Seorang kakek yang dulunya pernah aktif di pemerintahan. Punya anak perempuan satu-satunya yang kawin dengan seorang pejabat juga. Keduanya sibuk berbagai urusan diluar rumah. Punya anak lelaki yang baru berumur empat tahun.anaknya pintar dan rada jenius.
Cucu : Kenapa olang makannya banyak kek
Kakek: Supaya orang cepat besar dan badannya gemuk.tidak seperti kamu krempeng karena malas makan.
Cucu: Kenapa olang minumnya banyak kek
Kakek : Supaya orang sehat dan kencingnya lancar
Cucu: Kalau aku kencing banyak kali kek, dimarahi ibu
Kakek: Karena kamu suka kencing di sembarang tempat
Cucu: Kek, ada coklat kek
Kakek: Kamu sudah dapat sepotong, mau tambah lagi sepotong, itu namanya rakus
Cucu: Supaya cepat gemuk kek, kan kakek bilangin aku krempeng
Kakek: Ini roti, makan itu roti, abisin, jangan disimpan-simpan
Cucu: nggak suka roti, mau coklat
Kakek: Kalau makan coklat melulu, gigimu nanti abis dimakan ulat
Cucu: Kenapa rambut kakek putih semua, dan giginya ompong
Kakek: Itu tanda orang sudah tua dan sudah bau tanah
Cucu: Bau tanah itu apa kek
Kakek: Maksud kakek sudah dekat keliang lahat, sudah dekat tinggalkan dunia ini.Artinya sudah dekat mati.
Cucu: Kalau mati orang makan apa kek
Kakek: Tidak ngapa-ngapain lagi
Cucu: Kayak olang tidul gitu kek
Kakek: Iya,tapi tidak lagi bernafas, tidak lagi bisa bikin apa-apa, tidak bisa disuruh-suruh lagi
Cucu: Kayak si manis kucingku yang ditanam di belakang rumah.Kenapa ditanam kek.
Kakek: Iya, harus, kalau tidak -bau-
(sang cucu menjepit kedua lubang hidungnya)
Cucu: Kakek bau ya
Kakek: Bau apanya.
Cucu: Bau seperti olang tidak pernah mandi.Hm pesing, kakek sering kencing ya
(Kakek tidak memberi jawaban, kakek sudah terserang kencing manis yang cukup berat,ia usahakan berdiri dari duduknya di kursi malas. ia ajak cucunya ke halaman belakang rumah.Rumahnya yang tergolong cukup mewah dibanding rumah tetangganya.Besar dan asri. Ia berolah raga kecil dengan menggoyang-goyangkan tangannya kedepan kebelakang berulang-ulang sedangkan cucunya berada dibelangnya memunguti daun-daun kering yang berserakan)
Kakek: Mau diapain daun kering itu.
Cucu:Mainan
Kakek: Itukan sampah, mau dibersihkan
(Kakek berbaring di rumput, kedua kakinya diangkat tinggi-tinggi dan digoyangkan seperti sedang mengayuh sepeda)
Cucu: Ayo kek telus kayuh sepedanya, kayuh telus
(Kakek ngos-ngoson dan mulai batuk)
Kakek:Udah-udah capek deh
Cucu: Kenapa ngayuh sepeda terbalik kek
Kakek: Supaya darah lancar naik kekepala
Cucu: Sudah segar kek
Kakek: Lumayan
Cucu: Kalau mau darah lancar, olah raganya terbaali kek
Kakek: Maksudnya
Cucu: Ya, kepala dibawah, kaki diatas
Kakek: Sebaiknya begitu
(Cucunya tiba-tiba menjerit)
Cucu: Rotiku- rotiku
Kakek: Kenapa rotimu
Cucu: Aku taruh disini (sambil menangis)
Kakek: Ya, rotimu kenapa
Cucu: Dibawa lari tikus. Tu Tu Itu tikusnya lari masuk di lobang got (sang cucu terus menangis)
(Sang kakek mengeluh dan berguman sendiri,segala macam cara dilakukan untuk membasmi tikus,tetapi cepat sekali berkembang biak.Dipasangkan perangkap.Cuma sekali saja dapat dijerat selanjutnya tidak mau lagi masuk perangkap.Cerdik jugatikus-tikus itu)
Cucu: Kata mama tikus itu dibunuh saja pakai racun
Kakek: Susah, dibuhuh satu tumbuh seribu
Cucu: Jadi, gimana dong kek
Kakek: Jangan kasih kesempatan lolos masuk rumah,semua lobang ditutup rapat.Makanan ditutup rapat. Kalau perlu dikunci dan selalu diawasi
Cucu: Oh kok gitu
Kakek: Ia harus itu
Cucu : Bersih-bersih kek
Kakek: iya-
Cucu: Gimana kalau.......
Kakek: Apa
Cucu: Pembuktian terbalik
Kakek: Ha Apa (kakek tersengal,melotot matanya)
Cucu: Diterapkan pembuktian terbalik
Kakek : (Bersungut) jenius amat sih kamu
Cucu: Nonton di TV. katanya kalau mau tangkap tikus pakai pembuktian terbalik
Kakek: Oh itu. jangan ikut nonton talk show di TV, nonton saja iping dan ipung
(sang kakek masuk keruang tengah.wajahnya bersimbah keringat, rupanya rematiknya tiba-tiba kambuh.Kalau orang sudah tua lalu ada kejadian begini. ini namanya sudah jatuh ketimpa tangga pula. Kalau benar pembuktian terbalik jadi diterapkan oleh KPK. Ayah Boby bakalan masuk jeruji besi. Dan rumah ini bakalan disita. Dan nasib cucuku yang jenius itu.Aduh bagaimana ini.Dan dari halaman belakang cucu kesayangannya itu memanggil berulang kali)
Cucu: Kakek...kek perahu Boby udah selesai itu tu di kolam-perahunya melaju ditiup angin-
(Sang kakek memandang keluar jendela memperhatikan raut wajah cucuhnya.Tak ada sedikit pun kesedihan.Wajahnya bersih, cerah ceria. Ia samasekali tak tahu dan memang tak perlu tahu bahwa ayah dan mamanya sudah berulang kali dipanggil KPK sebagai saksi atas kasus mega korupsi yang menjerat koleganya yang sudah terdakwa..............
Komentar
Tulis komentar baru