Skip to Content

SI RINDRA

Foto nailani

SI RINDRA

Serpihan embun pagi seakan membawa ku dalam pesonanya, ingin rasanya aku terus berada disampingnya untuk menemani hari-hariku yang sepi. Tak terasa waktu menunjukan pukul 06.30 tiba saatnya aku untuk jogging pagi, seperti biasa sebelum aku berangkat jogging terlebih dahulu aku pamitan sama ibu dan ayahku,

“ Ibu, ayah, aku pamit pergi jogging dulu ya ? kataku dengan manja, ‘’ Iya hati-hati di jalan ya rindra, pulangnya jangan kesiangan ”  sahut ibu dengan lembut,       “ Iya bu, assallamualikum ” jawabku tersenyum, “ Waalaikum sallam ’’.kata ibu sambil memelukku.

 

Setelah pamitan sama kedua orang tuaku, aku pun pergi kerumah temanku yang bernama riyan untuk mengajaknya joging bersama, riyan adalah sahabat kecilku dari SD sampai kuliah kami selalu bersama, jadi ibarat kata kami seperti saudara kandung. Kira-kira setengah jam aku berjalan dari rumahku ke rumah riyan, akhirnya aku sampai juga dirumahnya riyan sungguh hal yang sangat melelahkan untukku, tapi apalah daya aku sudah keburu berjanji sama riyan bahwa aku akan menjemputnya. Setelah beristirahat sejenak dari rumah riyan, aku dan riyan pun pergi untuk joging bersama. Dalam perjalanan joging aku banyak melihat pemandangan yang sangat indah terutama ombak pantai yang melambai-lambaikan tanganya  kepadaku. Tiba-tiba tanpa ku duga riyan mengajakku untuk menikmati ke indahan pantai. ‘’ Rindra kita istirahat ke pantai sebentar yuk ?         “ Boleh, tapi cuma sebentar aja yah ! kataku tersenyum, Kenapa ? sahut riyan penasaran, “ Soalnya hari ini aku mau pergi ! Jawabku dengan sabar, “ oh iya deh, sahut riyan dengan muka yang cemberut.

 

Setengah jam aku dan riyan di pantai akhirnya aku mengajak riyan untuk pulang. Sesampainya di rumah, aku pun bergegas mandi karena hari ini akan di adakan pertandingan kejuaraan futsal tingkat kabupaten kotabaru, jadi sangat di sayangkan kalau aku ga melihat pertandingan yang paling menegangkan dalam se umur hidupku. Waktu menujukan pukul 04.00 akhirnya aku sampai di lapangan futsal tempat di selenggarakannya pertandingan, di lapangan futsal ini lah yang membuat ku teringat pada pertemuan ku dengan pemuda berkulit putih yang bernama alex yang menolongku dari kejahatan pencopet.

 

Pertemuan ku dengan alex itu terjadi satu tahun yang lalu sehabis pertandingan futsal berakhir, waktu itu aku sedang ingin pulang tapi ketika aku mau naik angkot, aku lupa bahwa dompetku ketinggalan di lapangan. Aku pun dengan bergegas kembali ke lapangan futsal, belum sempat aku mengambil dompet ku, tiba-tiba seorang pria yang memakai topeng lebih dulu mengambil dompet ku, aku pun dengan spontan berteriak, copet-copet”, teriak ku. Eh neng ngapain teriak, ga akan ada orang yang dengar’’ sahut pencopet itu, mau apa kamu ? kataku ketakutan. Hem abang Cuma mau cubit neng aja kok’’ jawab pencopet itu tertawa. Belum sempat pencopet itu menghampiriku, tiba –tiba datanglah seorang pemuda yang baik hati menolongku dan menghajar pemuda itu. Akibatnya pencopet itu pingasan.

 

Aku pun bersyukur masih di lindungi yang kuasa lewat perolongan pemuda itu, mba ga apa-apa kan ? tanya pemuda itu. Oh iya ga apa-apa mas’’ sahutku malu-malu. Sukurlah mba, tadi yang mencuri dompet mba adalah perampok incaran polisi’’ kata pemuda itu. Oh gitu ya mas’’ sahutku tersenyum.

 

Lama-kelamaan berbincang dengan pemuda itu akhirnya kami saling berkenalan, dan ternyata nama pemuda itu adalah alex, aku pun sangat senang berkenalan dengan alex berkat pertolonganya lah aku bisa selamat dari ancaman perampok. Sebulan lamanya aku berteman dengan alex dan akhirnya aku mejalin hubungan percintaan dengan alex. Aku pun sangat bahagia bisa memiliki alex, tetapi kebahagian ku harus tertunda karena alex mau berangkat keluar kota untuk melenjutkan kuliahnya disana. Tetapi alex berjanji kepadaku kalau sehabis kuliahnya selesai nanti dia akan datang melamarku. Empat tahun pun berlalu setelah kepergian alex, aku pun mendapat kabar bahwa alex telah meninggal dunia di tabrak mobil sewaktu dia mau pergi jalan-jalan. Mendengar kabar itu aku pun jadi sering murung dan pendiam tidak ceria seperti dulu lagi. Hari-hari ku pun ku hiasi dengan sering pergi ke lapangan futsal untuk menanti alex karena aku yakin alex masih hidup dan akan segera datang untuk melamarku.

 

 

 

 

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler