Skip to Content

Tuhan Tak Pernah Salah

Foto Salma Mukadar Sastra
files/user/8859/IMG_20200510_102142.jpg
IMG_20200510_102142.jpg

Suatu saat, ingin ku katakan padanya bahwa " Tuhan tidak pernah salah".

 

Perempuan itu sering menikmati hujan sebagai cara untuk membuat cerita tentang rindu. Merapalkan doa tentang penantian berhari-hari, menanti sejatinya cinta yang harus di ikat oleh takdir tuhan.

Di bilik jendela, dia sering termenung untuk menemani kekasihnya yang tengah merindu saat derasnya hujan. kapankah jarak akan sirnah oleh kita yang terpisah ? "Dia bertanya pada dirinya sendiri."

Baginya, cinta memang harus menunggu, walau membosankan.

Perempuan itu juga sering menunggu senja dengan segelas kopi. Menyeruput kopi baginya adalah dekat dengan kekasih yang wajahnya bersemaya pada pikiran pun hatinya. Lalu dia membuatnya menjadi kisah rindu yang paling merindu.

Bila rindu dapat di racuni agar mati lalu hilang di telan waktu. Dia akan melakukan hal apa pun itu untuk membunuh rindu yang tak berhati. Tiba-tiba saja dia tersenyum yang enta, mungkin dia sedang mengingat kekasihnya yang kadang menyebalkan itu.

Malam adalah cara tepat merindukan kekasih.  Yaaa itu yang selalu dia rasakan. Ketika malam mulai pekat, rindu benar-benar mencekik hatinya, dia hanya bisa mengetik atau menulis tentang rindu, bukan dengan ucapan untuk memberitahu kekasihnya. Mungkin terlalu murahan jika dia mengatakan hal itu.

Dia selalu terburu-buru untuk tidur agar bertemu dengan kekasihnya dalam mimpi. Hanya itu yang mampu di tebas, dalam mimpi.

 

Di suatu pagi, matanya terbuka. Dia ingin sekali melihat wajah kekasihnya yang masih polos berbau senyum nan mesra. Membelai rambutnya lalu mengecup keningnya.

 

"Kekasihku, tidak ada yang benar-benar membuatku rindu selain kasih sayangmu. Andai kau ada, aku ingin membuat segelas kopi berisikan cinta dan sayang untukmu. Senyummu adalah puisiku yang ku tulis begitu mesra dan romantis, sebab kau menghadirkan kata yang entah kenapa, yang membuatku merangkai suatu cerita dengan begitu indahnya. Kau menyelamati tulisanku menjadi kenangan yang akan di kenang selamanya." katanya dalam hati sambila tersenyum.

Selamat pagi kekasih, sudakah kau menyeruput kopi? Atau masih tertidur pulas sambil bermimpi menemui aku di jalan rindu, sambil melihat wajah kekasihnya pada posel hp yang dia pegang. Senyumnya pecah.

Pagi benar-benar segar, serupa bunga yang terkenal embun, tumbuh hijau dengan kekuatan yang luar biasa. Begitu pula dia.

Dia terbangun untuk memulai aktifitas paginya. sekolah, ya sekolah.

Dia adalah guru dengan tubuhnya yang unik dan wajahnya yang bisa di katakan lebih mudah yaa, hehehe. Kadang risih bangun pagi, tapi apalah daya tugas membuatnya benar-benar harus pergi. Dia guru matematika, keunikannya adalah dia juga menyukai sastra. Puisi adalah hal yang dicintai. Baginya puisi adalah teman curhat yang tak pernah menyalahkan dirinya atau mengomelnya saat patah karena rindu membuatnya gila.

Di sekolah, usianya beda dengan teman-teman gurunya yang lain, sangat muda. Dia adalah seorang pendiam, namun kadang-kadang pemarah ketika hal yang tidak dia sukai di lakukan. Apalagi dengan kekasihnya, omelannya tidak pernah lagi mengenal titik dan koma. Tapi dia sesorang yang penyayang.

Kekasihnya sangat baik, tapi disayangkan, mereka menjalani hubungan yang di pisahkan oleh jarak, ufuk, samudera yang melintang membatasi. Yang dapat di lakukan hanyalah berdoa semoga tuhan merestui sebuah usaha yang mereka lakukan. Sebab baginya, tuhan tidak pernah salah dalam memilih atau memberi bagi hambanya.

 

Waktu berjalan, tepat pukul 14:00 menandakan sekolah telah usai untuk pulang kerumah. Setiap pergi dan pulang sekolah mereka menaiki kendaraan untuk menyeberang, karena sekolahnya bukan di kampung dia tinggal melainkan di kampung sebelah. Parahnya jika musim hujan, sesekali mereka pulang dengan basah kuyup karena di guyuri hujan.

Saat tiba di rumah, dia selalu bertatapan dengan buku walau hanya beberap menit, lalu istirahat sejenak memulihkan badannya yang lelah. Dia suka membaca, terutama tentang sebuah cerita yang menggemaskan ( romantis, motivasi ). Yang ada pada dirinya ketika buku yang dia baca begitu indah, itu adalah instrumen untuk dia membuat sebuah cerita.

Menulis juga sering dia lakukan jika sedang terserang penyakit yang tak dapat di lihat dengan kasat mata. Karena dengan suka menulisnya, puisi dan sajaknya pernah di terbitkan, itu yang membuat dia suka menulis, karena di kenal banyak orang dan di kagumi. Walau menurutnya itu hanya biasa saja, karena di atas langit masih ada langit.

Kadang-kadang atau untuk saling mengabari dengan kakasihnya itu, hanya saat rindu atau jika ingin menghubunginya. jika tidak, yaaa berarti mereka tak saling menyapa hingga beberapa hari. Apalagi jika mereka sedang di landa kemarahan yang tak ingin untuk di ganggu walau dengan sapaan hay, dunia bagaikan sedang di hantui iblis. Atau bagaikan bumi yang sedang di bakar hingga hangus tanpa menyisakan pohon-pohon yang subur dan hijau. Namun tak meretakkan kepekaan mereka untuk tidak saling meninggalkan atau menoleh ke lain.

Saat sore tiba, dan matahari akan condong, lalu senja mulai menyingsing, dia selalu punya cara untuk pergi menatap walau hanya semenit, dua menit atau sampai beberapa jam. Melihat senja adalah nyawa yang akan membuatnya hidup selamanya. Sebab di sana ada kekasih yang selalu setia menunggu dia untuk menatap wajahnya, atau ada kata yang di berikan kekasihnya untuk di buat sebagai sebuah cerita tentang rindu. Lalu selepas melihat senja dia akan merancang puluhan kata-kata.

Sore itu, saat langit menyapu senja sedikit-demi sedikit. Matanya dengan penuh tajam menatap warna kejinggaan yang mulai pudar, yang dia lakukan juga adalah menutup mata lalu mencari wajah kekasihnya lalu berdoa;

 “Kelak ketika kita menuai dan saling melingkar jari, aku ingin tuhan menyiapkan senja yang begitu indah, seindah hari itu, hari di mana kita menatap penuh cinta, lalu ku peluk kau lebih mesra di bawah persaksian senja kita”.

Matanya terbuka dan mengetik sebuah sajak; jika senja pergi, kau tidak akan pergi dari mata serta hatiku kekasih. Kau bersemaya selamanya di dalam cerita rindu ini.

Perempuan itu masih menikmati senja yang hampir sirnah. Di ujung jembatan yang memberi angin sejuk, sesejuk hatinya yang girang, dan ombak yang memberi Suara merdu hingga menyempuranakan rasa saat itu. Tiba-tiba ponsel hp-nya berbunyi. Dengan rasa penasaran ia membuka untuk mengetahui pesan itu. Terlihat pesan dari kekasihnya yang sedikit merayu

 

Perempuan terbaik

Kau adalah cahaya. Kau hadir dengan sejuta harapan, memberiku cahaya. Meyakinkan aku di setiap sujudmu. Kau adalah sosok malaikat nyata yang hadir menerangi hidupku di kala aku sedang di landa kegelapan. Kau adalah fajar yang selalu setia hadir untuk menerangi duniaku dengan kenangan indah. Pun Kau hadir mewarnai kegelapan rindu menjadi terang bernyawa.

Terimakasi perempuan sederhanaku.


Senyumnya pecah begitu aduhai. Serasa tubuhnya di peluk erat oleh kekasihnya yang jauh. Hatinya teramat subur dengan cinta, bagaikan tanah yang di tumbuhi bunga-bunga indah.

Semesta memang menyediakan keadaan mesra untuk di nikmati dengan senja dan bayangmu. Sederhana itu mengenangmu walau jarak terlihat egois.

"Saya mencintaimu kekasih." Ujarnya dalam hati

Gelap mulai hadir, dia melangkah mundur dan berbalik arah, meninggalkan sisa-sisa rindu di tempat itu, lalu dengan nahasnya dia katakan bahwa, tuhan tidak pernah salah menciptakan kau untuk menjadi kekasihku.

Lalu dia benar-benar menghilang dari tempat itu.

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler