Skip to Content

Pulang

Foto siti afra adzanisyifa
files/user/4501/download_1.jpg
download_1.jpg

 

Seketika sunyi senyap menerpa

Membawa kerinduan yang tak terduga

Ku berfikir, ku berangan…

Akan kah asa ini kembali pulang?

Rumah adalah tempat terbaik yang pernah kudapat, begitu hangat begitu nyaman dan aman tak sedikitpun aku merasa takut berada disana, keluh kesah selalu terurai selalu terselesaikan dengan mudah dirumah. Tak ada rasa takut, tak ada gelisah.

Sedih mengingat jarak yang memisahkan, setiap orang pasti merasakan hal yang sama saat terpisah. Sulit rasanya berjuang sendiri tanpa keluarga, ya kini aku merasa berjuang sendiri. Belajar jauh dari rumah, aku memutuskan untuk menyewa kamar kost didekat kampusku setiap pagi aktifitas yang aku lakukan terasa hampa tak seperti biasanya, aku merindukan rumah.

Rumah yang selalu hangat, sarapan pagi yang nikmat senyuman Bunda yang menyejukkan pelukkan hangat dari ayah serta canda tawa dari kedua kakak dan adikku. Aku ingin pulang, sangat ingin pulang tapi seketika aku tersadar akan komitmen ku disini, apa yang aku lakukan disini? Apa yang aku inginkan disini? Seperti tak sepantasnya aku menyerah pada keadaan, aku harus bertahan, walau sulit.

Seperti teringat kembali ucapan Bunda

“ Jaga diri baik baik, kamu anak perempuan. Bunda senang kamu aktif, kuliah yang rajin ya”

Seperti ingin berteriak dan menangis, aku ingin bilang

“ Bunda boleh kah aku pulang? Aku ingin pulang, aku ingin memelukmu dan menangis”

Tetapi hal seperti itu tak mungkin kukatakan, mengingat perjuangan Ayah dan Bunda mereka membanting tulang bekerja siang dan malam, apa masih bisa aku menangis dihadapan mereka? Apa masih bisa aku menambah beban mereka? Aku tak mampu, hanya senyum yang harus ku berikan, tak ada lagi hal yang lebih pantas aku berikan selain prestasi dan senyum yang lebar yang tertera di wajahku.

Terkadang aku lalai, aku amat lalai aku melukai hati mereka, aku membantah aku membangkang aku berteriak. Serasa luka hanya aku saja yang genggam, padahal ribuan bahkan jutaan kekecewaan dan luka sudah mereka rasakan hanya demi menyekolahkanku disini.

Mereka tak pernah memaksa, tak pernah memaksa seluruh keputusan selalu berada ditanganku, doa serta dukungan seraya menyertaiku disini, tapi aku belum bisa memberikan apapun, belum bisa membanggakan mereka.

Padahal deras doa dan air mata selalu terucapkan dari sudut bibir lembut penuh ketenangan itu, Ayah Bunda maafkan aku, aku minta maaf lelah dan lemah rasanya tanpa kalian disini.

Aku tak mampu, aku tak bisa. Aku ingin pulang, Ku kuatkan tekad menerawang dan mendekap hangat dan teduhnya tatapan wajahmu. Semua itu meyakinkan ku, cukup meyakinkanku bahwa aku harus berjuang dengan senyuman, harus melompati segala rintangan sepertimu menelan seluruh kepahitan yang pernah kau rasakan dengan doa.

Ayah Bunda doakan aku, ku berjanji akan membawa pulang segudang kerinduan dan kebanggaan yang selalu kau harapkan dari anakmu ini.

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler