Skip to Content

Reuni SD (2)

Foto Natasia Deva

Reuni SD (2)
(By : Deva)

Sepanjang acara, Leni tidak henti-hentinya mencuri kesempatan memperhatikan Ardi. Otaknya sudah mengaturnya begitu sejak awal. Seakan tubuhnya tersihir mantra. Menuruti mantra hati yang sulit dijelaskan. Tapi ia tidak mau yakin dulu kalau ini rasa lebih dari kagum. Ia harap, semoga saja ini bukan tanda dan gejala rasa itu, batinnya. Tapi semakin Leni menyangkal perasaannya, dirinya malah makin mengaguminya dan makin gugup. Ini benar-benar aneh, batinnya kesal.

Setiap kali ada kesempatan, lagi-lagi Leni mencuri kesempatan melihatnya. Melihat Ardi yang sedang bertukar cerita dengan Wisnu. Namun sayang, semenjak ia memperhatikan Ardi, cowok itu lebih banyak diamnya, mungkin canggung karena ia tidak terlalu akrab dengan mereka. Wajar saja, ia bersekolah di SD Bunda Jaya tidak sampai lulus. Jadinya ia sedikit enggan seru-seruan dengan mereka.

Berulang-ulang kali Leni mendapati dirinya sedang berusaha menjaga sikap di depan cowok itu. Jaim-jaim gimana gitu. Berusaha tampil sebaik mungkin setiap ada di depannya atau setiap Ardi melihat dirinya juga saat ia jadi bulan-bulanan teman-temannya. Tapi justru karena itu tubuhnya makin gugup dan salah tingkah.

Setelah selesai meletakkan gelas-gelas kosong Aqua di tempat sampah, Leni menaiki tangga didahului Anda. Anda berjalan dan menyingkir dari tangga sedangkan Leni berdiri diam di salah satu anak tangga sambil merenung dan sesekali mengintip dari bawah tangga apa Ardi masih duduk di sana, di dekat tangga bersama Wisnu?

Ternyata mereka masih di sana. Ia tampak ragu. Menemui mereka atau tidak? Menemui mereka atau tidak? Berkali-kali batinnya terus bertanya dengan pertanyaan yang sama dalam otaknya. Ia ingin sekali menjalin obrolan dengan mereka. Rasanya sangat ingin. Tapi sejenak ada rasa takut dan gugup. Akhirnya setelah tekad api membara, tanpa ragu, Leni menghampiri mereka. Tapi Leni mendekat ke arah Wisnu karena dulu ia sadar dirinya lebih dekat dengan Wisnu daripada Ardi. Tanpa tanggung-tanggung, Leni berbasa-basi.

“Wisnu, masih ingat gw gak?” Leni memberanikan membuka obrolan. Wisnu yang sedang mengobrol dengan Ardi spontan menengok ke belakang dan melihat Leni. Mata besar itu memperhatikan Leni sejenak, berusaha mengingat-ingat. Berpikir-pikir apa dia ingat cewek di depannya itu.
“Ingetin gua dong. Kejadian apa gitu?” jawabnya balik bertanya.

Sudah kuduga kalau dia akan lupa. Leni mengingat-ingat juga. Kejadian apa ya? Sambil mengingat-ingat, Leni mencuri pandang ke Ardi yang sedang memperhatikannya. Mereka berdua saling tatap.
“Wajah lu kayak sering lihat deh. Tapi lupa dimana? Ya gak, Wis?” Wisnu hanya memiringkan kepalanya. Bingung, mau setuju atau tidak dengan pendapat Ardi itu. Leni melirik ke Ardi dan tersenyum saja. Akhirnya nih cowok mulutnya buka juga, Leni jadi gemas sendiri kenapa gak dari tadi coba. Ardi memang benar, wajahnya memang begitu familiar. Ya iya setahun lalu kita kan pernah bertemu, batin Leni menjawab. Tapi sebaiknya ia tidak cerita tentang di tempat les itu. Mungkin saja dia sudah lupa. Lagian sudah berlalu juga.

“Lu inget gak pas lu tenggelemin gw di kolam renang?” tanya Leni setelah ingat kejadian itu. Leni berharap sekali agar Wisnu ingat, jadi ia tidak akan malu di depan Ardi.
“Di kolam renang ya? Ehmmm… Oh iya gua inget.” Setelah beberapa detik, Wisnu mengangguk-angguk mantab.
“Bohong ya lu? Bohong dia! Bohong! Dia pura-pura inget aja, padahal kagak,” sambar Ardi sambil menunjuk Wisnu. Wisnu terkekeh geli. Leni tertawa mendengar ucapan Ardi. Sepertinya Ardi benar, Wisnu cuma pura-pura ingat saja agar ia tidak kecewa. Tapi ya sudahlah.

“Leni!” Tiba-tiba sseseorang memanggilnya. Mengagetkan mereka bertiga yang sedang asyik bicara. Spontan, Leni menengok ke belakang.
“Mau ikut main gak? Tepok nyamuk,” tanya Via tiba-tiba mengacau. Dia memberi isyarat pada Leni agar ikutan main kartu bridge itu dengan yang lainnya. Leni berpikir sebentar, daripada terus menahan debaran jantung ini lebih baik ia ikut main dengan Via saja.
“Ikut. Ikut,” ucap Leni sambil berjalan cepat ke arah Via yang sudah membagi kartu bridge. Setelah duduk dan memegang kartu bridge, Leni menggumam sedikit. Semoga kita bisa ngobrol lagi, Ardi.

Karena penasaran, Leni sedikit memberanikan diri menengok ke belakang, ke arah Ardi dan mendapati cowok itu sedang menatapnya. Leni tersenyum simpul. Ya semoga kita bisa ketemu lagi setelah ini, harap Leni. Walaupun sebenarnya cewek Jogja itu tidak terlalu berharap pasti.

THE END

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler