani!

1987

 

SAJAK APARTHEID

botha adalah anak matahari

siang hari matahari kelihatan botha kelihatan

malam hari matahari tak ada botha tak ada

bukankah putih putih karena cahaya?

botha adalah anak matahari

matahari adalah induk botha

di mana ada semut di situ ada gula

di mana ada matahari di situ ada botha

di pantai botha telanjang bersama matahari

di pantai botha jogging bersama matahari

di pantai botha cocktail party bersama matahari

di pantai botha dansa bersama matahari

tapi matahari tak bisa lama lama bersama botha

matahari harus pergi matahari harus pergi

botha tak mau sendiri botha takut sendiri.

matahari takut malam matahari tak suka malam

botha takut malam botha tak suka malam

di pantai botha membuat api

api taku malam api tak suka malam

api harus pergi api harus pergi

botha takut malam botha tak suka malam

di pantai tak ada matahari tak ada api

di pantai botha sendiri botha takut sendiri

malam tak takut matahari tak suka matahari

malam tak takut api tak suka api

malam tak takut botha tak suka botha

di pantai botha telanjang sendiri sendiri sendiri

malam tak takut botha tak suka botha di pantai

telanjang sendiri sendiri sendiri

botha harus pergi!

 

AKU ADALAH MAYAT

yang terapung di sungai

di samping rumahmu

aku adalah laki laki itu yang kemarin

berpapasan denganmu tapi tak kau hirau

aku adalah laki laki itu yang

melompat masuk ke dalam bis kota

sesak dengan anak anak sekolah dan orang orang

pergi kerja

aku adalah bau busuk di sungai

yang meresahkan cicak cicak kecil di rumahmu

aku duduk di bangku kayu warung pinggir jalan

dan memesan sepiring nasi, sepotong ikan asin,

dan sambal belacan

aku adalah laki laki itu yang berteduh di bawah

pohon di pinggir jalan waktu turun hujan

dan sebuah mercedes mencipratkan air lumpur

ke baju dan celanaku

aku selalu ingin makan di restauran mewah

dengan seorang perempuan muda yang jelita

menemani di meja

aku adalah mayat membusuk yang terapung

tersangkut bambu di sungai dekat rumahmu

aku adalah laki laki itu yang mendayung becak

penuh air laut dalam mimpiku

aku adalah laki laki itu yang berjalan terburu

buru tiap kali polisi memapasiku

aku adalah sepucuk surat yang ditunggu tunggu

tapi tak pernah muncul di kampungku

aku adalah laki laki itu yang melambaikan

tangannya dan tinggal airmata

di pipi ibu tercinta

aku adalah mayat busuk tak berbaju

yang mengapung di sungai pagi itu

 

aku adalah perempuan muda tak berbaju yang

terapung di sungai di samping rumahmu

aku adalah perempuan itu yang naik bis antar

provinsi ditangisi sawah sawah tak berpadi di

kampungku yang jauh

aku adalah perempuan itu yang duduk termangu

di stasiun bis kotamu sore sore

mau ke mana tak tahu

aku didekati seorang laki laki yang pandai

berkata kata

aku adalah perempuan itu yang cuma punya

sepuluh ribu di sakuku

aku adalah bau busuk yang mengganggu

tidurmu sepanjang malam itu

aku berdiri di trotoar jalan ditutupi malam

menunggumu

aku tidur sepanjang hari di kampung kumuh

dipagari hotel hotel tinggi bernama asing

aku adalah perempuan itu yang bermimpi

sambil merias diri

aku adalah bis antar provinsi penuh debu

yang tak pernah pulang kembali

 

kami bertemu di atas truk polisi waktu

bulan purnama gemerlapan di air sungai

aku adalah laki laki itu yang memungut

punting rokok dari dekat kakimu

aku adalah perempuan itu yang memungut

pecah belah dari tong sampah depan rumahmu

aku adalah laki laki itu yang tersenyum

tapi tak kau hirau

kami adalah wajah wajah itu yang menatap

kosong waktu rumah tepas kami kau buldozer

kami adalah wajah wajah itu yang tertunduk

di atas truk diangkut seperti sampah busuk

aku adalah laki laki itu yang diusir dari kota

terpisah dari istri tercinta

aku adalah perempuan itu yang diusir dari kota

terpisah dari suami tercinta

 

aku adalah laki laki itu yang menyusup kembali

ke kota mencari istri tercinta

akua adalah perempuan itu yang menyusup

kembali ke kota mencari suami tercinta

aku adalah laki laki itu yang di pinggir jalan

berdiri termangu melihat

gedung gedung kota terbakar membara

aku adalah perempuan itu yang di pinggir jalan

berdiri termangu melihat

gedung gedung kota terbakar membara

aku adalah laki laki itu yang di pinggir jalan

berdiri termangu …

aku adalah perempuan itu yang di pinggir jalan

berdiri termangu …

kota terbakar!

kota terbakar!

 

kami adalah mayat membusuk yang

terapung tanpa baju di sungai

di samping rumahmu

pagi itu!

auckland, oktober 1998

 

SAMOSIR

menyusuri jalanan batu

di pinggang ramping bukitan batu

angin danau yang panas

bangkitkan amarah purba nenek moyang

 

anak anak negeri terkutuk!

langit mengirimkan asap beracun

mencekik mimpi mimpi malamu

bau mayat embun debu

berhembus dari dada susut anak anakmu!

tertawalah terus dengan angkuh

tertawalah di tengah padang semak ilalang

yang menarikan tortor kematianmu!

 

menyusuri jalanan airmata

antara tugu tugu hantu

matahari membakar rambutku satu satu

jadi bukitan tandus

terkelupas hangus

menguap di didih air danau

yang diludahkan para leluhur

dari pusuk buhit dongeng kanak kanakku

21 maret 2002

 

NYANYIAN ENGGANG

maka beberapa ekor burung enggang yang berparuh gading gajah afrika berteriak teriak parau di pucuk pohon pohon cempaka raksasa di pedalaman rimba raya orang orang dayak yang baru saja selesai mengukiri tengkorak lima orang binatang pencuri kayu dan menghanyutkannya di air sungai mahakam kapuas barito hingga ditelan lautan yang gelisah tak sabar menunggu sambil memukul mukul gong pantai laut cina selatan …

 

BADAI PENANTIAN

langit sunyi. terbakar

matahari, dan angin mati.

terpaku semua yang hidup di bumi.

menanti.

 

badai sembunyi di gunung gunung

badai sembunyi di hutan hutan

badai sembunyi di mata air

di danau danau di sungai sungai

badai sembunyi di kampung kampung gersang

di gunung gunung tumbang di hutan hutan arang

di tepi mata air polusi di tepi danau polusi di

tepi sungai polusi

badai sembunyi di pantai pantai di laut sembilu

di kota kota hangus tak lagi dikenal

kota kecil kota besar

kotamu kotaku

badai sembunyi di rumah rumah berdinding

beratap debu

di didih aspal jalanan

di kerikil kerikil tajam mimpimu

dalam lagu lagu bosan anak anakmu

di uban pertama istrimu yang tak mau

lagi ketawa

 

badai sembunyi di aspal jalanan

kerikil kerikil tajam kampung kampung terlantar

kota kota terbongkar

yang milikmu yang milikku

badai sembunyi di kampus kampus

wesel terlambat

di pabrik pabrik keringat menyengat

di penjara penjara berkakus tumpat

lantai bau pantat

milikmu milikku milik kau dan aku

badai sembunyi di mata mata itu

yang tertunduk mendekap bumi itu

di kaki kaki itu

yang tertunduk menekuk di bumi itu

dan di kuburan pun sembunyi badai

antara nisan nisan berhuruf

merah jingga

dan bunga kemboha rusak daunnya

 

badai sembunyi di negeri ini

negerimu,

negeriku ini. dan

 

menanti. menanti.

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler