Skip to Content

PUISI-PUISI SOSIAWAN LEAK

Foto SIHALOHOLISTICK

CERITA UNTUK ANAK KITA

- di pusaramu

 

aku cerita pada anak kita;

bahwa kau sedang tidur lama

dan suatu ketika akan bangun.

anak kita bertanya;

bagaimana ibu bisa mengenaliku

kalau ia tidur sejak aku lahir?

kubilang, ibu pasti mengenalmu

sebab ia selalu memimpikanmu

bahkan sejak sebelum tidur!

pelangi-mojosongo, solo, nopember 2006

 

APAKAH KARTINI

kartini, apakah kau akan tersenyum

tahu astronot wanita kita gagal mengangkasa lantaran keburu tua

sementara amerika menunda peluncuran pesawatnya

dan kita belum mampu meracik roket sendiri

 

kartini, apakah kau akan tertawa

lantaran sekarang wanita dapat menjadi birokrat

atau wakil rakyat di parlemen

bahkan presiden

 

kartini, apakah kau akan menangis

lantaran kini untuk yang pertama kali

presiden wanita kita sudah turun tahta

dan entah nanti apakah terpilih lagi atau frustasi

 

kartini, apakah kau akan menderita

tatkala di koran kau baca

ada ibu rumah tangga rela menjadi pengedar ganja dan narkoba

untuk membantu suaminya menghadapi keruwetan ekonomi

atau seorang ibu yang membunuh suami

lantaran selingkuh dengan teman sendiri

 

kartini, apakah kau akan susah

ketika kau jumpa para remaja

kehormatannya diobral murah

di tanah sendiri atau di negeri tetangga

 

kartini, kalau kau lahir di jaman ini

mungkin bingung mencari arti emansipasi

seperti kami linglung mengingat nama dan arti kartini

 

untung kau lahir 127 tahun lalu

sehingga tak mengalami,

betapa susahnya menjadi wanita berkelamin ganda;

ibu rumah tangga sekaligus pekerja!

pelangi, mojosongo-solo, 25 april 2004

 

KEMANA PERGINYA SEJARAH PAPUA?

kemana perginya sejarah papua?

 

teman-teman sd ku

kurus, dekil, rambutnya bau

kulit penyakitan, pakaian lusuh tanpa sepatu

aku menangis, saat 40 tahun kemudian

masih ketemu pemandangan yang sama

di sini, di papua

kemana perginya sejarah papua?

 

di atas kapal, para pengembara terpesona

saat mata menabrak gunung bersalju di puncaknya

di sini, di khatulistiwa

lalu, di dasar kali yang mereka selusuri

terhampar emas tanpa tuannya

bagai permadani pasir yang merdeka dan bercahaya.

gunung bersalju itu

melempar rasa rindu tanah leluhur

mampir ke areal pertambangan

yang pada perutnya hamil tua kekayaan

di sana, di eropa.

tapi di sini, di papua berarti bencana

sebab para suku percaya

mereka ada atas kehendak dewa

juga kali, samudra, rahasia hutan dan pegunungan.

bersama alam mereka membangun kearifan kehidupan,

merajut impian kemakmuran.

 

kemana perginya sejarah papua?

 

papua yang manis

digaris tipis kali ajkwa

daya hidup suku-suku timika

yang sejak 23 tahun lalu digasak 7.257 ton tailing saban hari

yang mulai 16 tahun lalu kusam dirajam 31.000 ton tailing saban hari

yang kini meradang diterjang 223.000 ton tailing saban hari

jangankan untuk mandi,

ikan dan lokan mati

bahkan kebun sagu orang komoro

di wilayah koperaporka layu

 

kemana perginya sejarah papua?

 

papua yang perkasa

di mana pipa-pipa raksasa grasberg-tembagapura

mengantar 6 miliar ton gerusan pasir tembaga ke laut arafuru

tempat kapal-kapal besar menunggu.

aku menangis, saat 40 tahun kemudian kutahu

di dalam 6 miliar ton itu

terkandung 6.000 ton emas.

aku menangis,

mendengar orang-orang papua

para penambang limbah di kabur wanomen dihalau paksa

diusir kasar dan ditembaki aparat negara,

apakah untuk memungut emas sebiji pasir, di tanah papua

orang-orang papua harus kehilangan nyawa?

 

lihatlah kuala kencana samping timika

tempat petinggi freeport berleha-leha

sementara 7 km dari kota itu, ada rumah yatim piatu

yang taraf hidupnya sama seperti sebelum ditemukan papua

di sekitarnya masih bisa kaujumpa orang-orang berkoteka

 

kemana perginya sejarah papua?

 

kita gerus gunung berpuncak salju

atas nama kemakmuran bersama

sambil membiarkan sanak saudara hidup di jaman batu

atas nama warisan budaya

 

kemana perginya sejarah papua?

Pelangi mojosongo, solo 15 maret 2006

* dari esai Riswanda Imawan (kompas, 13 maret 2006)

 

PENJARAH SAHAJA

-    bagi gusmus

 

kesahajaan adalah

; mata air yang mengucur dari gunung

menjelma teduh kala wajah terbasuh

 

ialah juga embun pagi

usai musnah sang kabut

yang menetes di ujung daunan

menjelma kehidupan para perdu dan rerumputan

 

kesahajaan pula

yang menuntun padi, jagung dan palawija

menunduk di atas meja makan

tanpa pernah menuntut dipulangkan

 

kesahajaan serupa kerja dan doa

yang bergandengan tangan dalam kalbu kita

menjelma keadilan, kemakmuran yang sentosa

 

kesahajaan, dialah

yang acap menyelinap

pergi tanpa pamit dari sanubari

jakarta, 13 september 2000

 

KELUAR DARI HIDUP

aku butuh sesuatu

lamatlamat kukenal, semacam misteri;

kuajak masuk ke kesepian kluwung,

garis laut dan pekak hawa gunung

dan kamu; sesuatu yang lamatlamat kukenal itu

duduk sepi di sampingku

tidak tersenyum tidak berduka

sementara gelap dan sepi di luar kita

cuma sibuk suara serangga,

angin atau daunan yang menjatuhkan embun

sunyi sendiri tak akan jaga oleh keriuhan itu

sebab ia telah lelap menyelinap

di kehangatan kita.

aku butuh sesuatu

lamatlamat kukenal, semacam misteri;

bukankah kadang kita butuh keluar dari hidup?

menggila dengan aku!

sebelum akhirnya

seperti salmon;

setelah bertelur, berakhir

di tempat yang sama pada saat dilahirkan

pelangi-mojosongo, solo, 7 oktober 2006

 

KOTA, SANG PENJARAH DESA

kota-kota tlah kian lunas memamah

para kampung dan desa

slogan dan iklan menabur propaganda

menggasak segar udara

hingga malam,

mercury-mercury menggantikan impian petani

yang pada siangnya

dirangsek rambu-rambu jalan

dijala lintasan kawat listrik

di atasnya

di sawah.

beton-beton dan jalanan

pun menjarah dunia padi

di mana berumah matahari petani.

solo, oktober 1998

 

PUISI, RIMBA ATAU TAMAN BUNGA

apa yang bisa diberikan puisi

di tengah senyuman tuhan;

tsunami dan banjir bah

formalin, bakso tikus, longsoran sampah

flu burung dan demam berdarah?

 

apakah puisi berteriak sekencang reformasi

pemilu dan sidang raju

demo kepala desa, ruu pornografi atau karikatur nabi?

 

apakah puisi seperti blt

raskin, kartu sehat, ganti rugi tanah

untuk tol dan program pemerintah?

atau ia mirip komentar penguasa

tentang bbm, tdl, teroris, impor beras dan pupuk kimia?

freeport dan blok cepu?

 

Apakah ia seperti chairil

intisari pikiran dan perenungan?

atau cuma seonggok jagung di kamar willy

yang loyo berhadapan dengan spp wiji?

 

apakah puisi beda dengan nina bobok ibu kala kita kecil dulu?

apakah ia tak sama dengan tembang dolanan di pelataran

saat kanak-kanak, berkawan teman-teman dan rembulan?

apakah ia tak bisa gaul dengan abg

yang nongkrong di mall, super market dan televisi?

apakah ia tak bisa dipinang dentuman ritmik

café, restoran, dan discotik?

apakah ia adalah lembu yang kecapaian

usai membajak sawah?

atau puisi adalah sawah itu sendiri?

angin, batu, bajak, tanah, matahari

bulan, laut, ranting, kedalaman dan kesenyapan

jiwa yang terbelenggu?

denting gitar dan gemericik air kali?

 

nyatanya di matamu puisi menolak semu

berkisah segala, memamah semua

meski tak selalu mampu memamah menu

mengunyah usia hingga menua

lautan, kota, manusia kalah

korupsi serta ziarah

rindu, nabi, sejarah, kenangan

cinta, sia-sia juga nyanyian

 

seperti omnivora

kau telan tiap yang kau temu

entah suka entah tak kuasa, entah karib entah tak akrab

masuk ke lubang krongkongan

lalu aduk di lambung lambang

kembali ke lumbung kehidupan

apakah segampang lempang?

 

nyatanya, kau kerap menggulai kata-kata

melebihi makna yang hendak kau jala

hingga lahir sajak dengan kerutan

dahi lipatan dan luka sekujur muka

 

nyatanya, wajahnya kabur bertabur aneka

hingga kita musti waspada

kala menatap dan menyelaminya

sebab, bisa bak rimba yang di rimbun kata

sedang matahari, sang pembidik arah

tak tembus cahyanya

di rimbunan yang belum selesai tumbuh

dan terus tumbuh!

 

lalu, tanpa kompas kita terjebak di hutan makna

ruwet jalan keluar masuknya

sedang alas yang kita injak tak henti diserbu kabut

hasil perselingkuhan slogan dan mantera

beraroma gelisahmu yang lembah

sebab alpa kau buka jendela

hatimu!

 

bagai lensa kamera, sajakmu tanpa kekang biasnya

menghidang gambar jauh dari nyata

lebih indah, lebih manis, lebih tragis, lebih terjaga

fantastis!

kau lupa

bahwa rumput sejumput

lebih gairah dari segenggam kembang

di samudra bunga

 

sedang taman, tak dibutuhkan

di pendemi alvian influensa dan busung lapar

pelangi mojosongo, solo, 11 maret 2006

 

ANAKKU MENULIS

tak ada yang ditulisnya

; kecuali kegembiraan bermain dan siksaan belajar

juga buku-buku dan jam sekolah yang lengang

; kecuali saat bel istirah.

kartu-kartu dan gambar-gambar

masa depan yang asing dari sejarahku

erat berada di genggamannya,

di tidurnya, juga mimpinya

menjelma bantal, kasur di kamar tidur

menjadi teman setia di meja belajar

berubah lauk lezat di meja makan.

lalu-lagu televisi, tarian kartun dan film fiksi

merampas matanya yang selalu curiga padaku

wajah tegang mata prampang

terjaga tiap bicara denganku; orang tua!

 

tak ada yang bisa ditulisnya

di depan computer tuaku

; ia kehilangan huruf-huruf yang berantakan letaknya

tanda baca dan jeda jadi tak ada fungsi

rayuan games, laksana sambal di makan siangku

tuts-tuts kotor, mouse yang kerap macet dan berdebu

mengusir minatnya; membunuh kisahnya tentang apa saja

tentang mandi yang telat lantaran sinchan

tentang permainan dengan teman yang selalu kurang

uang belanja yang tak pernah nambah

(padahal harga jajanan makin menjarah!)

makan yang tak pernah nikmat

tapi, tetap tak ada yang bisa ditulisnya!

pelangi, mojosongo-solo, april-mei 2004

 

APAKAH KAMU MASIH INGIN MENEMUIKU?

saat kecil, kami sekeluarga tidur bersama

tanpa listrik, dengan ibu dan ayah

di dalam rumah berlantai tanah.

jika turun hujan, kantuk urung datang

sebab atap seng ditabuh air langit yang tumpah

tak beraturan

apakah kamu masih ingin menemuiku?

sedangkan kutahu

kamu tak pernah singgah di tempat yang sama

kecuali saat pulang.

selalu berpindah

dari cahaya api ke lembab tanah,

basah hujan dan batas impian.

 

saat kecil, kami sekeluarga bekerja

masing-masing memiliki tugas yang berbeda

adikku menyiapkan kayu di tungku tak kunjung padam

perapian buat kakak,

yang menimba sumur hingga kering,

sebagai alasku menjemur air mata ibu di pembaringan,

sedang ibu menyisir kemarahan bapak

yang selalu memandang jendela berkabut

atau pintu berdebu

entah oleh asap, butiran air mata atau embun jelaga

apakah kamu masih ingin menemuiku?

dan berharap memungut kangen yang perwira

tumbuh di kedua lengan tak lempangku

atau di sepasang bengkok pahaku?

pelangi-mojosongo, solo, april 2006

 

KEKAYAANKU HANYA BUKU DAN BUNGA

kekayaanku hanya buku dan bunga

apakah kamu sudah membeli mobil? tanyamu

buku-buku menjerit dari timbangan

bersamaan dengan debu dan akar kembang

yang dicampakkan di jalanan

entah karena perang, pesta perkawinan

atau sisa pemakaman

kupungut segala tanpa peduli nama

status keluarga, cacat atau bermahkota

sambil kuingat ceritamu

tentang perselingkuhan udara dan limbah kimia

yang melahirkan hujan api di semua ruang, di dapurmu

mendidihkan segala yang kau sentuh

bahkan saat kau tidur sekalipun

 

kekayaanku hanya buku dan bunga

apakah engkau bahagia? tanyamu

seperti kata-katamu yang lengang

tanpa wajah, tak bernada, beralamat

aku dirajang-rajang huruf yang berloncatan

tanpa jeda tanpa tanda baca

yang lama ditawan daftar harga

di istana pasir bersama angin, kluwung

dan giris gerimis

yang tak pernah turun, di dapurmu

tapi, kekayaanku hanya buku dan bunga

 

kekayaanku hanya buku dan bunga

aku kangen, katamu

dan aku melamarmu dengan perpisahan

sambil terus mengumpulkan buku dan bunga

menjarakkan pertemuan kita

yang tak kunjung sampai!

pelangi-mojosongo, solo, 29 maret 2006

 

TENTANG SOSIAWAN LEAK

Sosiawan Leak lahir di Solo 1967. Seorang penyair dan deklamator puisi yang melakukan perjalanan sastra di banyak kota di Indonesia. Juga menulis sejumlah naskah lakon yang disutradarai dan dipentaskan bersama Kelompok Teater Klosed sejak 1998. Puisinya tersebar di berbagai media massa dan antologi bersama. Tahun 2003 diundang ke Poetry on The Road (Internationalies Literatur Festival Bremen) dan sempat menjadi pembicara tamu di Universitas Hamburg dan Passau, Jerman.

Pilihan tampilan komentar

Pilih cara kesukaan Anda untuk menampilkan komentar dan klik "Simpan pengaturan" untuk mengaktifkan perubahan.
Foto djibo

dimanakah saya bisa menemui

dimanakah saya bisa menemui puisi sosiawan leak dengan judul phobia??

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler