Skip to Content

PERAWAN, PENTINGKAH ITU?

Foto Boma Damar

Perlukah menjaga keperawanan sebelum menikah?

Pertanyaan tersebut pastinya akan mengundang begitu banyak jawaban dari sudut pandang setiap orang. Namun faktanya dewasa ini sebagian besar orang mengabaikannya, bahkan beberapa malah tidak ingin tau atau masa bodoh dengan pertanyaan tersebut. Ya, akhir-akhir ini semakin banyak orang yang menganggap keperawanan itu tidak penting. "Ah yang penting sama-sama suka, sama-sama mau, why not?" Kata-kata seperti itulah yang sering terlontar dan terdengar.

Sebenarnya semua orang pasti tau resiko yang diakibatkan oleh hubungan seks pra nikah, misalnya ; hamil diluar nikah yang akhirnya menjurus kepada pernikahan tanpa persiapan yang matang. Ingatlah bahwa setiap rancangan akan gagal tanpa pertimbangan yang seksama, dan pada akhirnya tidak sedikit pasangan yang menikah karena terpaksa untuk menutupi aib dari hamil diluar nikah mengalami perceraian. Selain itu seks pra nikah juga beresiko tertular penyakit kelamin, depresi dan sebagainya. Bukankah alasan di atas sudah cukup untuk tidak melakukan seks pra nikah? Tapi mengapa masih banyak orang yang mengabaikannya?

Setiap pelaku seks pra nikah secara tidak langsung akan dihantui perasaan bersalah. Bahkan bisa jadi mereka akan benci pada diri sendiri karena tidak bisa menolak tekanan untuk melakukan hubungan seks selanjutnya. Dan perasaan itu bisa saja muncul setiap waktu, kapanpun juga. Akibatnya, sebagian besar pikiran akan dipenuhi dengan hasrat seks yang menggebu dan tentunya akan menggangu akal sehat dan konsentrasi, apalagi jika si pelaku masih remaja dan belum matang. Sungguh sayang masa remajanya telah dirampas dan dipaksa untuk dewasa sebelum waktunya. Akhirnya hal itu juga yang mengubah sudut pandang mereka tentang seks. Suatu program yang seharusnya menjadi sesuatu yang sakral dan tabu, serta sangat indah bagi pasangan yang telah menikah akhirnya menjadi sesuatu yang sngat tercela, dan terkesan kotor ketika hal itu dilakukan diluar nikah. Dan asumsi itu bisa jadi akan terus terbawa setelah mereka menikah.

Percaya atau tidak, biasanya sebagian besar wanita merasakan ikatan yang sangat sulit dilepas dengan pria pertama yang telah ia berikan kehormatannya, padahal belum tentu dan sangat tipis kemungkinannya pria tersebut merasakan hal yang sama. Ini adalah masalah psikologis, yang tidak didasari oleh perasaan ketakutan dan rasa bersalah jika nanti tidak ada pria lain yang mau menikahinya ketika tau dia telah kehilangan keperawanannya. Karena bagi wanita itu adalah pengalaman yang sangat penting dalam hidupnya, sekali seumur hidupnya. Sangat disayangkan bukan? Seharusnya mereka menikmati surganya bulan madu dimalam pertama pernikahan, namun semuanya menjadi biasa saja, karena sudah tidak ada yang istimewa dimalam yang istimewa dan seumur hidup tidak akan pernah menikmati indahnya surga bulan madu.

Sesungguhnya para pelaku seks pra nikah telah mencemarkan diri, lalu melakukan dosa berulang kali terhadap tubuhnya sendiri. Maka, jagalah kehormatanmu sebaik mungkin dan seteguh mungkin sehingga kelak tidak ada kata “ AKU MENYESAL” baik darimu dan pasanganmu. Dengan mempertahankan keperawananmu selama belum menikah berarti kamu telah berhasil menjaga kesehatan fisik dan mentalmu, serta menjaga hubunganmu dengan Sang Pencipta. Perlu diketahui, sangat kecil kemungkinannya orang yang telah melakukan seks bebas mampu mengubah kebiasaannya setelah menikah. Sebaliknya, orang yang setia mempertahankan moralnya sebelum menikah lebih besar kemungkinannya untuk tetap setia kepada pasangan hidupnya setelah menikah.

Mempertahankan keperawanan dan bertingkah laku yang bersih adalah pilihan terbaik.

 

                                                                                                           Halmahera, 12 May 2014

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler