Skip to Content

Permainan Terakhir

Foto Enigma

Apakah kau mengenal diriku sebaik aku mengenal dirimu, Eleanor ? Pernahkah aku mengatakan kepadamu bahwa aku mengingat semua hal yang telah kita lalui bersama ? Bahkan pada hari itu, sebuah hari yang terasa sangat panjang hingga kupikir waktu telah berhenti di sana. Hari yang menandai perbedaan besar antara dirimu dan diriku. Kau selalu melupakan banyak hal, sesuatu yang tak pernah kualami dalam hidup. Kau melupakan segala kebaikan yang pernah kulakukan untukmu, Eleanor. Kebungkamanmu yang tidak pada tempatnya itu masih kuingat dengan jelas sebagai pengkhianatan terbesarmu selama ini. Satu hari yang telah merubah takdirku selamanya itu adalah di musim dingin sepuluh tahun yang lalu.

Aku berusia tujuh belas tahun saat itu, dan kau dua tahun lebih muda dariku. Kita memutuskan untuk melakukan suatu kegilaan yang tak biasa. Pernahkah kau mengingat bahwa ide itu pertama kali muncul di benakmu saat melihat Miss Trudy keluar dari rumah mungilnya bersama dengan chihuahua miliknya ? Chihuahua yang selalu mengenakan topi dan pakaian yang sama dengan wanita itu ke manapun mereka pergi.

“Kupikir kita bisa menghasilkan uang dari melakukan sesuatu yang tidak biasa, Clyde. Tidakkah kau mulai bosan melakukan hal yang sama berulang kali ?”

“Maksudmu mengerjai si pandir Hughes bersaudara ? Sampai saat ini itu memang cukup menyenangkan. Tetapi mereka yang lebih dulu memulainya. Mereka merebut dan merusak mainan kereta api milikku sepuluh tahun yang lalu. Hadiah Natal dari ayahku yang kertas kadonya bergambar kue jahe dan aku tidak langsung membukanya melainkan mengaguminya. Aku baru membukanya dua hari kemudian pukul tiga sore setelah aku pulang sekolah. Hadiah itu sangat berarti bagiku,” jawabku.

 Aku bahkan mengucapkan itu semua tanpa pandangan menerawang yang biasanya dilakukan untuk mengingat hal-hal yang hampir terlupakan. Hari itu dan beberapa kejadian yang menyertainya masih sejelas saat ini. Seolah-olah baru terjadi sepuluh menit yang lalu.

Kau mengerutkan keningmu pada saat itu dengan keheranan dan berkata, “Menakutkan bahwa kau masih mengingat hari itu. Aku tak menyangka hanya karena sebuah kereta api mainan kau berpikir untuk mengerjai mereka sampai mati,”

“Jika itu harus kulakukan, mengapa tidak ? Mereka pantas menerimanya. Kepandiran mereka itu adalah sebuah bencana. Jika kita meminta mereka menelan sabun cuci sekarang, dengan mengatakan kalau itu adalah sebotol sirup lemon, aku bertaruh mereka akan melakukannya,”

“Kita tidak akan pernah melakukan itu. Lagipula kita sudah membakar motor mereka. Seharusnya itu lebih dari cukup untuk membantumu melupakan insiden kereta api mainan itu,”

Aku tidak pernah suka dengan pemikiranmu itu, Eleanor. Kau selalu berhenti pada suatu permainan untuk beralih pada permainan lainnya yang menurutmu lebih menarik. Aku ingin kau menyelesaikan apa yang sudah kau mulai. Tapi aku menikmati setiap perdebatan yang kita lakukan. Bahkan saat aku memilih memulainya dengan berkata, “Bukan terletak pada harga sebuah mainan itu sendiri. Tetapi saat sesuatu yang sangat kau cintai tiba-tiba harus direnggut darimu,”

Seperti biasanya, kau hanya memberiku tatapan itu, Eleanor. Tatapan yang membuatku muak saat aku mengerti maksud yang tersembunyi di baliknya. Kau ingin memaksaku menghentikan permainan lama kita itu.

“Apa kau setuju jika kita memulai ‘permainan’ dengan Miss Trudy ? Beritahu aku sekarang,”

“Miss Trudy pernah menuduhku mencoba mencuri Elise darinya. Saat itu kau sedang pergi memancing bersama ayahmu. Pada hari Selasa sore. Aku hanya mencoba memberinya makanan, namun wanita penyihir itu berpikir hal yang sama sekali keliru. Aku tak akan melupakan hari itu,”

Kita melakukannya sebagai rekan kriminal yang sempurna, Eleanor. Menculik chihuahua itu dan menyembunyikannya di suatu tempat. Kemudian kita mendapatkan sejumlah uang yang ditawarkan Miss Trudy bagi siapapun yang dapat menemukan miliknya tersebut. Semuanya berjalan lancar dan menyenangkan sejauh itu. Sebelum kemudian entah dengan cara bagaimana wanita itu datang kepada kita dan membongkar muslihat kita. Rasa saling percaya yang sebelumnya kita miliki tiba-tiba hancur pada hari Miss Trudy datang dengan mengatakan bahwa salah seorang dari kita telah membocorkan rahasia itu. Aku tak pernah melakukannya, Eleanor. Aku tak akan pernah melakukan pengkhianatan keji seperti itu. Akan tetapi bagaimana dengan dirimu, Sobat ? Dengan tatapan tak berdosa dari kedua matamu itu, mudah sekali bagi Miss Trudy untuk percaya bahwa aku-lah yang menyebabkan seluruh kekacauan itu. Kau selalu berhasil membuat mereka lebih mempercayaimu. Pasti yang kau katakan di belakangku adalah kau merasa bersalah dan aku memaksamu melakukannya. Kebungkamanmu saat itu membuatku yakin bahwa kau telah mengkhianatiku.

Kau mengembalikan uang itu kepada Miss Trudy dan mengakhiri semuanya hanya dengan sebuah kata maaf. Mudah sekali bagimu. Apa yang telah merubah sikapmu hanya dalam waktu singkat ? Kau hanya menjawab bahwa kau tak bisa mengambil uang itu. Semua permainan yang kita mainkan selama ini tiba-tiba saja ingin kau akhiri.

"Aku memutuskan untuk berubah, Clyde. Kita tak bisa terus menghancurkan kehidupan orang lain seperti ini," jawabmu saat kutanya alasan kau menghentikan segala kesenangan ini.

Hari saat di mana kau pikir itu adalah akhir dari segalanya merupakan sebuah awal bagiku. Kita berhenti berbicara setelah itu. Aku tak bisa menerima gagasanmu dan kau memintaku melupakan semua yang terjadi, kata-kata buruk yang saling kita ucapkan dalam perdebatan itu. Kau tahu aku tak pernah melupakan apapun, Eleanor. Kau seharusnya tahu kalau tak seharusnya kau memulai perdebatan denganku. Kita berpisah untuk pertama kalinya. Benar-benar terpisah jauh.

Kemudian tiba-tiba saja kau datang kembali dalam kehidupanku. Kau tampak jauh berbeda. Namun bagiku tidak ada yang berubah dalam hubungan kita sejak itu semakin memburuk. Kau pikir kedatanganmu kembali setelah perpisahan kita selama sepuluh tahun lamanya akan membuatku melupakan segalanya ? Tapi aku biarkan kau tetap berpikir seperti itu.

"Bisa kulihat kau sangat menikmati hidup, Clyde," katamu sambil tersenyum. Senyummu telah berubah, tidak bengal seperti dulu lagi, namun masih menjadi senyum yang kubenci hingga saat ini.

"Bagaimana denganmu ?" tanyaku datar.

"Aku tidak menikah, menikmati hidupku dengan cara yang mungkin berbeda denganmu,"

"Ya, kita memang selalu mengambil pilihan hidup yang berbeda,"

"Clyde, apakah kau masih belum bisa melupakan hari itu ? Aku bermaksud memperbaiki hubungan kita. Saat itu kita masih sangat muda dan kita tidak berpikir rasional. Aku tahu sebagian besar itu merupakan kesalahanku, dan untuk kesekian kalinya aku berharap kau bersedia memaafkanku,"

Kau mengemis permohonan maaf dariku. Betapa mudahnya semua hal kau anggap selesai begitu kau mengucapkan kata itu, Eleanor. Tidakkah kau mengenal baik diriku sebaik aku mengenal dirimu ? Seharusnya kau tahu tak ada yang bisa kaulakukan untuk memperbaiki hubungan kita. Kecuali kau memutar ulang waktu sehingga peristiwa itu tidak pernah terjadi.

"Kau tidak akan pulang malam ini, bukan ? Cuaca di luar sana sangat buruk,"

"Kupikir aku bisa mengatasinya,"

"Tubuh manusia yang sangat kuat pun pada akhirnya akan menyerah pada kekuatan alam. Tinggallah di sini untuk malam ini. Besok pagi akan ada kereta menuju Chelsea pukul tujuh,"

Kau setuju untuk tinggal. Kita melalui malam itu seperti dua orang asing yang mencoba saling terbiasa satu sama lain. Seandainya kau tahu bahwa aku sudah menantikan saat-saat seperti ini dalam waktu yang cukup lama. Dengan sebuah alasan yang mungkin tak dapat kau mengerti hingga saat ini.

Seperti biasanya kau meninggalkan hal-hal buruk yang terjadi di masa lalu. Kau membawaku pada kenangan-kenangan indah yang kita lalui bersama sebagai sahabat. Kau masih selalu berpikir bahwa beberapa hal sebaiknya dibiarkan tetap menjadi masa lalu, dan tidak ada yang berubah di antara kita. Saat kau mengatakan itu kepadaku, kupikir kau juga memahami bahwa aku pun masih seperti diriku yang dulu. Seorang pendendam dan pembenci.

"Sebenarnya ada yang ingin kukatakan padamu, Clyde," kau menyeruput teh panas yang kubuatkan untukmu semenit yang lalu.

"Katakan saja," jawabku sedingin udara malam itu. Aku bisa melihat kau begitu menikmati minuman yang dibuat oleh seseorang yang sangat membencimu saat ini, Eleanor.

Kau mencoba memikirkan sebuah kalimat. Apapun yang kau katakan tak akan dapat menyembuhkan luka yang kau timbulkan di hatiku. Tetapi agar permainan berjalan adil, maka aku biarkan kau tetap memainkan sandiwara ini hingga tuntas.

"Aku sekarat, Clyde. Waktuku hanya tersisa tidak kurang dari satu bulan. Aku datang kemari karena aku ingin menemui orang terakhir yang mungkin akan kulihat wajahnya,"

Aku tak tahu bagaimana harus bereaksi terhadap ucapanmu itu, Eleanor. Aku tak tahu apakah itu berita buruk atau bagus bagiku. Tiba-tiba perasaanku menjadi mati. Aku tak bisa merasakan benci maupun cinta. Aku tak bisa merasakan apapun. Reaksiku akan berita itu pasti cukup mengejutkanmu. Karena sebenarnya aku tak menunjukkan reaksi apapun seolah-olah kau hanya diam membisu di sana. Aku tak mendengarmu. Dan tak akan pernah mendengarmu lagi, Eleanor.

Alasannya cukup jelas hingga saat ini. Satu-satunya reaksi yang kutimbulkan adalah melalui arsenik itu, Eleanor. Cara kerjanya tidak akan lebih menyakitkan dari sebutir peluru yang menembus jantungmu atau sebilah pisau yang melukai lehermu. Lihatlah bagaimana aku masih begitu peduli bahkan menjelang kematianmu. Aku membuatmu hampir tak merasakan apapun kecuali sedikit rasa sakit yang tak sebanding dengan rasa sakit yang kau timbulkan pada hatiku selama bertahun-tahun.

Namun saat aku melihat tatapan terakhir matamu padaku, aku tahu kau telah merubah jalan cerita dari tragedi ini, Eleanor. Bahkan menjelang kematianmu pun kau masih mencoba untuk mengalahkanku. Kau membuka telapak tanganmu yang hampir kehilangan dayanya untuk bergerak. Aku dapat melihat barang bukti kejahatan itu di sana. Sebuah pembungkus arsenik yang kugunakan untuk minumanmu, Eleanor. Kau sedang memegangnya. Kau tahu bahwa aku bermaksud meracunimu dan kau membiarkan hal itu terjadi. Apa yang kau inginkan dariku ?

"Aku yakin kau pun tak akan pernah melupakan hari ini, sahabatku,"

Kau tersenyum penuh kemenangan saat itu, Eleanor. Kau meninggalkan dunia ini bahkan sebelum aku sempat mengajukan argumenku. Kau masih selalu meninggalkan banyak pertanyaan untukku. Kau menghindari perdebatan dengan menutup mata, telinga dan mulutmu dariku. Aku membencimu, Eleanor. Aku sangat membencimu sehingga rasa sakitnya kemudian menjadi tak tertahankan. Aku menangis di atas tubuh tak bernyawamu bukan karena rasa kehilangan, Eleanor. Aku membencimu karena kau mengalahkanku sebelum aku sempat membalasnya. Karena kau tak akan pernah menjadi musuhku lagi.

Kau benar mengenai satu hal. Aku memang tak pernah melupakan hari itu. Aku telah hidup bersama kenangan itu selama bertahun-tahun. Kenangan mengenai dirimu selalu membawa pergi segala kebahagiaan dan ketenangan hidupku. Aku melihat wajahmu di mana-mana. Suaramu berbicara padaku dari setiap sudut. Mereka mulai berpikir bahwa aku gila, Eleanor. Orang-orang aneh itu masih selalu mencoba membawaku bersama mereka. Aku tidak akan pernah kembali ke tempat itu. Mereka akan mengurungku seperti hewan buas. Bisakah kau melihat itu, Eleanor ? Apakah saat ini kau sedang menertawakan kekalahanku ?

Aku tak pernah menemukan kebahagiaanku. Kau menang, Eleanor. Kau memenangkan permainan di antara kita untuk kesekian kalinya. Dan aku sudah lelah bermain. Aku ingin pergi ke suatu tempat yang sangat jauh. Mungkin aku akan menyusulmu untuk memainkan satu permainan yang belum tuntas di antara kita. Apakah kau sudah menungguku di sana ? Aku tahu saat ini kau sedang tersenyum padaku dengan kedua tangan terentang untuk menyambut kedatanganku dengan penuh suka cita. Aku bisa melihatmu sekarang, Eleanor.

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler